Mengatasi Krisis Air Bersih di Desa Ohoitel: Gotong Royong TNI dan Warga Lewat Program TMMD ke-122

by
25/10/2024
Ketgam: Rangkaian kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-122 Kodim 1503/Tual, anggota satgas TMMD bersama warga Desa Ohoitel, Kec. Dullah Utara, Kota Tual bergotong royong melaksanakan pekerjaan pengecoran bak penampung air hingga larut malam, demi mengejar target waktu yang telah ditentukan, kamis (24/10/2024). Foto: Pedam XV Pattimura

titastory.id, tual – Di bawah langit malam Desa Ohoitel, Kecamatan Dullah Utara, Kota Tual, puluhan warga dan anggota TNI dari Kodim 1503/Tual tampak bekerja keras, bahu-membahu menuntaskan pengecoran bak penampung air bersih. Berbekal penerangan seadanya, mereka bergantian memindahkan campuran semen untuk membangun penampung air yang diharapkan menjadi solusi krisis air bersih di desa ini.

Krisis air bersih sudah lama menghantui warga Desa Ohoitel. Di musim kemarau, warga terpaksa berjalan jauh untuk mendapatkan air. Tak jarang, mereka harus mengantre dan membatasi penggunaannya. Namun, keadaan ini sedikit berubah dengan kehadiran program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-122 dari Kodim 1503/Tual.

“Pembangunan bak penampung air ini adalah harapan baru bagi kami,” ujar seorang warga yang terlibat dalam pengecoran. Bersama TNI, warga desa menyingsingkan lengan baju untuk memastikan proyek ini selesai tepat waktu. Dengan kerja keras yang mereka tunjukkan, desa ini kelak tak perlu lagi khawatir kehabisan air bersih.

Ketgam: Rangkaian kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-122 Kodim 1503/Tual, anggota satgas TMMD bersama warga Desa Ohoitel, Kec. Dullah Utara, Kota Tual bergotong royong melaksanakan pekerjaan pengecoran bak penampung air hingga larut malam, demi mengejar target waktu yang telah ditentukan, kamis (24/10/2024). Foto: Pedam XV Pattimura

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kapten Inf Bakri Renhoat, Danramil 1503-01/Tual. Menurut Kapten Bakri, semangat gotong royong antara anggota TNI dan warga desa adalah kekuatan utama dari keberhasilan program TMMD di Desa Ohoitel. “Pekerjaan ini memang berat dan membutuhkan banyak waktu, tapi dengan kerja sama ini, kami bisa mencapainya,” kata Bakri.

Sejak pagi hingga malam, anggota satgas TMMD dan warga tak kenal lelah mengaduk semen, membawa material, dan melakukan pengecoran. Setiap langkah diiringi dengan canda dan semangat gotong royong yang begitu terasa.

“Ini bukan hanya soal membangun bak air, tapi juga tentang memperkuat ikatan antara TNI dan masyarakat,” ungkap Kapten Inf Bakri Renhoat yang ikut terlibat dalam pekerjaan. Bagi mereka, TMMD bukan hanya sekadar program tahunan, tetapi kesempatan nyata untuk membantu desa yang belum tersentuh pembangunan.

Program TMMD ke-122 ini tak hanya berfokus pada bak penampung air. Terdapat pula berbagai proyek infrastruktur lainnya yang dilakukan untuk menjadikan Desa Ohoitel lebih tangguh dan mandiri. Pembangunan bak penampung air ini diharapkan selesai sesuai target, sehingga masyarakat bisa segera menikmatinya.

Bagi warga Desa Ohoitel, program TMMD ke-122 telah menghadirkan secercah harapan di tengah tantangan hidup sehari-hari. Kini, dengan adanya bak penampung air yang baru, mereka dapat menatap masa depan dengan optimisme, yakin bahwa air bersih akan selalu ada di dekat mereka.

Program ini membuktikan bahwa pembangunan bukan hanya tentang struktur fisik, tetapi juga tentang menguatkan hubungan antara TNI dan masyarakat, menghidupkan kembali semangat gotong royong, dan menciptakan desa yang lebih mandiri.

 

Pengelolaan Air Bersih

Sebelumnya dilansir dari Media MalukuEkspres.com menyebutkan Warga di Kecamatan Dullah Utara, Kota Tual khususnya Desa Ohoitahit, Desa Ohoitel, Dusun Lairkamor, dan Dusun Watran meminta Pemerintah Kota Tual melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat untuk segera mengambil alih pengelolaan air bersih. Pembangunan infrastruktur air bersih, yang didanai pemerintah pusat dan provinsi, telah rampung beberapa tahun lalu dan melewati masa pemeliharaan. Namun, pengelolaan jaringan air yang dilakukan oleh pihak teknis PDAM Kota Tual masih mengalami kendala.

Ketgam: Kondisi Bak Penampung air di Kecamatan Dulah Utara. (Foto: Media MalukuEkspres.com)

Pertama, meskipun jaringan perpipaan telah mencapai semua rumah, sistem instalasi saat ini dinilai tidak efektif. Satu saluran pipa digunakan hingga lima rumah sekaligus, menyebabkan tekanan air terlalu rendah. Alhasil, air tidak dapat mengisi bak penampungan yang tingginya hanya satu meter.

Kedua, distribusi air kepada warga sering berubah-ubah tanpa jadwal yang jelas, sehingga warga kesulitan mengatur kebutuhan air sehari-hari.

Ketiga, kendala tersebut memaksa warga mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan air, termasuk membeli air dalam jumlah besar setiap bulan. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, setiap rumah tangga perlu mengeluarkan biaya tambahan, sekitar dua tangki mobil air per bulan.

Keempat, alasan lain terkait kendala pengelolaan yang dihadapi adalah tunggakan pembayaran rekening air. Masyarakat berharap PDAM sebagai perusahaan milik daerah segera mengambil alih pengelolaan air bersih. Mereka menilai bahwa dana proyek berasal dari pemerintah, baik pusat maupun provinsi, dan karenanya perlu dikelola lebih optimal demi memenuhi kebutuhan dasar air bersih bagi warga di wilayah tersebut. (TS-01)

error: Content is protected !!