Proyek Pembangunan Jalan di Wetar lirang Belum Rampung, Tokoh Muda MBD Minta Kejelasan Satker Wilayah III BPJN Maluku 

by
15/08/2023
titastory.id, malukubaratdaya – Pihak Balai Pembangunan Jalan Nasional (BPJN) Maluku pada  Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Maluku diminta untuk tidak mengecewakan dan menipu masyarakat Wetar Lirang, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) terkait pembangunan jalan nasional di pusat Desa Ustutun ke Dusun Manoa.
Permintaan ini disampaikan tokoh  muda Wetar-Lirang, Hendrik Mabala, kepada wartawan belum lama ini. Dikatakan, BPJN Maluku yang memiliki tanggung jawab daam menangani  paket pembangunan jalan tersebut diingatkan tidak membohongi publik Maluku.
Dijelaskan,proyek yang  dikerjakan oleh PT Lounusa Karya Mandiri,dengan masa kontrak sejak tahun 2022 lalu belum menyelesaikan pekerjaan pada lokasi  pusat Desa Ustutun ke Dusun Manoa. Namun ada pihak yang menyampaikan bahwa pekerjaan telah selesai
” Pengakuan pihak BPJN bahwa jalan ini sudah dikerjakan selesai, pertanyaannya  apakah pihak BPJN  turun ke lapangan cek lokasi tidak. Kan kita sendiri sebagai warga di sini yang melihat, rasakan. Tapi anehnya dibilang ke publik jalan sudah dikerjakan selesai. Ini yang kita sesalkan,” ujar Mabala.
Menurutnya, sesuai pengakuan Komisi III DPRD Provinsi Maluku, jalan ini sudah selesai dikerjakan, sama pula dengan pengakuan pihak BPJN. Padahal jelas, pembangunan jalan dengan biaya ABPN ini berjumlah Rp.25 miliar diduga tidak rampung.
“Jalan  ini sesuai kontrak 8,3 kilo meter,  total anggaran Rp. 25 miliar  dengan titik lokasi dari dermaga  atau pusat  Desa Ustutun ke Dusun Manoa. Jalan ini belum dikerjakan dengan aspal satu meter pun. Padahal proyek ini dikerjakan sejak tahun 2022 lalu,” terangnya.
Kata Mabala, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam visi misinya  menyampaikan membangun Indonesia dari pinggiran sebagai salah satu wujud nyata pemerintah melakukan pemerataan pembangunan yang berkeadilan. Padahal’ ucapnya tegas visi misi ini hanya dirasakan segelintir orang, tidak  dirasakan semua masyarakat yang ada di perbatasan.
“Sekali lagi pekerjaan pembangunan jalan  dikerjakan  PT Lounusa Karya mandiri, Penanggung jawab, Jefry Sangaji, Penanggung jawab lapangan Dudy Sangaji, mereka ini harus tanggungjawab jika ada temuan dugaan penyalahgunaan terhadap anggaran proyek ini,” terangnya.
Alumni Fakultas Hukum Unpatti ini pun meminta, agar pemerintah bisa membuka mata melihat persoalan yang terjadi di tengah masyarakat. Mengingat jalan ini adalah akses utama masyarakat dalam melakukan aktivitas.
“Jadi pada prinsipnya kita minta perhatian pemerintah dalam menyikapi persoalan ini. Kita mau  jalan ini segera di aspal agar  menjawab  kebutuhan masyarakat  yang terisolasi di daerah perbatasan,” pungkas Mabala. (TS 02)
error: Content is protected !!