titaStory.id,ambon – Tetap berinovasi demi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Ambon, di kawasan pelayanan, PT.Dream Sukses Airindo (DSA) libatkan ahli untuk meneliti kondisi ketersediaan air dan pengaruh kurangnya air tanah hingga ancaman krisis.
Diruang Rapat, PT.DSA, senin (31/01/2024) pemaparan telah dilakukan. Dan cukup mengejutkan betapa ancaman krisis air bersih itu akan benar benar terjadi jika tidak dilakukan antisipasi dini.
Dalam pemaparan kajian akademik oleh Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pattimura, mengungkap rahasia perut bumi di Kota Ambon yang jarang diketahui masyarakat awam. Namnya alam dan kondisi di dalam perut bumi siapa yang tahu. Dan langkah pihak PT.DSA untuk meminta adanya penelitian dan kajian merupakan cara dalam hal pemenuhan air bersih di wilayah konsesinya.
Hasil kajian yang disampaikan kepada wartwan pihak LPPM Unpatti yang diketuai Prof.Dr. Melianus Salakory,M.Kes didampingi Ketua Peneliti Roberth Berthy Riry, SP.M.Si memfokuskan penelitian pada kondisi Geologi satuan tanah dan Hidrologi di Wilayah Desa Batu Merah, Sirimau Kota Ambon tahun 2024.
Dalam uraian, pihaknya menyampaikan soal, faktor faktor yang bisa memberikan dampak pada kurang bahkan habisnya ketersediaan air adalah ;
1. Faktor Iklim
( khusus curah hujan). Berdasarkan kajian Ilmiah tentang Geologi satuan tanah dan Hidrologi di Wilayah Desa Batu Merah, Sirimau Kota Ambon tahun 2024 disebakan oleh Perubahan iklim yang telah terjadi di Kota Ambon dengan fenomena cuaca eksrim dalam kurun waktu 10 tahun. Fenomena perubahan iklim di Kota Ambon ditandai dengan adanya kejadian El Nino Southern Oscilililation (ENSO) serta siklon tropis yang menyebabkan fluktuatif curah hujan tahunan yaitu berkurangnya curah hujan. El Nino Southern Oscilililation (ENSO) merupakan fenomena viaribilitas iklim yang dicirikan dengan anomali perubahan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik wilayah tropis yang juga mempengaruhi terhadap kondisi air infiltrasi di lokasi kajian.
2. Faktor Geologi (Formasi geologi dan Jenis Batuan.
Faktor penyebabnya adalah
Titik Bor sangat berdekatan dengan Patahan atau Sesar Akif Pulau Ambon yang memanjang dari Toisapu ke Tanjung Nusaniwe dengan arah 225° Selatan Bara
Daya, yang ditengahnya (pada wilayah) Kebun Cengkeh (200 meter selatan Kampus IAIN) terdapat batas Satuan Geologi yang memotong Jalur Patahan atau Sesar Akti tersebut.
Peran Patahan atau sesar dari aspek Geologi pada ketersediaan air, bahwa patahan geologi dapat mempengaruhi aliran air tanah dan variasi dalam kedalaman air tanah. Di lokasi kajian kawasan Batumerah kompleks Wara, ada pengaruh seperti ; 1. Aktivitas Sesar dan Perubahan Arah Aliran Air, 2. Perubahan Sifat Hidrogeologi, 3. Retakan dan Pori-pori Batuan, 4.Perubahan Tekanan Air Bawah Tanah dan 5. Pontensi terjadinya kebocoran air, 6. Kontaminasi Air
7. Pengaruh Pola Air Permukaan
Diterangkan juga, titik Bor yang berada pada Fondasi Geologi Ultrabasah (JKU) dan Formasi Batuan Gunung Api Ambon (Tpav). Adalah satu dari sub penyebab dimana Formasi Ultrabasa seperti batuan Serpentinit, Harzaburgit, dunit dan Garbo adalah batuan keras dan padat. Struktur ini dapat membuat infiltrasi air ke dalam tanah menjadi sulit karena porositas yang rendah dengan ciri, satuan batuan yang keras dan kuat, kandungan tanah yang rendah, karakteristik hideriologi yang tidak mendukung, kandungan mineral yang menghambat infiltrasi erosi yang cepat.
” Formasi geologi pada lokasi kajian sangat berpengharu trhadap daya simpan air didalam tanah. Pada lokasi kajian terdapat formasi ultrabasa dan formasi batuan gunung api ambon yang sifatnya menyerap dan mengikat air infiltrasi tetapi sulit melepaskan air tersebut.” demikian di jelaskan Roberth Berthy Riry, SP.M.Si, yang merupakan kepala peneliti.
Diterangkan, dalam jumlah banyak kondisi air dilokasi kajian sangat berperngharu oleh kondisi Hidrogeologi batuan Breksi dari formasi gunung api Ambon yang sifatnya tidak mendukung aliran air bawah tanah secara efisien. Fragmen fragmen batuan yang padat dapat membuat aiiran air terbatas dan retakan retakan yang mungkin ada dalam breksi tidak selalu menghasilkan jaringan saluran air yang baik.
Ucapnya, peran patahan atau sesar dari aspek Geologi yaitu patahan geologi dapat mempengaruhi aliran air tanah dan variasi dalam kedalaman air tanah, tetapi juga tergantung kondisi dan sifat bantuan, mineral dan tanah.
3. Jenis atau SatuanTanah.
Faktor ini dengan sifat karakter tanah tersebut berpengaruh terhdap infiltrasi tanah yang memiliki lapisan batuan yang kedap air, seperti lapisan lembung, dapat menghambat penyebaran air tanah.
Tanah Kambisol umumnya memiliki solum horison B yang ditandai dengan akumulasi air. Struktur ini mungkin kurang permeabel dan dapat menyulitkan air untuk meresap ke dalam tanah. Ketidakmampuan tanah untuk menyimpan air dengan baik dapat menyebabkan ketersediaan air yang rendah. Ketersediaan air dalam
Tanah Kambisol dapat dipengaruhi oleh kapasitas tanah untuk meretensi air.
Hal mana juga, struktur tanah dan kandungan bahan organik yang dapat berubah-ubah dapat mengganggu kemampuan tanah untuk meretensi air dengan konsisten.
Jenis tanah Nitosol cenderung memiliki struktur tanah yang padat. Tanah yang padat memiliki porositas yang rendah, sehingga sulit untuk menyimpan air dengan baik. Kemampuan infiltrasi air ke dalam tanah juga dapat terbatas. Tanah Nitosol seringkali memiliki kandungan liat yang tinggi. Partikel-partikel ini memiliki kemampuan tinggi untuk menahan air, tetapi juga dapat menyebabkan tanah menjadi kompak dan sulit untuk meresapkan air.
4. Topografi Lokasi
Kajian didominasi oleh topografi bergelombang dan berbukit terjal dengan ketinggian 0- 100 meter dan kemiringan 30-40 persen terdapat pada
kawasan perbukitan dan Topografi terjal dengan ketinggian lebih dari 100 mcter dan kemiringan lebih dari 40 persen terdapat pada kawasan pegunungan.
Topografi yang curam pada lokasi kajian akan menyebabkan aliran air permukaan (run off) menjadi lebih besar, sehingga air yang tersedia untuk infiltrasi ke dalam tanah menjadi lebih sedikit. Sebaliknya, topografi
yang datar akan menyebabkan aliran air permukaan menjadi lebih kecil, sehingga air yang tersedia untuk infliltrasi ke dalam tanah menjadi lebih banyak.
Topografi Curam di lokasi kajian secara
kompleksitas dalam menanggulangi dampak run off yang tinggi, dapat merugikan kualitas dan kuantitas air.
Analisis data curah hujan 2020-2072 menyoroti fluktuasi pola hujan dan potensi dampaknya pada ekosistem, keberlanjutan sumber daya air, serta risiko banjir dan kekeringan. Topografi daerah dengan Jenis Tanah Nitosol jupa dapat memengaruhi ketersediaan air Lereng curam atau bentuk topografi tertentu mungkin menyebabkan air cepat mengalir, meninggalkan sedikit waktu untuk meresap ke dalam tanah.
Mencoba menuntaskan penjelasan, kata Riry, tanah pada kondisi lereng yang miring memiliki arah aliran air tanah yang mengikuti kemiringan permukaan tanah. Tanah yang miring memiliki kecepatan infiltrasi yang lebih rendah dibandingkan tanah yang datar. Hal ini dikarenakan air hujan yang jatuh di tanah miring akan lebih cepat mengalir ke tempat yang lebih rendah,
sehingga memiliki waktu yang lebih singkat untuk meresap ke dalam tanah.
5. Penggunaan Lahan
Kajian didominasi oleh permukiman masyarakat. Perkembangan pemukiman dan infrastruktur di lokasi dari hasil kajian cenderung memiliki permukaan tanah terbuka, keadaan tanah padat dan minim vegetasi akan mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air hujan.
Daerah terbangun yang padat, seperti yang terjadi di lokasi kajian dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas dan kuantitas air. Pertumbuhan secara intensif untuk daerah terbangun di lokasi kajian dapat menghambat proses resapan air ke dalam tanah, yang pada gilirannya mengurangi penyediaan air tanah yang penting untuk berkelanjutan sumber air.
Dalam kaitan dengan kajian yang telah dilakukan, LPPM Unpatti, kemudian merekomendasikan bahwa, berdasarkan hasil kajian tentang Kajian ilmiah Tentang Geologi, Satuan Tanah dan Hidrologi di Wilayah Desa Batumerah Kecamatan Sirimau Kota Ambon Tahun 2024, maka dapat direkomendasikan ;
a. Untuk mendapatkan air tanah yang lebih baik maka titik bor sebaiknya
menjauh dari Patahan atau sesar.
Dengan patahan atau sesar aktif Pulau Ambon yaitu hanya berjarak 20
130 meter. Berdekatan dengan jalur patahan aktif dan batas satuan geologı yang berbeda. Dikatakan berbeda karena ada jalur patahan yang Memotong jalur patahan tersebut sebagai penyebab air infiltrasi yang masuk dan akuifer berada jauh didalam tanah. Maka disarankan agar penggalian sumur bor sebagai upaya mendapatkan sumber sumber air ditambah pada kedalaman 180 200 meter.
b. Untuk mendapatkan air tanah yang lebih baik maka pelaksanaan pengeboran
pada titik bor sebaiknya jauh dari Batas Satuan Geologi berbeda yang memiliki
sifat struktur batuan yang keras dan padat, kandungan tanah yang rendah. Karena Karakteristik hidrogeologi yang tidak mendukung, kandungan mineral yang
menghambat infilrasi dan erosi yang cepat.
c. Pembuatan Titik bor harus dilakukan pada tonasi geologi vang memiliki sifat
menyerap, menyimpan dan mudah melepaskan air.
d. Tentukan daerah-daerah resapan air yang disertai dengan penamaan vegetası
yang dapat membantu mengurangi dampak run off vag lebih besar.
e. Sesuai Peta rekomendasi Titik Bor Alternatif pada lokasi kajian disesuaikan dengan wilayah konsesi P DSA maka terdapat beberapa lokasi potensi air tanah sebagai alternatif pengeboran baru yang terletak di Wilayah Aster (Sekitar
Jembatan l rupiah) dan Lokasi Pule (Karang Ranjang Ambon ( Cantuman Citrt Satelit Ikonos Tahun 2024) dan Peta Geologi Verbeck van Den Bosch Tahun 1798.
Sebagai lampiran Kegiatan ini dapat dilakukan bila PT. DSA dan Pihak Pemerintah bekerjasama mengingat biaya yang cukup besar yaitu pembuatan jaringan perpipaan untuk mencapai pengguna atau konsumen di lokasi konsesi (Wilayah Kebun Cengkeh dan sekitarnya).
Pihak PT DSA harus proaktif melakukan kerjasama dengan Pihak Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kota Ambon Legislatif Lembaga BMKG serta Perguruan Tinggi guna mengatasi beberapa hal tentang Perubahan Iklim yang ektrim sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air tanah khususnya bagi kebutuhan masyarakat saat ini au pun waktu waktu akan datang karena masalah perubahan iklim yang berhubungan dengan ketersediaan air adalah masalah mendasar untuk kehidupan masyarakat. (TS 02)
Discussion about this post