titastory.id, ambon— Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPPJN) Wilayah Maluku, Ikbal Tamher, mendapat apresiasi dari berbagai pihak atas kinerjanya dalam pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di Maluku. Ketua Lembaga Komite Anti Korupsi (KAKI) Maluku Metro, Mat Hehanussa, menilai Ikbal berhasil menjalankan program pembangunan yang berpihak pada rakyat dan patut dipertahankan sebagai pimpinan BPPJN Wilayah Maluku.
“Ikbal Tamher pantas diapresiasi karena bekerja cepat, profesional, dan responsif. Salah satu contohnya adalah perbaikan Jembatan Wai Kaka di Pulau Seram yang rusak akibat banjir. Akses yang sempat terputus kini kembali lancar, dan masyarakat sangat terbantu,” ujar Hehanussa saat diwawancarai oleh titastory.id, Kamis, (27/11/2024).
Keberhasilan BPPJN Wilayah Maluku tidak lepas dari kerja sama solid dengan tiga Satuan Kerja (Satker) di bawahnya. Hehanussa menyebutkan peran penting Satker Wilayah I yang dipimpin Ida Bagus, Satker Wilayah II di bawah Totje Lewol, serta Satker Wilayah III yang dikomandoi David.
“Satker I sangat profesional dan mampu menjaga kualitas pembangunan jalan serta jembatan di wilayahnya. Kolaborasi antara mereka dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di lapangan sangat efektif,” tambah Hehanussa.
Ikbal Tamher juga dikenal dekat dengan masyarakat. Hehanussa menekankan bahwa Ikbal selalu terbuka menerima masukan langsung dari warga, yang menjadi salah satu kekuatannya dalam memimpin. “Beliau bekerja dengan hati dan selalu mengutamakan kebutuhan rakyat. Ini adalah sosok pemimpin yang perlu kita contoh,” ujarnya.
Hehanussa mengajak masyarakat untuk terus mendukung upaya pembangunan infrastruktur, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah, demi kemajuan Maluku.
“Pembangunan yang dilakukan saat ini membawa Maluku semakin sejajar dengan daerah lain di Indonesia. Kita harus bersyukur dan mendukung penuh program-program seperti ini,” tegasnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan media. “Kedekatan Kepala Balai dengan jurnalis menunjukkan komitmen transparansi. Ini penting untuk membangun kepercayaan publik,” pungkas Hehanussa.
Sebagai contoh, kata Hehanussa adalah proyek Konstruksi Jembatan Wai Kaka di Kabupaten Seram Bagian Barat, sudah memasuki proses pelaksanaan uji laik fungsi struktur jembatan dengan tujuan untuk untuk mengetahui keamanan struktur jembatan sebelum jembatan tersebut dapat dioperasionalkan.
Dilansir dari laman website Balai Jembatan Direktorat Jendral Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pelaksanaan uji beban dimulai dengan melakukan pengujian beban dinamik, dilanjutkan uji beban statik, dan pengujian dinamik ulang pasca pengujian statik. Kegiatan dilanjutkan dengan rapat lapangan terkait hasil pengujian beban.
Uji statis yang dilaksanakan dimulai dengan menggunakan 18 truk dengan berat masing-masing sebesar 17,92 ton sehingga total berat 322 Ton yang digunakan untuk menguji beban jembatan. Setelah uji statis dilakukan selanjutnya dilaksanakan lagi pengujian dinamis untuk mengetahui meninjau ulang perilaku jembatan setelah dilakukan uji statis. Seluruh rangkaian kegiatan mendapatkan pendampingan dari Anggota KKJTJ.
Adapun uji beban ini dilakukan oleh Tim Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ), Direktorat Jembatan, dan Balai Jembatan Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR.
Jembatan Wai Kaka ini merupakan jembatan rangka baja tipe A, panjang bentang 100 meter, tinggi 8,5 meter, lebar 9 meter.Jembatan Wai Kaka dibangun oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVI Maluku, jembatan ini juga dilengkapi dengan trotoar selebar 1 meter di sisi kanan dan kiri. Konstruksi jembatan menggunakan pondasi tiang pancang baja dengan tipe bangunan bawah menggunakan 2 abutment tanpa pilar dan tipe bangunan atas berupa RBI tipe A.
Sebagai informasi, Jembatan Wai Kaka dibangun kembali setelah ambruk pada tahun 2020 akibat banjir. Jembatan Wai Kaka menghubungkan tiga kabupaten di Pulau Seram, yaitu Kab. Seram Bagian Barat, Kab. Maluku Tengah, dan Kab Seram Bagian Timur
Dengan ambruknya Jembatan Wai Kaka lama, perjalanan antara Seram Bagian Barat menuju Maluku Tengah yang seharusnya bisa ditempuh dalam waktu 2 jam, bertambah hingga 14 jam karena harus memutar rute melewati Seram Bagian Timur terlebih dahulu.
Dengan tersambungnya kembali jembatan, diharapkan dapat memperlancar transportasi dan distribusi logistik bagi masyarakat setempat sehingga bisa membantu menggerakan roda perekonomian wilayah. (TS-01)
Discussion about this post