Bawa Bendera GAM, RMS, dan OPM, Diaspora Aceh Gelar Aksi Damai di Depan Menara Eiffel: Tolak Penambahan Pasukan Militer

03/06/2025
Sekelompok diaspora Aceh yang tergabung dalam Aceh–Sumatra Kultur (ASK), ASNLF, dan jaringan warga Aceh di Eropa menggelar aksi damai di depan Menara Eiffel, Paris, Prancis, pada Minggu siang, 1 Juni 2025. Sumber: media Aceh Gananews

titastory.id, Paris – Sekelompok diaspora Aceh yang tergabung dalam Aceh–Sumatra Kultur (ASK), ASNLF, dan jaringan warga Aceh di Eropa menggelar aksi damai di depan Menara Eiffel, Paris, Prancis, pada Minggu siang, 1 Juni 2025. Aksi berlangsung pukul 12.30 hingga 13.30 waktu setempat di tengah suhu panas mencapai 29 derajat Celsius.

Massa aksi datang dari berbagai negara, dengan rombongan utama berasal dari Denmark. Mereka menempuh perjalanan darat selama 13 jam sebelum tiba di Paris sehari sebelumnya. Dalam aksi tersebut, peserta membawa spanduk, selebaran, dan bendera simbol perjuangan damai seperti Bulan Bintang (GAM), Bintang Kejora (Papua), dan Benang Raja (Maluku).

Aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap rencana pemerintah Indonesia menambah empat batalion militer baru di Aceh. Para demonstran menilai kebijakan tersebut bertentangan dengan semangat perdamaian yang tertuang dalam perjanjian Helsinki 2005.

“Penambahan militer hanya akan membuka kembali luka lama rakyat Aceh. Kami tidak ingin generasi muda Aceh hancur seperti masa Darurat Militer dan DOM dulu,” kata Lukman Taher, eks kombatan yang kini aktif di ranah diplomasi diaspora, dikutip dari media online Aceh Gananews.

Sekelompok diaspora Aceh yang tergabung dalam Aceh–Sumatra Kultur (ASK), ASNLF, dan jaringan warga Aceh di Eropa menggelar aksi damai di depan Menara Eiffel, Paris, Prancis, pada Minggu siang, 1 Juni 2025. Sumber: media Aceh Gananews

Menurut Lukman, pendekatan militer hanya akan memunculkan kembali trauma masa lalu, terutama bagi anak-anak dan remaja Aceh yang pernah hidup dalam bayang-bayang kekerasan bersenjata. Ia meminta pemerintah lebih mengedepankan pendekatan pembangunan sosial dan kesejahteraan daripada penguatan militeristik.

“Yang dibutuhkan Aceh adalah pendidikan, lapangan kerja, dan keadilan, bukan senjata dan barak militer,” kata salah satu peserta aksi yang menolak disebutkan namanya.

Selain berorasi, para demonstran juga membagikan selebaran dalam bahasa Prancis dan Inggris kepada wisatawan internasional di sekitar lokasi. Mereka menekankan bahwa aksi ini murni didorong oleh keprihatinan terhadap masa depan Aceh, bukan sebagai upaya makar atau separatisme bersenjata.

Aksi damai tersebut menarik perhatian turis asing yang tengah berkunjung ke Menara Eiffel. Beberapa dari mereka terlihat mendokumentasikan aksi dan bertanya langsung kepada peserta mengenai latar belakang demonstrasi.

Mereka menuntut agar pemerintah Indonesia lebih transparan dalam mengambil kebijakan strategis terkait Aceh, serta melibatkan masyarakat sipil dalam proses pengambilan keputusan, terutama yang berkaitan dengan keamanan dan pertahanan.

Rencananya, aksi serupa akan digelar di beberapa kota besar Eropa lainnya dalam waktu dekat sebagai bentuk konsistensi diaspora Aceh menyuarakan perdamaian, keadilan, dan hak asasi manusia untuk tanah kelahirannya.

Sumber: media Aceh Gananews
error: Content is protected !!