TITASTORY. ID – Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang dilaksanakan di Provinsi Maluku , bekerja sama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi (Dispora) Maluku dibuka Gubernur Maluku, Murad Ismail.
Kegiatan bertajuk “Startup sebagai Solusi” bertujuan untuk mewujudkan potensi Indonesia The Digital Energy of Asia. Dalam roadshow kali ini tampil secara hybrid, memadukan antara offline dan online. Pelaksanaan secara ofline diikuti oleh Perwakilan Organisasi Kepemudaan (OKP) Se-Maluku dan bertempat di meeting room Dispora Maluku, sementara peserta lainnya mengikuti lewat zoom meeting.
Gerakan yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI telah diluncurkan sejak tahun 2016 lalu dan kini sudah meliputi 17 kota pada tahun 2020. Adapun pada tahun 2021 ini meningkat menjadi 20 kota, termasuk Kota Ambon dan sekitarnya.
Roadshow sendiri adalah merupakan tahapan sebelum masuk ke fase Ignition, untuk kemudian nantinya Gerakan Nasional 1000 Startup Digital di Kota Ambon dan sekitarnya ini akan secara tahap masuk ke fase Networking, Workshop, Hacksprint, Bootcamp, hingga incubation.
Pada tahapan akhir nanti, atau fase inkubasi, hanya inovator-inovator muda dari kalangan Milenial Maluku yang benar-benar serius dalam melahirkan Startup Digital saja yang akan dipertahankan dan dilatih secara serius oleh mentor-mentor yang ekspert dan telah sukses membangun startup digital.
Dalam kegiatan kali ini, Gubernur Maluku Murad Ismail, Sonny Hendra Sudaryana Koordinator Startup Digital Kominfo RI, serta Reza Valdo Maspaitella, BA, MA yang merupakan Presdir dan Founder PT Valdo International tampil secara online atau daring dari tempat masing-masing.
Sementara Wakil Gubernur Maluku Barnabas Nataniel Orno, Sandy A Wattimena, ST, MT Kepala Dispora, M Ikhsan Tualeka, SIP, M.I.K yang merupakan CEO/Founder IndoEast Network dan perwakilan OKP Se-Maluku hadir secara offline atau Luring, langsung dari Meeting Room Dispora Maluku.
Gubernur Maluku Murad Ismail dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid atau memadukan antara daring dan during tersebut. Menurutnya, semua ini tentu adalah bagian dari upaya bersama dalam memajukan Provinsi Maluku.
Menurut Gubernur Murad, startup atau usaha rintisan sebenarnya sama seperti Usaha Kecil Menengah lainya, seperti yang sering dijumpai disekitar kita. Namun yang membedakan adalah, Startup Digital adalah usaha yang memanfaatkan majunya teknologi digital, terutama dalam transaksi, pemasaran dan distribusi.
“Pola interaksi bisnis semacam inilah yang semakin dibutuhkan saat ini, karena efektif dan efisien, apalagi saat dunia dihadapkan pada pandemi Covid-19”, jelas Gubernur.
Menurutnya, di banyak tempat muncul atau lahir anak-anak muda, kaum milenial dengan berbagai terobosan dan inovasi berbasis digital, sebagai solusi atas berbagai kendala yang dihadapi bangsa atau daerah. Anak-anak muda Maluku jangan mau ketinggalan.
“Hadirnya inovator lewat berbagai start digital tentu pula dapat berkontribusi bagi upaya bersama, meningkatkan jumlah pengusaha di tanah air. Dengan demikian lulusan sekolah atau perguruan tinggi, tidak harus atau hanya ingin menjadi Aparatur Sipil Negara atau ASN, tapi dapat berwirausaha”, ajak Gubernur.
Lebih lanjut dikatakan, dengan menjadi pengusaha tentu para Milenial atau generasi muda, dapat sama-sama mengelola potensi daerah di Maluku yang kita tau sangat melimpah “Dengan memaksimalkan pengelolaan potensi daerah. Seiring semakin meningkatnya jumlah pengusaha, tentunya berbagai potensi yang sebelumnya cenderung diabaikan, dapat terkelola dengan optimal,” tegas Gubernur.
Menjadi wirausaha muda atau entrepreneur juga penting untuk kita bersama-sama menyikapi dan mengantisipasi bonus demografi yang sedang dihadapi Indonesia saat ini. Negara kita memang mendapat bonus Demografi sejak tahun 2020 hingga 2030 nanti. Satu situasi di mana jumlah penduduk dengan umur produktif antara 18 hingga 60 tahun jauh lebih besar, sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak.
Tentu saja ini merupakan suatu berkah. Melimpahnya jumlah penduduk usia kerja akan menguntungkan dari sisi pembangunan, karena dapat memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Dampak positifnya adalah meningkatkannya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Namun berkah ini kata Gubernur, bisa berbalik menjadi bencana jika bonus ini tidak diantisipasi dengan baik. Masalah yang paling nyata adalah terkait ketersedian lapangan pekerjaan yang dapat mengakibatkan ledakan angka pengangguran.
“Pemerintah Provinsi Maluku menyambut baik dan mendukung program ini dijalankan di Maluku. Saya selaku Gubernur Maluku berharap adik-adik Milenial, pimpinan dan anggota organisasi kepemudaan dapat memanfaatkan peluang ini dengan baik”,
Gubernur Murad kembali menegaskan, startup digital memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang dengan pesat, seiring makin majunya teknologi informasi, karena semua orang dapat terhubung dengan mudah dan cepat.
“Itu artinya, dengan startup digital peluang usaha semakin terbuka lebar, karena tiap orang dengan mudah dapat memasarkan produk dan layanannya secara online. tanpa mesti membuka toko atau lapak. Lewat digital daya jangkau pun tak terbatas, bahkan hingga mancanegara. Ini peluang yang harus dimanfaatkan dengan optimal oleh generasi muda tanah air, khususnya di Maluku”, ajak Gubernur.
Sementara Sonny Hendra Sudaryana dari Kominfo mengatakan, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital ini, diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam pengembangan ekosistem startup digital, sehingga adaptasi teknologi di masyarakat dapat terus meningkat.
“Kominfo sebagai leading sector dalam pelaksanaan gerakan ini berharap, kedepan nanti, inovasi teknologi yang hadir bersamaan dengan munculnya startup digital, akan menjadi salah satu kunci terwujudnya kemandirian ekonomi bagi masyarakat, termasuk di Maluku”, harap Sonny.
Sebelum masuk ke webinar, Sandy Wattimena Kadispora Maluku dalam pengantarnya menyampaikan. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Maluku, tentu akan turut memberikan dukungan bagi pengembangkan ekosistem startup secara lokal, terutama bagi para pemuda atau kaum milenial.
Semua itu diupayakan agar pemanfaatan inovasi teknologi oleh startup, dapat dimanfaatkan secara meluas dengan demikian, inovasi berbasis teknologi digital akan dapat menyasar berbagai kalangan, terutama Milenial Maluku, sehingga dapat membantu terdorongnya kemandirian ekonomi lokal.
“Kami menyambut baik hadirnya Gerakan Nasional 1000 Startup Digital ini, semoga dengan ini, akan lahir inovator-inovator muda dari Maluku yang turut menjadi solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi daerah”, tegas Wattimena.
Adapun Reza Valdo Maspaitella, BA, MA, sebagai pemateri pertama menekankan agar inovasi teknologi yang saat ini telah maju pesat dapat dimanfaatkan secara luas oleh anak-anak muda, termasuk yang berbasis pada organisasi kepemudaan, karena ada peluang untuk menjadi entrepreneur tanpa perlu modal yang besar.
“Inovasi berbasis teknologi digital tentu dapat membantu terdorongnya kemandirian ekonomi lokal. Sehingga ada banyak potensi daerah yang bisa dikelola, dan yang lebih penting lagi adalah anak-anak muda di Maluku, bisa lebih berdaya saing”, kata Reza.
Reza yang merupakan pengusaha asal Maluku tak lupa mengingatkan agar anak-anak muda Maluku tidak pantang menyerah. Menurutnya, belajar dari pengalaman, ada banyak startup digital yang gagal karena tidak mampu memprediksi pasar dengan baik.
“Jadi kalau misalnya ada yang gagal di awal, jangan kemudian berhenti, teruslah mencoba, dan belajar dari kegagalan yang ada”, ujar pria yang juga adalah Raja Negeri Rutong di Kota Ambon itu.
Sementara itu, Ikhsan Tualeka yang juga adalah Regional Officer Gerakan 1000 Startup Digital dalam roadshow berkomitmen dan terus berupaya meyakinkan serta mendorong para peserta untuk melihat startup digital sebagai peluang yang harus dimaksimalkan.
“Saat ini telah terjadi perubahan mendasar pada pola komunikasi, interaksi juga transaksi. Realitas ini disebut sebagai disruptif, karena secara fundamental mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru. Ini tantangan tapi juga adalah peluang”, jelas Ikhsan.
Kondisi ini menurutnya, mengharuskan generasi muda untuk adaptif. Jika tidak, sebagai Negara dengan populasi terbanyak ke-4 di dunia, dan separuh lebih populasi ASEAN adalah orang Indonesia, justru akan menjadi pasar dari hasil kreativitas dan inovasi yang dilakukan anak-anak muda dari Negara lain.
“Faktanya besarnya potensi daerah yang dimiliki belum terkelola dengan optimal, sehingga kekayaan alam kerap hanya menjadi slogan atau kebanggaan semu, namun tak kunjung menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakatnya”, ungkapnya.
Lebih lanjut menurut Ikhsan, melihat realitas yang ada, belum lagi soal bonus demografi yang juga disampaikan oleh Gubernur Maluku, kalau tidak diantisipasi dapat menyebabkan terjadinya ledakan pengangguran. Termasuk Pandemi Covid-19 yang belum bisa diprediksi kapan berakhir, adalah tantangan yang memerlukan berbagai inovasi dan kreativitas.
Semua ini menurut Ikhsan adalah tantangan tersendiri, yang memerlukan keterampilan, inovasi dan kreativitas. Anak muda harus mampu melihat dan memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan.
“Anak-anak muda Maluku harus mau terus meningkatkan kapasitas diri, bangun mentalitas entrepreneurship, temukan ide gagasan, perluas networking dan tentunya segera mulai startup digital masing-masing”, ajak Ikhsan. (TS 02)
Discussion about this post