Gubernur Maluku: Warga Butuh Rasa Aman, Bukan Simbol Politik

09/05/2025
Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa saat melakukan komunikasi dengan tokoh adat dan masyarakat atas persoalan antara Negeri Tial dan Negeri Tulehu. Foto : Ian/Titastory.id

titastory, Ambon – Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa menanggapi maraknya konflik sosial di sejumlah wilayah di Maluku dalam beberapa hari terakhir. Ia menegaskan bahwa masyarakat membutuhkan kehadiran nyata dari pemerintah untuk menjamin rasa aman, bukan sekadar kehadiran simbolik.

“Kehadiran kami bukan untuk tampil seremonial, tapi membicarakan hal-hal penting bersama tokoh adat, agama, pemuda, dan perempuan agar konflik diselesaikan secara damai,” kata Lewerissa dalam siaran pers Diskominfo Maluku yang diterima titastory, Kamis, (8/5/2025).

Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa, saat mengikuti Talkshow dengan tema: mengatasi akar konflik pertikaian di Maluku dengan semangat hidup orang basudara, di kantor TVRI Stasiun Maluku, pada Rabu (7/5/2025). Foto: Tangkapan layar video @YouTube_MalukuProvTV.

Ia menyebut penyebaran informasi yang tidak tervalidasi di media sosial turut memicu konflik horizontal. Lewerissa mengatakan sebagian besar masyarakat masih rentan terhadap hoaks, karena kurangnya literasi digital.

“Informasi yang belum tentu akurat dan valid banyak dikonsumsi publik. Kami akan memperkuat peran Diskominfo dan Tim Siber untuk menyaring konten provokatif agar tidak tersebar di ruang publik,” ujarnya.

Lewerissa juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Menurut dia, literasi digital yang rendah bisa memperburuk situasi keamanan di daerah.

Lebih lanjut, Gubernur menyatakan konflik sosial yang terus terjadi akan menghambat potensi ekonomi daerah, termasuk sektor pariwisata. Ia menyebut Maluku memiliki kekayaan alam darat dan laut yang luar biasa, namun tidak akan menarik wisatawan jika kondisi keamanan tidak stabil.

“Tidak ada gunanya kita punya potensi wisata kalau situasinya tidak aman. Wisatawan tidak akan datang, investor juga tidak tertarik,” ujarnya.

Ilustrasi: Akibat bentrok, jalan lintas Seram-Maluku Tengah diblokir warga. Foto: Sofyan Hayapayo/Titastory.id

Menurut politisi Partai Gerindra ini, stabilitas keamanan menjadi prasyarat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja. Ia juga mengingatkan masyarakat soal pentingnya menjaga ketertiban sipil demi masa depan pembangunan Maluku.

“Pada masa Orde Baru, dikenal trilogi pembangunan: stabilitas keamanan, pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan. Kalau stabilitas tidak ada, dua lainnya tidak mungkin tercapai,” kata Lewerissa.

Menjelang peringatan Hari Pattimura ke-208, Lewerissa mengajak seluruh masyarakat Maluku untuk tidak mudah terprovokasi dan menjaga semangat persaudaraan.

“Kita semua orang basudara. Jangan mudah diadu domba. Konflik hanya membawa penderitaan. Mari kita rawat perdamaian dan bangun Maluku yang lebih baik,” tuturnya.

error: Content is protected !!