• Tentang Kami
  • Dewan Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
Rabu, Agustus 10, 2022
NEWSLETTER
TitaStory
-18 °c
No Result
View All Result
  • HOME
  • HENA MALUKU
    • NUSA INA
    • BUPOLO
    • NUSA HUAPONO
    • NUHU EVAV
    • ARAFURA
    • DUAN LOLAT
    • BUMI KALWEDO
    • NAIRA
  • TITA MALUKU
    • HAM
    • KRIMINAL
    • SEJARAH
    • SENI & BUDAYA
    • SUMBER DAYA ALAM
    • PENDIDIKAN DAN KESEHATAN
    • SPORTS
    • POLITIK
    • HUKUM
    • MEDIA SOSIAL
    • OPINI
    • PENELITIAN
    • WISATA
  • PASIFIK & INTERNATIONAL
    • MELANESIA
    • INDONESIA
    • UN
    • HOLLAND
    • PAPUA
    • FLOBAMORA
  • INDEPT & INVESTIGASI
  • FOTO
  • VIDEO
  • HOME
  • HENA MALUKU
    • NUSA INA
    • BUPOLO
    • NUSA HUAPONO
    • NUHU EVAV
    • ARAFURA
    • DUAN LOLAT
    • BUMI KALWEDO
    • NAIRA
  • TITA MALUKU
    • HAM
    • KRIMINAL
    • SEJARAH
    • SENI & BUDAYA
    • SUMBER DAYA ALAM
    • PENDIDIKAN DAN KESEHATAN
    • SPORTS
    • POLITIK
    • HUKUM
    • MEDIA SOSIAL
    • OPINI
    • PENELITIAN
    • WISATA
  • PASIFIK & INTERNATIONAL
    • MELANESIA
    • INDONESIA
    • UN
    • HOLLAND
    • PAPUA
    • FLOBAMORA
  • INDEPT & INVESTIGASI
  • FOTO
  • VIDEO
No Result
View All Result
TitaStory
No Result
View All Result
Home MELANESIA

Kesejahteraan Dalam Penjajahan? Omong Kosong!

Oleh : Victor Yeimo

admin by admin
26/01/2020
in MELANESIA, PAPUA
0
Kesejahteraan Dalam Penjajahan? Omong Kosong!

Ilustrasi Unjuk Rasa Mahasiswa Papua

Share on FacebookShare on Twitter

TitaStory, Papua- Syarat Papua sejahtera adalah kemerdekaan dari penjajahan. Lepas dari kendali system kolonialisme Indonesia. Selama bangsa Papua masih terkungkung di bawah kolonialisme Indonesia, tidak akan ada kemandirian ekonomi, pendidikan yang membebaskan, jaminan kesehatan, dan kedamaian/kebahagiaan yang hakiki.

Kolonialisme, dalam sejarah dimana pun, selalu memiliki misi menduduki, menguasai, dan menindas bangsa terjajah (koloni). Karenanya, bangsa yang terjajah secara fisik dan psikis tidak akan pernah mencapai kesejahteraan yang setara dengan bangsa penjajah.

BACAJUGA

Tinggal Sehari UU DOB Papua Sah, PRP Sekber Maluku Gelar Aksi Demo Penolakan

Miliki Hubungan Pela, Jemaat GPM Lateri Serahkan Hewan Kurban Untuk Warga Mamala

Secara fisik, bangsa terjajah dibuat terasing diatas negerinya, dan secara psikis tertekan dalam dominasi kekuasaa penjajah, lalu menggantungkan hidup pada penguasa kolonial yang superior sehingga melahirkan rasa tidak percaya diri karena hidup dalam bayang-bayang bangsa lain, dan kehilangan identitas.

Teori kesejahteraan menyatakan bahwa tingkat kesejahteraan seseorang dinilai dari tingkat kepuasan (utility) dan kesenangan (pleasure) sesuai sumberdaya yang tersedia. Lalu pilar-pilar utama untuk mencapai kesejahteraan adalah demokrasi, penegakan hukum, perlindungan HAM, keadilan sosial, anti diskriminasi.

Di West Papua, demokrasi tersumbat, yang terbuka hanya demokrasi prosedural (Pilgub, Pilpres, Pileg dan Pilbup). Hukum hanya berlaku untuk menindak rakyat Papua. Jadi TNI/Polri hanya bisa menggrebek orang Papua penjual Saguer/Bobo dan menangkap, memukul dan membunuh orang Papua yang mabuk, tetapi membiarkan dan melindungi penjual Miras di ruko-ruko yang menjamur di seluruh Papua, sekalipun Perda larangan Miras ada.

HAM Papua sangat terancam, hanya mampu melindungi kaum penjajah (pendatang) dan perusahaan. Pendidikan hegemonik, mendidik dan mempersiapkan SDM (dengan kesadaran palsu) tunduk kerja dalam system kolonial. Rumah-rumah sakit yang menjadi “halte” menuju kematian. Lalu menciptakan ketergantungan ekonomi pada semua produk milik kaum penjajah. Lalu diskriminasi rasial dalam segala bidang yang didominasi kaum penjajah.

Jadi apakah orang Papua merasa puas dan senang akan semua itu? Justru Indonesia merasa puas dan senang (bahagia) kalau orang Papua kobarkan jargon-jargon NKRI harga mati, kibarkan merah putih, diam dan tunduk pada semua hukum kolonial. Dalam kondisi terpaksa, orang Papua dipaksa untuk mencari harga diri yang palsu dengan mengejar uang, kedudukan dan kemewahan dalam kolonialisme.

Kalau orang Papua puas dan senang makan nasi dan mie di kampung-kampung, putar kopi kapal api, terima dana desa, itu bukanlah ukuran kesejahteraan. Itu pembunuhan masa depan bangsa, membunuh ekonomi lokal. Itu Politik nasionalisasi pangan, agar bangsa terjajah tetap tergantung pada produk pangan kolonial. Sama dengan Indonesia akan terus tergantung dari bantuan Utang luar negeri.

Kalau Indonesia sungguh-sungguh punya niat sejahterakan Papua, mungkin saat ini sudah banyak orang Papua punya produksi (industry). Mungkin saat ini orang Papua mendominasi Pasar, tokoh, kios, tempat distribusi produk lokal, membuat rakyat mandiri dan berdaulat pada sumber dayanya.

Setelah menciptakan rantai ketergantungan, dan membuat rakyat terjajah secara fisik dan psikis, penjajah berlindung dan menyalakan bangsa terjajah dengan cap pemalas, pengemis, bodok, pemabuk, tidak beradab, primitive, kuno, terbelakang, termiskin, dll. Lalu kepada warga kolonial (non-Papua) diberi cap positif sebagai pendongkrak ekonomi Papua, stimulator (pembangkit) ekonomi orang Papua, dsb.

Kondisi sejahtera (well-being) yang dibayangkan kolonial adalah terpenuhinya kebutuhan material dan non-material milik penguasa dan pengusaha penjajah. Sehingga segala sumber ekonomi tanah air West Papua seutuhnya dimiliki penguasa dan pengusaha penjajah. Orang Papua disedot untuk kerja di instansi pemerintahan yang dimekar banyak-banyak. Dan “pengusaha” asli Papua hanya sibuk mengemis proyek-proyek pembangunan milik kolonial, sementara sektor-sektor produktif dikuasai penguasa dan pengusaha penjajah.

Penjajahan yang struktural dan sistematis yang demikian tidak akan pernah menjamin kesejahteraan bangsa Papua. Bila sebagian orang Papua masih yakin kesejahteraan akan datang dari Negara penjajah, maka sesungguhnya mereka bukan saja gagal paham, atau korban propaganda kolonial, tetapi juga pelarian terpaksa dari kondisi kemiskinan struktural yang diciptakan penguasa kolonial.

Jadi, kebenaran Papua akan Sejahtera Tanpa Indonesia, bukan saja karena nubuat I.S. Kejne bahwa “…bangsa ini akan memimpin dirinya sendiri”, tetapi secara teori (indikator kesejahteraan) membuktikan kolonialisme Indonesia sedang membunuh harapan kemandirian ekonomi politik bangsa Papua. Sebab kesejahteraan tidak dapat dicapai dalam situasi konflik politik antar penjajah versus terjajah.

Selama konflik politik masih belum dapat diselesaikan dengan solusi politik, bangsa penjajah akan menyebar “virus kesejahteraan” untuk melumpuhkan kesadaran bangsa terjajah. Dan bangsa terjajah akan berharap dalam ketidakpastikan hingga lambat laun habis punah dari negerinya. Indonesia tahu 350 tahun dijajah Belanda dengan politik etis, tapi juga dengan propaganda kesejahteraan, namun menyadari solusi kemerdekaan. Begitu pula Papua kini, Papua Akan Sejahtera Tanpa Indonesia (PASTI).

PASTI adalah keyakinan. PASTI adalah cita-cita. PASTI adala giroh perjuangan
Kemerdekaan. Papua Akan Sejahtera Tanpa Indonesia. Itu PASTI!

 

Penulis adalah Aktivis Orang Asli Papua

Post Views: 588
Tags: #Indonesia#Melanesia#Orang Asli Papua#Papua#Penjajahan#West Papua
ShareTweetShareShareSend
admin

admin

Related Posts

Tinggal Sehari UU DOB Papua Sah, PRP Sekber Maluku Gelar Aksi Demo Penolakan

Tinggal Sehari UU DOB Papua Sah, PRP Sekber Maluku Gelar Aksi Demo Penolakan

by admin
29/07/2022
0

Belasan mahasiswa Papua yang sedang menimba ilmu di Ambon, Maluku,  menggelar aksi demo...

Miliki Hubungan Pela, Jemaat GPM Lateri Serahkan Hewan Kurban Untuk Warga Mamala

Miliki Hubungan Pela, Jemaat GPM Lateri Serahkan Hewan Kurban Untuk Warga Mamala

by admin
06/07/2022
0

TITASTORY.ID, - Menjelang hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah, Jemaat Gereja Protestan Maluku...

Sidang Tipikor Walikota Kupang Cup 2017 Terus Bergulir

Sidang Tipikor Walikota Kupang Cup 2017 Terus Bergulir

by admin
18/03/2022
0

TITASTORY.ID,- Sidang kasus korupsi Walikota Kupang Cup tahun 2017 yang dilangsungkan, kamis (10/03/20220)...

Peringati Deklarasi Kemerdekaan West Papua ke-60, Demo Mahasiswa Papua di Ambon Dibubarkan Aparat

Peringati Deklarasi Kemerdekaan West Papua ke-60, Demo Mahasiswa Papua di Ambon Dibubarkan Aparat

by admin
01/12/2021
0

TITASTORY.ID – Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Asosiasi Mahasiswa...

Komut PT Pertamina (Persero) Tinjau Aktivitas Hilir Migas di Papua Barat

Komut PT Pertamina (Persero) Tinjau Aktivitas Hilir Migas di Papua Barat

by admin
29/10/2021
0

TABAOS.ID , - Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama (BTP)...

Mayjen TNI Jeffry Rahawarin Resmi Jabat Pangkogabwilhan III

Mayjen TNI Jeffry Rahawarin Resmi Jabat Pangkogabwilhan III

by admin
10/08/2021
0

TITASTORY.ID - Panglima Kodam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Jeffry Apoly Rahawarin, resmi menjabat sebagai...

Next Post
Baku Tembak di Sugapa, Intan Jaya Papua

Baku Tembak di Sugapa, Intan Jaya Papua

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Kota Masohi Terendam Banjir

Kota Masohi Terendam Banjir

3 minggu ago
Pemuda SBT Pertanyakan Kepedulian PT Citic dan PT Karlez Ditengah Pandemi Covid-19

Pemuda SBT Pertanyakan Kepedulian PT Citic dan PT Karlez Ditengah Pandemi Covid-19

2 tahun ago

Popular News

  • Aktivis dan Masyarakat di Bula Galang Dukungan Dalam Gerakan Selamatkan Bati

    Aktivis dan Masyarakat di Bula Galang Dukungan Dalam Gerakan Selamatkan Bati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elpaputih Gunung, Wajah Pembangunan Yang Meresahkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wacana Pergeseran Jabatan Eselon 2 Pemkot Ambon “Menguat”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kejahatan Korporasi dalam Perspektif Keadilan Bermartabat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menunggu Dalam Ketidakpastian, Kuasa Hukum Ludya Papilaya Surati Kapolda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
TitaStory

Copyright © 2019 TITASTORY.COM Network

Copyright © 2019 TITASTORY.COM Network

  • Tentang Kami
  • Dewan Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • HENA MALUKU
    • NUSA INA
    • BUPOLO
    • NUSA HUAPONO
    • NUHU EVAV
    • ARAFURA
    • DUAN LOLAT
    • BUMI KALWEDO
    • NAIRA
  • TITA MALUKU
    • HAM
    • KRIMINAL
    • SEJARAH
    • SENI & BUDAYA
    • SUMBER DAYA ALAM
    • PENDIDIKAN DAN KESEHATAN
    • SPORTS
    • POLITIK
    • HUKUM
    • MEDIA SOSIAL
    • OPINI
    • PENELITIAN
    • WISATA
  • PASIFIK & INTERNATIONAL
    • MELANESIA
    • INDONESIA
    • UN
    • HOLLAND
    • PAPUA
    • FLOBAMORA
  • INDEPT & INVESTIGASI
  • FOTO
  • VIDEO

Copyright © 2019 TITASTORY.COM Network

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!