TITASTORY.ID – Ratusan Warga Belanda Keturunan Maluku menggelar aksi demo di beberapa tempat, di Belanda, bertepatan dengan perayaan HUT kemerdekaan RI ke-77, Rabu (17/8/2022) pukul 14.00 waktu setempat.
Tema yang diusung dalam aksi tersebut adalah “Stop Penindasan dan Eksploitasi di Maluku“.
Aksi demo yang didominasi oleh para pemuda generasi tiga dan empat ini berlangsung di depan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Wassenaar, Dam Square Amsterdam, dan Assen
Pendemo membawa sejumlah pamflet dan spanduk, diantaranya bertuliskan “Stop Violation of Human Right In Maluku” dan hentikan penindasan dan tindakan represif serta eksploitasi di Maluku. Sejumlah lagu daerah Maluku juga dinyanyikan diiringi dengan tipa dalam aksi tersebut.
Dari sejumlah video yang beredar luas di media sosial, pendemo ikut membawa bendera bercorak empat warna biru, putih, hijau dan merah yang dikenal sebagai bendera RMS. Bendera ini dilabel sebagai simbol gerakan separatis di Maluku oleh pemerintah Indonesia, karena ingin memisahkan diri.
Dalam orasi, pendemo menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia bertanggungjawab atas kemiskinan di Provinsi Maluku yang memiliki sumber daya alam melimpah.
Mereka menyebutkan, kekayaan alam di Maluku telah dieksploitasi tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakat Maluku sebagai pemilik kekayaan.
Untuk itu, Pemerintah Indonesia diminta segera hentikan eksploitasi sumber daya alam di Maluku, dan hentikan pengrusakan hutan. Demikian juga adat istiadat di Maluku harus dihormati.
Para pendemo meminta agar sejumlah Tapol yang sementara ini ditahan dibeberapa lapas segera dibebaskan karena melakukan aksi damai pengibaran bendera yang disebut mereka sebagai kebebasan dalam berekspresi dan menyampaikan pendapat.
Bagi mereka sesuai sejarah, momen kemerdekaan Indonesia bukan merupakan sebuah perayaan namun hari berkabung bagi masyarakat Maluku.
Salah satu warga Keturunan Maluku, Abe Sahetapy Sabtu (20/8/2022) menyebutkan, aksi demo telah berlangsung di tiga tempat.
Tujuan aksi demo adalah untuk mengingatkan pemerintah Indonesia, bahwa di usia 77 tahun kemerdekaan Indonesia, Maluku yang dikuasai Indonesia masih berada dalam status kemiskinan.
Aksi damai ini juga sebagai bentuk rasa solidaritas atas kemiskinan dan penindasan serta berbagai pelanggaran HAM yang masih menimpa masyarakat adat.
“Aksi ini sebagai bentuk solidaritas kami dengan masyarakat Maluku, karena selama 77 tahun masyarakat Maluku masih miskin dan ditindas. Padahal Maluku memiliki banyak kekayaan, seperti emas, minyak dan gas, juga kekayaan laut dan hutan yang melimpah,”ungkapnya.
Kekayaan ini dikelola dan dikuasai oleh pemerintah, sedangkan masyarakat adat sebagai pemilik sah tanah ulayat diabaikan.
“Kami menginginkan agar kehidupan generasi Maluku lebih baik lagi. Jangan hanya mengambil kekayaannya saja, sedangkan masyarakat adat Maluku dibiarkan terlantar,”tegasnya.
Abe Sahetapy mengakui, sebelumnya telah ada himbauan kepada warga keturunan Maluku untuk ikut ambil bagian dalam aksi tersebut. (TS-01)
Discussion about this post