titastory.com.ambon– Hanya dirawat beberapa hari di rumah sakit, Helena bayi penderita gizi buruk akhirnya menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit umum (RSUD) dr. haulussy ambon, selasa (4/2/2020).
Bayi yang berusia delapan bulan itu, diduga meninggal karena penyakitnya yang sudah parah.
Menurut dokter spesialis anak RSUD Haulussy Ambon, Helena tak saja mengalami gizi buruk namun tumor.
Setelah menjalani perawatan intensif selama sepekan bayi Helena Meninggal. Ia menderita tumor ginjal dan sudah meninggal dunia,” kata Sri Wahyuni, dokter spesialis yang menangani Helena selama berada di rumah sakit.
Sri mengatakan, awalnya gizi bayi delapan bulan itu perlahan membaik setelah sepekan dirawat di rumah sakit. Namun, bayi malang itu ternyata mengidap tumor di bagian perut.
Tumor itu membuat kondisi kesehatan Helena semakin menurun. “Memang awalnya keluhan gizi buruk, tapi setelah dirawat ada indikasi tumor ginjal juga,” ujarnya.
Helena mengidap tumor ganas sejak berusia dua bulan. Sri menyebut keluarga Helena terlambat memberikan penanganan medis terhadap penyakit itu. “Harusnya tumor itu sudah diangkat sejak pertama,” ujarnya.
Helena berasal dari keluarga tak mampu. Jasad sang bayi langsung dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan.
Sebelumnya diberitakan, Helena, bayi delapan bulan pengidap gizi buruk sempat viral di media sosial. Bayi asal Desa Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah itu langsung dirujuk ke Rumah Sakit Haulussy Ambon.
Kondisi ini sudah terjadi kurang lebih tiga bulan lamanya. Terakhir kali orang tua Elena membawanya ke rumah sakit, namun terbelit biaya mereka harus mengurungkan niat mereka untuk merawat anak mereka di rumah sakit.
Kondisi Elena cukup memprihatinkan, berat badannya tak lebih dari 6 kilogram. Dokter mendiagnosis anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Marthen dan Ayu ini menderita gizi buruk.
Dokter spesialis anak memvonis Elena mengalami kekurangan gizi dan harus dirujuk ke RSUD Haulusy. Dokter mengatakan Elena butuh biaya sekitar Rp.80 juta untuk dioperasi.
Saat ini Ayu bersama suaminya bingung lantaran tidak mempunyai biaya. Keluarga kurang mampu ini mengaku terpaksa akan menghentikan perawatan anaknya dan memilih keluar dari rumah sakit.
Ayu mengaku tak punya uang meski hanya untuk mendaftar sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Kondisi inilah membuat orang tua Helena mengurungkan niat untuk merawat dia.
“Biasanya biaya operasi mahal dan Elena harus punya kartu BPJS Kesehatan,” kata Ayu, orang tua Elena di kediamannya, Rabu (29/1/2020). (ST-01)
Discussion about this post