TITASTORY.ID – Untuk kesekian kalinya kasus yang melibatkan masyarakat dan tenaga medis kembali terjadi. Sebelumnya kasus yang sama terjadi di RSUD Dr. Haulussy, Kudamati Kota Ambon dan juga RSUP Dr. Yohanes Leimena, Poka Teluk Ambon. Jenazah sempat dibawa pulang oleh kerabat korban dari rumah sakit.
Di Maluku Tengah, tepatnya di Masohi kasus serupa juga melibatkan tenaga medis dari rumah sakit RSUD Maluku Tengah, Masohi dan keluarga jenazah pasien yang divonis terkonfirmasi covid-19. Kasus ini berujung kisruh di masyarakat.
Diduga telantarkan jenazah pasien terkonfirmasi covid-19, masyarakat di Desa Watludan, Kecamatan Teung Nila Serua, Kabupaten Maluku Tengah, mengamuk dan memblokade ruas jalan trans pulau seram, kamis (9/7/2021) sekitar pukul 16.15 WIT.
Aksi pemalangan jalan dipicu kekesalan masyarakat terhadap tenaga medis di rumah sakit umum daerah maluku tengah, yang diduga melakukan tindakan penelantaran terhadap jazad atas nama Marthen Pasalbessy.
Marcelo Ilintutu, seorang kerabat korban dalam unggahannya pada media sosial facebook mengatakan peristiwa pemalangan jalan berawal dengan keresahan masyarakat lantaran jenazah pasien divonis meninggal terkonfirmasi covid-19 oleh pihak medis RSUD Masohi.
Namun disesalkan kata Marselo, setelah jenazah telah disiapkan secara protokol covid-19, pihak rumah sakit melimpahkan tanggungjawab kepada keluarga pasien untuk mengurusi peti makam untuk dimakamkan oleh keluarga.
“Pertanyaannya kenapa kalau covi, kalian berikan tanggung jawab pemakaman untuk kita orang negeri (Desa) ini. Kedua, kalau covid, kenapa biaya peti mati dan biaya lainnya adalah tanggung jawab keluarga,”beber Marcelo kepada pihak medis.
Yang sangat disayangkan menurut Marcelo adalah ketika jazad dari almarhum ditelantarkan oleh pihak rumah sakit di tengah jalan bersama mobil ambulance.
“Saya mau tanya kenapa kalau covid-1, kalian telantarkan jazad mayat almarhum bapak Marthen di tengah jalan. Ini almarhum bukan binatang di dalam peti,”kesal Ia.
Atas tindakan pihak medis rumah sakit dan juga tim satgas covid kabupaten maluku tengah menurutnya tekah mencoreng nama baik Desa mereka,Watludan di mata public. Ia meminta klarifikasi dan niat baik pihak rumah sakit terhadap kejadian tersebut.
“Kita minta perbaikan nama baik. Kalian jangan dianggap sepeleh dan gila terhadap peristiwa ini,”tegasnya.
Ia bahkan mempertanyakan prosedur covid-19 yang tidak dilakukan oleh tim satgas, padahal telah terlanjur menyatakan jenazah almarhum terkonfirmasi covid-19.
“Kalau covid-19, mengapa kalian tidak datang untuk memakamkan jazad almarhum sesuai protokol covid-19, mengapa ? Tanya Marcelo kesal.
Atas luapan emosi itulah kata Marcelo membuat masyarakat langsung memblokade ruas jalan utama penghubung tiga kabupaten di pulau seram.
Aksi pemalangan dilakukan ratusan masyarakat Watludan di jalan trans pulau seram, tepatnya di depan perkampungan Desa Watludan.
Luapan emosi warga ini terlihat saat mereka merobohkan pohon untuk menutup badan jalan agar tidak bisa dilewati oleh pengendara. Disaat yang sama juga massa mengecor beton menggunakan material semen dan pasir untuk memagari badan jalan. Selain itu, mereka juga membakar ban bekas dan juga potongan kayu di badan jalan.
Akibat sikap anarkis masyarakat, aparat TNI-Polri langsung diterjunkan ke lokasi pemalangan tersebut. Namun meski telah berada di lokasi kejadian, namun aparat tidak mampu menghalau massa yang begitu banyak.
Akibat aksi warga ini, arus lalu lintas dari dan menuju kota Masohi, ibukota Kabupaten Maluku Tengah terhenti. Selain itu, aksi ini juga melumpuhkan asktivitas transportasi antar kabupaten di pulau seram yakni Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat, dan Kabupaten Seram Bagian Timur.
Hingga kasmi tengah malam, masyarakat masih terlihat memadati lokasi pemalangan jalan tersebut. selain menjaga dibukanya blockade, masyarakat juga melantunkan nyanyian dan doa secara kristiani bagi almarhum yang telah meninggal.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan secara resmi dari Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah terkait peristiwa yang terjadi.(TS-01)
Discussion about this post