titastory, Papua — Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, sejak Jumat (25/4/2025) mengakibatkan ribuan rumah dan lahan perkebunan warga di 24 distrik terendam banjir. Hingga kini, genangan air dengan ketinggian 20 hingga 50 sentimeter masih membanjiri sejumlah wilayah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam siaran pers yang diterima titastory pada Senin (28/4/2025) melaporkan, sedikitnya 2.994 kepala keluarga terdampak. Sebagian warga terpaksa mengungsi untuk menghindari risiko banjir susulan.
Tak hanya merendam permukiman, banjir juga menghantam lahan pertanian. Perkebunan warga yang ditanami ubi jalar dan sayur-sayuran tergenang air, memicu ancaman gagal panen. Salah satu gedung SD Inpres setempat turut mengalami kerusakan akibat terjangan banjir.
Untuk merespons situasi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jayawijaya bersama BNPB telah mendistribusikan bantuan logistik dan sembako kepada warga terdampak. Warga di daerah rawan, terutama di bantaran sungai, dihimbau segera mengungsi untuk mengantisipasi kemungkinan banjir susulan.
Pemerintah Kabupaten Jayawijaya juga telah menetapkan status tanggap darurat melalui Surat Nomor 100.3.3.2/606/2025. Bupati Jayawijaya, Athenius Murib, mengatakan pihaknya menghadapi hambatan dalam proses pendataan korban dan kerusakan akibat akses yang sulit dijangkau.
“Genangan air yang masih merendam sejumlah wilayah menghambat petugas melakukan pendataan di 24 distrik terdampak,” kata Athenius. Ia menambahkan, pendataan sementara ini mengandalkan komunikasi melalui WhatsApp karena sebagian lokasi hanya dapat diakses menggunakan speedboat.

Untuk mempercepat pendataan, pemerintah daerah meminta para kepala distrik dan kepala kampung segera melaporkan jumlah warga terdampak di wilayah masing-masing. “Pendataan masih berlangsung. Kami berharap dalam waktu dekat data yang lebih akurat bisa kami kumpulkan,” pungkasnya.
Sebagai langkah cepat, Pemerintah Kabupaten Jayawijaya juga telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Banjir guna mempercepat koordinasi dan penanganan darurat di lapangan.
Banjir yang melanda Jayawijaya ini diketahui berasal dari luapan Sungai Baliem akibat tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir.

Penulis: Johan Djamanmona