Isak Tangis Iringi Pemulangan Dua Mahasiswa UGM Korban Kecelakaan Laut di Maluku Tenggara

03/07/2025
Jenazah dua mahasiswa UGM yang akan diberangkatkan dari Bandar Udara Bandar Udara Karel Sadsuitubun, Langgur. Foto : Ist

titastory, Langgur – Suasana haru menyelimuti Bandara Karel Sadsuitubun, Langgur, Rabu (2/7/2025), ketika dua peti jenazah mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dilepas oleh ratusan warga Maluku Tenggara. Mereka adalah Almarhum Bagus Adi Prayoga dan Almarhum Septian Eka Rahmadi, peserta Kuliah Kerja Nyata–Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) yang meninggal dalam insiden kecelakaan laut saat menjalankan tugas di Ohoi Debut, Kecamatan Manyeuw.

Tangis keluarga, rekan mahasiswa, dan warga mengiringi keberangkatan keduanya. Jenazah Bagus diterbangkan ke Bojonegoro, Jawa Timur, sementara Septian ke Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Sebelumnya, keduanya dishalatkan di Masjid Agung Raudah, Langgur.

Tenggelamnya Longboat di Pulau Wahir

Tragedi bermula pada Selasa, 1 Juli 2025, pukul 14.07 WIT. Sebuah longboat yang mengangkut 12 orang—termasuk peserta KKN—terbalik di perairan Pulau Wahir. Mereka tengah membawa belasan karung pasir untuk kegiatan pembangunan di lokasi KKN.

Laporan diterima oleh Pos SAR Tual dari warga bernama Fauziadiah. Tim SAR Gabungan bergerak cepat menuju lokasi kejadian, sekitar 22 mil laut dari Dermaga PSDKP Tual. Dalam peristiwa tersebut, 10 orang selamat, sementara dua lainnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Tim SAR Pos Tual saat melakukan pencarian  korban lakalaut di Perairan Kepulauan Kei dalam cuaca ekstrim. Foto : Ist

Pencarian korban dilakukan oleh tim SAR, warga setempat, dan berbagai unsur potensi SAR. Korban terakhir ditemukan pada malam hari dan segera dievakuasi ke Rumah Sakit Karel Sadsuitubun untuk penanganan lebih lanjut.

Operasi penyelamatan dilakukan cepat oleh Tim SAR gabungan yang diberangkatkan dari Dermaga PSDKP Tual menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB). Tim bergerak menuju lokasi kejadian yang berada di koordinat 5°44’31.45″S – 132°40’8.34″E, sekitar 22 mil laut ke arah barat daya.
Sore hingga malam hari, pencarian dilakukan dengan bantuan masyarakat. Pada pukul 23.00 WIT, satu korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Beberapa jam kemudian, korban terakhir ditemukan dan dievakuasi ke Rumah Sakit Karel Sadsuitubun.

Kepala Basarnas Ambon, Muhamad Arafah, menjelaskan bahwa upaya pencarian dilakukan dalam kondisi gelap dan ombak yang cukup tinggi. “Koordinasi dengan masyarakat setempat sangat membantu proses evakuasi. Kami sangat menghargai solidaritas yang ditunjukkan warga,” ujarnya.

Duka yang Menyatukan

Kehilangan ini tidak hanya menjadi duka bagi keluarga dan civitas akademika UGM, tetapi juga bagi masyarakat Maluku Tenggara. Banyak warga terlibat sejak proses pencarian hingga pengantaran jenazah ke bandara, sebagai wujud solidaritas dan penghormatan.

“Mereka datang ke sini bukan untuk bersenang-senang. Mereka datang untuk membantu. Kami merasa kehilangan,” ujar seorang warga Debut.

Peristiwa ini sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan transportasi laut, terutama di wilayah kepulauan. Lebih dari itu, pengabdian dua mahasiswa ini menjadi simbol semangat muda yang tak akan dilupakan.

Penulis: Cristian S
error: Content is protected !!