TITASTORY.ID – Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital diadakan berkolaborasi serta menjadi bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-60 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unpatti Ambon bertajuk “Startup sebagai Solusi”, dilaksanakan di halaman FKIP, Senin,(16/8/2021).
Gerakan yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ini memang sudah diluncurkan sejak tahun 2016 lalu dan meliputi 17 kota pada tahun 2020. Adapun pada tahun 2021 ini meningkat menjadi 20 kota, termasuk Kota Ambon dan sekitarnya.
Gerakan yang bertujuan untuk mewujudkan potensi Indonesia menjadi The Digital Energy of Asia, dalam roadshow-nya kali ini tampil secara hybrid, karena memadukan antara offline dan online. Ratusan peserta ikut secara langsung di halaman FKIP Universitas Pattimura, sementara ratusan lainnya mengikuti lewat zoom meeting.
Roadshow sendiri adalah merupakan tahapan sebelum masuk ke fase Ignition, untuk kemudian nantinya Gerakan Nasional 1000 Startup Digital di Kota Ambon dan sekitarnya ini akan secara tahap masuk ke tahap Networking, Workshop, Hacksprint, Bootcamp, hingga fase incubation.
Pada tahapan akhir nanti, atau tahap inkubasi, hanya inovator-inovator muda dari kalangan Milenial Maluku yang benar-benar serius dalam melahirkan Startup Digital saja yang akan dipertahankan dan dilatih secara serius oleh mentor-mentor yang ekspert dan telah sukses membangun startup digital.
Hadir dalam kali ini, Wakil Gubernur Maluku Barnabas Nataniel Orno, Sonny Hendra Sudaryana Koordinator Startup Digital Kominfo RI, Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy, M.Pd Wakil Rektor Universitas Pattimura, Prof. Dr. Izaak H. Wenno, M.Pd Dekan FKIP Universitas Pattimura, Dr. Steven Melay, M.Si Ketua Panitia Dies Natalis FKIP, dan sejumlah akademisi dan mahasiswa.
Tampil sebagai narasumber adalah Reza Valdo Maspaitella, BA, MA Presdir/Founder PT. Valdo International dan M.Ikhsan Tualeka, SIP, M.I.K yang merupakan CEO/Founder IndoEast Network. Acara dimoderatori oleh Theophanny Rampisela, S.Psi., M.Ed, Sekretaris Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Pattimura secara langsung di halaman FKIP kampus orang basudara tersebut.
Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno yang hadir membuka kegiatan, dalam sambutannya menyampaikan selamat atas Dies Natalis ke 60 FKIP Universitas Pattimura dan mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid atau memadukan antara daring dan during tersebut. Menurutnya, semua ini tentu adalah bagian dari upaya kita bersama dalam memajukan daerah ini.
Menurut Orno, situasi saat ini memang tidak mudah, tapi harus kita jalani. “Justru tantangan yang ada dapat memacu hadirnya berbagai inovasi baru, terutama yang diinisiasi oleh anak-anak muda, seiring berkembangnya teknologi informasi melalui berbagai produk maupun layanan startup”, urai Wagub.
Ditambahkannya berbagai inovasi yang ada, telah turut berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai masalah, serta tantangan yang dihadapi oleh masyarakat, terutama di saat pandemi yang belum bisa diprediksi kapan akan berakhir.
“Sehingga Pemerintah Provinsi Maluku berkepentingan mengajak seluruh Milenial terutama mahasiswa Universitas Pattimura untuk terjun dan terlibat aktif berinovasi, antara lain dengan membangun startup digital. Apalagi kondisi ini didukung adanya peningkatan adaptasi penggunaan teknologi oleh masyarakat secara luas, termasuk kita yang ada di Maluku”, ungkap Orno.
Mantan Bupati Kabupaten Maluku Barat Daya itu juga menyelipkan kritik dan masukan kepada pemerintah pusat agar juga memperhatikan sarana dan infrastruktur telekomunikasi. “Memang sementara ini ada banyak tower Telkom yang dibangun, tapi semua itu bisa tak ada artinya kalau tak didukung aliran listrik yang memadai”, saran Orno.
Sebelumnya Prof. Dr. Izaak H. Wenno, M.Pd Dekan FKIP Universitas Pattimura dalam sambutannya juga menyambut baik pelaksanaan Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital bersamaan dengan Dies Natalis fakultas yang dipimpinnya itu.
“Kami tentu berharap kegiatan semacam ini dapat mendorong para mahasiswa untuk mulai mengambil pilihan menjadi bagian dari solusi, dengan turut membangun startup digital. Kemajuan teknologi, terutama digital harus bisa dimanfaatkan oleh kalangan Milenial termasuk mahasiswa di Universitas Pattimura”, ujar Izaak.
Adapun Sonny Hendra Sudaryana dari Kominfo mengatakan, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital ini, diharapkan dapat menjadi wadah bagi pengembangan ekosistem startup digital, sehingga adaptasi teknologi di masyarakat dapat terus meningkat.
“Kominfo berharap, kedepan nanti, inovasi teknologi yang hadir bersamaan dengan munculnya startup digital, akan menjadi salah satu kunci terwujudnya kemandirian ekonomi bagi masyarakat, termasuk di Maluku, terutama di Kota Ambon dan sekitarnya”, jelas Sonny.
Sementara Reza Valdo Maspaitella, BA, MA, sebagai pemateri pertama menekankan agar inovasi teknolog yang saat ini telah maju pesat dapat dimanfaatkan secara luas oleh anak-anak muda, karena ada peluang untuk menjadi entrepreneur tanpa perlu modal yang besar.
“Inovasi berbasis teknologi digital akan dapat dapat membantu terdorongnya kemandirian ekonomi lokal. Sehingga ada banyak potensi daerah yang bisa dikelola, dan yang lebih penting lagi adalah anak-anak muda di Maluku, bisa lebih kompetitif”, kata Reza.
Reza juga mengingatkan agar anak-anak muda Maluku tidak pantang menyerah. Ada banyak startup digital yang gagal karena tidak mampu memprediksi pasar dengan baik. “Jadi kalau misalnya ada yang gagal, teruslah mencoba, dan belajar dari kegagalan yang ada”, ujar pria yang juga adalah Raja Negeri Rutong di Kota Ambon itu.
Sedangkan Ikhsan Tualeka yang juga adalah Regional Officer Gerakan 1000 Startup Digital seperti biasa terus berupaya meyakinkan dan mendorong para peserta yang ada di lokasi kegiatan maupun yang ikut secara online untuk melihat startup digital sebagai peluang yang harus dimaksimalkan.
“Saat ini telah terjadi perubahan mendasar pada pola komunikasi, interaksi juga transaksi. Realitas ini disebut sebagai disruptif, karena secara fundamental mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru”, jelas Ikhsan.
Kondisi ini menurutnya, mengharuskan generasi muda untuk adaptif. Jika tidak, sebagai Negara dengan populasi terbanyak ke-4 di dunia, dan separuh lebih populasi ASEAN adalah orang Indonesia, justru akan menjadi pasar dari kreativitas dan inovasi yang dilakukan anak-anak muda dari Negara lain.
“Apalagi kita juga dihadapkan pada kenyataan besarnya potensi daerah yang belum terkelola dengan optimal, sehingga kekayaan alam kerap hanya menjadi slogan atau pajangan, namun tak kunjung menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakatnya”, ungkapnya.
Lebih lanjut menurut Ikhsan, melihat realitas yang ada, belum lagi soal bonus demografi yang kalau tidak diantisipasi dapat menyebabkan terjadinya ledakan pengangguran. Serta Pandemi Covid-19 yang belum diprediksi kapan berakhir, adalah tantangan yang memerlukan hadirnya generasi muda dengan berbagai inovasi dan kreativitas.
Semua ini adalah tantangan tersendiri, yang memerlukan keterampilan, inovasi dan kreativitas. Anak muda harus mampu melihat dan memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan. “Anak-anak muda Maluku harus mau terus meningkatkan kapasitas diri, bangun mentalitas entrepreneurship, temukan ide gagasan, perluas networking dan tentunya segera mulai startup digital-nya”, ajak Ikhsan. (TS-01)
Discussion about this post