titastory, Nabire – Seorang warga di Kabupaten Nabire, Papua Tengah, bernama Eko Ikomou (20) dilaporkan meninggal dunia setelah diduga mengalami penganiayaan berat oleh anggota Kepolisian Resor Nabire. Keluarga korban menyebut Eko Ikomahu mengalami luka parah di bagian kepala akibat pukulan keras.
Dalam unggahan di akun Facebook @yosua ikomou, keluarga korban menyatakan kondisi tengkorak Eko hancur diduga akibat dipukul benda tumpul. “Kepala bagian dalam hancur karena dipukul dari bagian depan. Entah mereka pakai apa, balok atau besi, kami tidak tahu,” tulis Yosua pada Kamis, 26 Juni 2025.

Ia juga membantah bahwa korban dalam kondisi mabuk. “Dia tidak mabuk. Dia datang ke pasar hanya untuk mencari motor bekas,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Agus Kosay, dalam keterangan tertulis yang diterima titastory, menjelaskan kronologi kejadian bermula saat aparat kepolisian datang ke lokasi sekitar pukul 10.09 WIT. Dengan tiga kendaraan Dalmas dan satu truk pengangkut, aparat langsung membubarkan sekelompok pemuda yang sedang berkumpul di sekitar area pasar.
“Polisi melepaskan gas air mata dan mengejar beberapa pemuda yang berusaha melarikan diri,” ujar Agus.
Ia juga menuding, selain gas air mata, aparat menggunakan peluru tajam. Dua warga disebut mengalami luka tembak di kaki dan lengan.
Setelah tembakan dilepaskan, kata Agus, aparat mengejar dan diduga mengeroyok sejumlah pemuda secara brutal. Tujuh orang ditangkap dan dibawa ke Mapolres Nabire. Di antara mereka yang ditahan diketahui bernama Sepi Kami, warga asal Dogiyai, Dogomo, Yulianus Kegiye dan Demibie Gobai serta dua orang lainnya yang identitasnya belum diketahui.
Agus menambahkan, gas air mata yang ditembakkan ke area pasar membuat pedagang panik dan meninggalkan barang dagangan mereka. Hingga kini, belum ada klarifikasi resmi dari pihak kepolisian terkait insiden ini.
Penulis: Johan Djamanmona