Beras Langka di Kobisonta, Petani: Semua Diserap Bulog, Tapi Belum Disalurkan

20/06/2025
Gudang Beras Kompleks pergudangan Bulog Kobi di Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah.Foto : Sahdan/titastory

titastory, Seram Utara – Warga di Desa Kobisonta, Kecamatan Seram Utara Timur Seti, Kabupaten Maluku Tengah, tengah menghadapi kelangkaan beras dalam beberapa pekan terakhir. Padahal, wilayah ini dikenal sebagai salah satu lumbung padi di Pulau Seram.

Ibu Nia (30), warga setempat, mengaku kesulitan mendapatkan beras di kios-kios yang biasanya menjadi sumber utama kebutuhan pokok warga. “Saya sudah keliling cari beras, biasanya cap anggur selalu ada di kios, tapi sudah dua minggu ini kosong semua,” keluhnya, Kamis, 20 Juni 2025.

Kelangkaan ini terjadi meski para petani baru saja menyelesaikan masa panen. Menurut Sugiono, petani asal Desa Waiasih, kondisi ini terjadi karena seluruh beras hasil panen diserap oleh Perum Bulog dan ditampung di Gudang Bulog Kobi. Namun hingga kini, penyaluran kembali ke masyarakat belum dilakukan.

Salah satu Petani di Wilayah Kobisonta Kabupaten Maluku Tengah, yang sedang mengeringkan padi dari hasil panennya. Foto : Shadan/titastory

“Semua beras kami sudah masuk ke Bulog, tapi belum ada penyaluran kembali. Ini yang membuat beras hilang di pasaran,” ujar Sugiono yang mengaku telah menyetor sekitar 50 ton beras dari penggilingan miliknya ke Bulog.

Hal serupa disampaikan Samuri, petani asal Desa Samal. Ia menyebut kelangkaan beras kali ini merupakan yang paling parah. “Dulu tidak pernah sampai begini. Karena semuanya disalurkan ke Bulog, lalu tidak segera dikembalikan ke pasar,” jelasnya.

Menurut Samuri, ia juga telah menyalurkan sekitar 60 ton beras hasil penggilingan dari petani setempat ke Gudang Bulog Kobi.

Kepala Gudang Bulog Kobi, Akbar Rafsanjani Laisuow, membenarkan bahwa penyaluran beras ke masyarakat memang belum dibuka. Alasannya, pihaknya masih menunggu izin dari kantor pusat. “Untuk penjualan beras umum belum bisa, karena masih tunggu perintah pusat. Yang kami salurkan baru bantuan pangan (Banpang),” kata Akbar saat dikonfirmasi.

Ia menyebut, total beras lokal yang diserap dari petani Seram Utara Kobi dan Seti mencapai 314 ton. Seluruhnya akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di Kabupaten Maluku Tengah dan beberapa daerah lainnya di Maluku.

Kondisi ini menimbulkan keresahan di kalangan petani dan warga karena stok beras di pasaran kosong, sementara beras hasil panen tersimpan di gudang tanpa kepastian waktu distribusi. Warga mendesak pemerintah dan Bulog segera membuka keran penyaluran agar harga dan ketersediaan beras kembali stabil.

Penulis: Sahdan Fabanyo
error: Content is protected !!