Banjir Rob Rendam Dobo, Solidaritas Mahasiswa Ajak Warga Tanam Mangrove

05/04/2025
Pemukiman warga di kawasan jalan Dok-Siwalima, Dobo yang terendam banjir Rob, Selasa (1/4). Foto: titastory/Johan.

titastory, Dobo – Banjir rob dengan ketinggian mencapai 50 sentimeter merendam ratusan rumah di Kelurahan Galay Dubu, Kecamatan Pulau-Pulau Aru, Kepulauan Aru, sejak Senin, 31 Maret 2025. Fenomena ini lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya.​

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Aru, Berthy Imuly, mengungkapkan bahwa fenomena ini berkaitan dengan peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai potensi banjir rob akibat fenomena bulan purnama pada 14 Maret 2025 dan Super New Moon pada 29 Maret 2025.

Sejumlah Pemukiman di Keluarahan Galay Dubu yang sudah hampir terendam banjir rob, Selasa (1/4). Foto: titastory/Johan.

Menanggapi kondisi tersebut, Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda Aru (SAPA) mengajak warga untuk mulai menanam mangrove sebagai upaya mitigasi dini. Koordinator Humas SAPA, David Faturey, menyatakan bahwa kondisi di Kelurahan Galay Dubu seharusnya menjadi peringatan serius dan bukan dianggap sebagai kejadian rutin tahunan.​

“Warga sudah harus berpikir untuk mencegah sejak dini. Menanam mangrove merupakan cara paling mudah yang bisa dilakukan,” kata David pada Jumat, 4 April 2025.​

David Faturey, ketika diwawancaria pada Jumat (4/4). Foto: titastory/Johan.

Ia menambahkan, dengan posisi Kepulauan Aru yang memiliki dataran sangat rendah, maksimal 200 meter di atas permukaan laut, seluruh wilayah berpotensi terendam. Oleh karena itu, inisiatif warga dalam menanam mangrove secara mandiri sangat penting.​

“Dengan kesadaran warga menanam mangrove sebanyak mungkin, dapat menekan kenaikan permukaan air. Akar mangrove memiliki kemampuan untuk meresap dan menekan naiknya air laut,” jelasnya.​

Warga masih menebang pohon mangrove yang digunakan sebagai kayu bakar. Foto: titastory/Johan.

David juga menghimbau agar warga mengurangi kebiasaan merusak ekosistem mangrove demi mencegah dampak lebih buruk di masa mendatang.​

Penulis: Johan Djamanmona
error: Content is protected !!