Ricuh Penolakan Pejabat Negeri Danama, PJ Raja Raaf Rumfot Bantah Ada Pengusiran

10/11/2025
Keterangan gambar: foto bersama PJ Raja Danama, Raaf Rumfot dengan sejumlah toloh di Negeri Dana, Foto:Ist

Bula, Seram Bagian Timur — Polemik pengangkatan Penjabat (PJ) Raja Negeri Danama, Kecamatan Tutuk Tolu, Kabupaten Seram Bagian Timur, berujung ricuh beberapa waktu lalu. Namun, PJ Raja Danama yang baru dilantik, Raaf Rumfot, membantah adanya pengusiran terhadap dirinya sebagaimana disampaikan oleh sejumlah pihak yang mengatasnamakan masyarakat negeri setempat.

Dalam pernyataannya kepada wartawan di Bula, Sabtu (9/11/2025), Raaf Rumfot menegaskan bahwa aksi penolakan tersebut tidak mencerminkan sikap seluruh warga Danama, melainkan hanya dilakukan oleh “segelintir orang” yang disebutnya memiliki kepentingan politik dan hubungan dengan mantan pejabat sebelumnya.

“Yang bikin aksi itu hanya segelintir orang yang mengatasnamakan masyarakat Danama. Beta ini tidak mencalonkan diri, tapi ditunjuk karena memang beta bagian dari garis keturunan langsung Raja Danama,” ujar Raaf Rumfot di kediaman tokoh adat setempat.

Keterangan: Aksi penolakan oleh sekelompok warga Negeri Dama,Foto: Bang/titastory

Raaf menilai kekisruhan ini sengaja digiring opini publik oleh mantan pejabat negeri Danama, Jamil Rumfot, yang menurutnya mencoba mempertahankan pengaruh di pemerintahan negeri tersebut.

Lebih jauh, Raaf menjelaskan silsilah garis keturunannya yang bersumber langsung dari Raja pertama Danama, Gaulufak, hingga ke Raja Arsad Rumfot, yang merupakan pamannya. Ia menegaskan bahwa posisi dirinya sebagai PJ Raja memiliki dasar genealogis kuat dalam struktur mata rumah perintah negeri Danama.

“Raja pertama Gaulufak turun ke Raja Abdul Mutalib, lalu ke Raja Musa, Raja Muhammad Nur, hingga ke Raja Arsad Rumfot—paman saya. Jadi beta ini bagian dari garis lurus keturunan Raja Danama,” jelasnya.

Raaf juga membantah tudingan bahwa dirinya melarikan diri pasca-insiden kericuhan. Ia mengatakan, langkahnya meninggalkan wilayah Danama semata-mata demi menjaga stabilitas dan keamanan masyarakat.

Keterangan gambar: Aksi penolakan oleh warga Negeri terhadap Raja yang baru dilantik,Foto: Bang/titastory.id

“Beta bukan takut, tapi mau jaga keamanan. Danama itu keluarga semua. Beta ingin semua kembali tenang supaya pemerintahan bisa jalan baik,” kata Raaf.

Dukungan terhadap Raaf datang dari sejumlah tokoh adat dan mantan Raja Danama. Abdul Wahab Kelderak, mantan Raja Danama, menyatakan bahwa Raaf memiliki hak penuh memimpin karena berasal dari mata rumah perintah yang sah.

“Saya sangat mendukung karena RAAT juga bagian dari mata rumah perintah. Ia memiliki hak penuh soal itu,” ujar Abdul Wahab.

Sementara itu, Muhammad Saleh Rumfot, anak kandung mendiang Raja Arsad Rumfot, juga menegaskan dukungannya.

“Beta anak mantan Raja Arsad, jadi beta tahu betul garis keturunan itu. Tidak ada alasan menolak dia,” ucapnya.

Raaf Rumfot menutup pernyataannya dengan mengimbau seluruh masyarakat Negeri Danama untuk tidak terprovokasi isu-isu yang berpotensi memecah belah.

“Beta cuma pejabat sementara yang menyiapkan proses menuju Raja definitif. Jangan ada yang terhasut. Mari jaga negeri ini bersama,” tutupnya.

error: Content is protected !!