titastory, Kepulauan Aru – Aru yang kerap menjadi episentrum perikanan laut Arafura, laut Aru, dan laut Timor—menyumbang besar bagi perekonomian Maluku. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku, potensi hasil tangkapan Aru mencapai 516.800 ton per tahun, atau sekitar 30 % dari total potensi nasional 1,99 juta ton. Nilai ekspor perikanan Maluku semester I 2024 menembus Rp 400 miliar, dominan dari udang vaname, tuna, dan kepiting bakau. Ironisnya, meski kaya produk laut, dana bagi hasil daerah masih minim, dan tak memadai untuk mengentaskan tantangan lokal.
Fakta inilah yang mencuat dalam kehidupan perdesaan, di mana layanan publik seperti pendidikan masih jauh dari ideal. Salah satu contohnya terlihat di Desa Laininir, Kecamatan Aru Selatan. Warga secara swadaya mendirikan sekolah darurat sebagai ruang belajar siswa, karena ruang kelas yang ada tidak mampu menampung jumlah murid yang terus bertambah.

Warga yang di dalamnya adalah orang tua murid para siswa ini dengan antusias membangun sekolah, meski hanya berdinding pelepah sagu (gaba-gaba), beratap daun rumbia serta beralas tanah. Mereka dengan semangat gotong royong membangun bangunan sekolah sederhana ini. Bagi mereka, hal ini telah dinantikan sejak lama, namun baru terealisasi.
“Kebutuhan ruang belajar meningkat, maka kami satu suara membangun sekolah darurat untuk mendukung pendidikan anak-anak tahun ini, kata Ketua BPD Laininir, Herman Kubela.” Ia melanjutkan, sejak lama masyarakat bermimpi memiliki SD di desa demi kesetaraan akses pendidikan.

Orang tua murid, Sius Kubela, menambahkan harapan besarnya agar sekolah sederhana ini bisa diperhatikan oleh Pemerintah, agar lebih layak bagi para pelajar.
“Pemerintah daerah telah meresmikan sekolah ini, memberi harapan besar—semoga segera berdiri sekolah layak bagi anak-anak kami.”
Ia juga memaparkan, saat ini 11 siswa dibina oleh tiga guru senior di bangunan sementara tersebut.
Sementara itu, guru mengingat, anak-anak perlu lebih dari bangunan—mereka butuh guru, buku, dan sarana memadai agar tantangan riil berupa infrastruktur hingga akses kesehatan dan pendidikan terpenuhi.

