TITASTORY.ID, – Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Tanimbar (KKT) akhirnya mengumumkan tujuh desa di wilayah KKT masuk dalam kategori daerah rawan bencana dan akan berdampak langsung jika terjadi bencana tsunami.
Hal ini dikemukakan, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Dinas Penanggulangan Bencana Daerah KKT, Donisius Bruno Laiyan kepada wartawan belum lama ini.
Dia menyatakan, tujuh desa yang masuk dalam deretan kawasan rawan bencana tsunami tersebut tersebar disejumlah Kecmatan karena berhadapan langsung dengan Laut Banda yang sering disebut dengan ring fire.
Ada pun tujuh desa yang masuk dalam peta rawan bencana versi Pemkab KKT adalah Desa Namtabung di kecamatan Selaru, Desa Nurkat di Kecamatan Wuarlabobar, dua desa di Kecamatan Molu Mari yaitu Desa Watmasa dan Desa Adodo Molu, serta tiga desa di Kecamatan Tanimbar Utara yaitu desa Ridool, Desa Ritabel dan Desa Lelingluan.
Diungkapkan masuknya tujuh desa tersebut karena Desa-desa ini berhadapan langsung dengan titik gempa, yaitu berhadapan lautnya dengan laut Banda. Jika terjadi tsunami maka berdampak langsung,” katanya di Saumlaki, selasa.
“Karena letak berhadapan dengan Laut Banda maka masuk dalam kawasan rawan bencana jika terjadi tsunami,” ungkapnya.
Menurutnya, sebelum terjadi gempa bumi dengan magnitud 7,9 skala richter di kedalaman 131 km pada 7,25 LS dan 130,18 BT tepatnya di 134 Km Barat Laut Kabupaten KKT, 328 Km Barat Daya Kabupaten Maluku Tenggara, 337 Km Barat Daya Kota Tual dan 456 Km Tenggara Ambon yang berpotensi tsunami, pihaknya telah melakukan analisa.
Selain itu, ” lanjutnya,” beberapa waktu lalu telah dilakukan sosialisasi mitigasi bencana di tujuh desa tersebut.
“Sosialisasi dan simulasi telah kami lakukan di desa-desa ini yang berhadapan langsung dengan laut Banda,” katanya.
Donisius juga menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan sistem informasi penanggulangan bencana di setiap desa hingga di titik kumpul, sehingga masyarakat di wilayah itu telah mengetahui jalur-jalur evakuasi jika terjadi bencana.
Ditempat terpisah, Penjabat Bupati Kepulauan Tanimbar, Daniel Edward Indey menyatakan, gempa bumi yang terjadi subuh tadi mengakibatkan terjadi sejumlah kerusakan fasilitas pemerintah dan rumah warga.
Kendati demikian, ungkapnya, Pemkab Kepulauan Tanimbar belum bisa menyebut total kerugian, jumlah korban serta jumlah kerusakan yang terjadi, karena saat ini sedang dilakukan pendataan dengan melibatkan semua instansi teknis.
“Tentang data, saya minta rekan-rekan wartawan bersabar. Nanti kita akan informasikan melalui satu pintu yaitu melalui dinas penanggulangan bencana daerah,” katanya.
Untuk diketahui, pasca gempa bumi yang terjadi Selasa (10/1) dini hari, beredar sejumlah foto dan video fasilitas publik yang rusak seperti kantor Bupati, tembok pagar rumah dinas ketua DPRD, Rumah Sakit Magretti Saumlaki, Puskesmas Saumlaki, serta rumah warga dari berbagai desa. (TS-02)
Discussion about this post