titastory, Seram Bagian Timur – Kericuhan pecah di Desa Aroa Kataloka, Kecamatan Pulau Gorom, Kabupaten Seram Bagian Timur, pada Kamis malam (12/6), menyusul kontroversi pergantian kepala desa. Dalam peristiwa ini warga nyaris warga nyaris baku hantam menggunakan senjata tajam.
Kapolsek Pulau Gorom, Ipda Jufri Jaena, membenarkan insiden yang melibatkan ancaman senjata tajam itu. “Benar kejadiannya kemarin, warga mengamuk dengan senjata tajam dan mengancam warga lain,” ujarnya kepada titastory.id. Polisi segera melerai kekerasan yang hampir memakan korban, dan memisahkan kedua kubu.
Sebanyak sepuluh warga telah dipanggil oleh raja setempat, Enver Abdulah Watimena, untuk menjalani pembinaan. Jufri juga menyebut telah menerima aduan resmi serta mengirim surat panggilan ke desa Aroa untuk menindaklanjuti kejadian ini.
Selain di Aroa, penolakan juga di lakukan oleh warga negeri administrasi Kelibingan, mereka menuliskan Spanduk penolakan terhadap Karateker kepala desa yang baru Suhuwati Rumodar, yang beberapa waktu lalu di SK-kan oleh Bupati Fachri Husni Alkatiri.
Menurut tokoh adat Ayub Rumbbaru, cara pengangkatan yang diambil Bupati Fachri Husni Alkatiri dianggap melanggar nilai-nilai adat dan memperkeruh konflik sosial.
Rumbbaru menyampaikan bahwa kebijakan bupati telah memicu konflik di sejumlah desa, termasuk Aroa, Kelibingan, Lapang Tanah Baru, Desa Bula, dan Hote.
“Bupati ini, melakukan pergantian hanya mengekuti kemauan tim sukses tanpa memperhatikan adat dan konflik sosial yang terjadi” unjur ayub rumbaru,” tegasnya.
Desa terancam kehilangan dana desa
Protes dan penolakan massal terhadap kepala desa baru juga berpotensi menghentikan pencairan dana desa. Hingga tengah tidak ada proses pencairan dana desa di 198 desa di Seram Bagian Timur, sementara batas akhir pencairan dijadwalkan pada 16 Juni. Jika tidak segera dicairkan, dana tersebut terancam hangus.
Untuk diketahui desa Aroa Kataloka merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pulau Gorom, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku.
