TITASTORY.ID – Suasana sedih bercampur haru saat melihat seorang ibu hamil terpaksa digotong oleh kerabat dan masyarakat menuju puskesmas kecamatan, yang berada pusat Kecamatan Elpaputih. Potret buram ini terjadi di pedalaman Pulau Seram, Provinsi Maluku. Tepatnya Negeri (Desa) Huku Kecil, Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat. Di pedalaam pulau seram ini,
Kondisi ini akibat tak ada fasilitas kesehatan di Negeri tersebut sehingga terpaska dibawa ke pusat kecamatan untuk mendapatkan pelayanan medis. Selai fasilitas kesehatan, faslitas jalan raya di desa mereka menuju kecamatan juga tidak ada.
Video serta foto-foto yang menggambarkan perjuangan masyarakat menggotong Yuli Litesera menuju puskemas seketika viral di media sosial. Warga di Kabupaten Seram Bagian Barat, ramai-ramai mengupload foto-foto tersebut di akun grup media sosial maupun akun pribadi masing-masing.
Perjuangan Yuli sendiri untuk mendapat pelayanan medis di ibukota kecamatan. Olehnya ibu hamil ini terpaksa digotong sejauh tiga puluh tujuh kilo meter. Kondisi ini telah terjadi puluhan tahun lamanya di desa-desa yang berada di pedalaman seram bagian barat.
Dari video amatir yang beredar beberapa kali ibu hamil ini terpaksa diistirahatkan oleh kerabatnya karena mengerang kesakitaan saat perjalanan. Video ini diabadikan oleh kerabat saat mengevakuasi yuli dari kampunngya negeri huku kecil.
Kepada media ini, Angki seorang kerabat Yuli mengatakan kondisi jalan yang tidak baik membuat Ibu hamil itu beberapa kali lemas.
Yuli dijelaskan Angki merupakan pasien hamil yang menunggu masa kelahiran. Ia terpaksa dievakuasi warga karena sejak beberapa hari terakhir terus mengerang kesakitan di rumahnya.
“Karena tak ada fasilitas dan tenaga medis di kampung kami selama puluhan tahun ini maka kami selaku keluarganya terpaksa menandu yuli untuk mendapatkan pelayanan medis di puskesmas elpaputih ibukota kecamatan,”cetusnya.
Yuli menurut Angki hanya bisa tertidur di dalam sarung kain yang tergantung diantara kayu yang membentang. Kayu tersebut digotong oleh beberapa warga secara bergantian.
Ironisnya jalan yang ditempuh sangat memprihatinkan karena belum ada pembangunan selama puluhan tahun.
“Demi untuk menyelamatkan ibu dan bayi tersebut, maka kami terpaksa menyusuri jalan rusak dan terjal maupun sungai. Total jauhnya ada tiga puluh tujuh kilometer,”ujarnya saat dihubungi melalui pesan wahatsapp, jumat (20/8/2021)malam.
Angki juga mengatakan beberapa kali mereka melewati sungai dengan air yang deras menggunakan alat penyeberangan rakit.
Yuli bersama kerabatnya menurut Angki baru bisa melewati jalan terjal setelah mendekati ruas jalan utama lintas pulau seram. Di sana ada sejumlah mobil yang menunggu diantaranya mobil ambulas dan mobil camat setempat.
“Setelah dekat jalan utama maka kami dijemput oleh sejumlah mobil ambulans milik puskesmas kecamatan untuk dibawa mendapatkan pelayanan medis,”lanjutnya.
Meski bersusah payah dan penuh perjuangan, Yuli akhirnya bisa mendapatkan pelayanan medis dari petugas medis di puskesmas setempat.
“Sudah melahirkan degan selamat dan ditangani oleh pihak medis kesehatan puskesmas Elpaputi,”katanya dalam pesan singkat.
Atas peristiwa tersebut, warga pedalaman pulau seram ini menyesalkan tidak adanya perhatian selama puluhan tahun dari pemerintah terhadap nasib warga di pelosok pegunungan seram barat.
“Kami ini terus terisolasi dari karena tidak adanya pembangunan,” sesal Angki.
Discussion about this post