Darurat HIV/AIDS di Kepulauan Aru: Lonjakan Kasus Mengancam Populasi Umum

11/01/2025
Ilustrasi ancaman HIV-AIDS di Kepulauan Aru, Maluku. (Foto diolah oleh AI)

titastory, Dobo – Penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Kepulauan Aru semakin mengkhawatirkan. Data Dinas Kesehatan menunjukkan lonjakan signifikan pada 2024, dengan 74 kasus baru yang sebagian besar ditemukan pada populasi umum. Kondisi ini menjadi peringatan serius, terutama karena penyebaran yang awalnya terkonsentrasi di tempat hiburan dan kelompok berisiko kini merambah masyarakat luas.

Ilustrasi ancaman HIV-AIDS di Kepulauan Aru, Maluku. (Foto diolah oleh AI)

Jek Rumakety, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aru, mengungkapkan bahwa dari total 150 Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang terdata, 134 di antaranya masih menjalani pengobatan di RSUD Cendrawasih Dobo, sementara 16 lainnya telah meninggal dunia.

“Kasus baru mencapai 74 pada 2024, meningkat drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang berkisar pada 40-an kasus. Fakta mengejutkan, sebagian besar ditemukan di populasi umum, bukan lagi pada kelompok berisiko seperti sebelumnya,” ujar Jek, Jumat (10/01).

Ilustrasi ancaman HIV-AIDS di Kepulauan Aru, Maluku. (Foto diolah oleh AI)

Menurut analisis Dinas Kesehatan, perilaku hubungan seksual berisiko menjadi penyebab utama penyebaran. Kemudahan akses melalui aplikasi komunikasi memperparah situasi, karena banyak individu tidak mengetahui status kesehatan pasangan mereka.

Jek menegaskan pentingnya pemeriksaan massal untuk mendeteksi ODHA sejak dini. “Jika kasus tidak ditemukan lebih awal, risiko penyebaran akan semakin tinggi. Pencegahan lebih sulit dilakukan jika penderita tidak segera mendapatkan pengobatan,” jelasnya.

Dinas Kesehatan juga terus melakukan sosialisasi untuk mendorong perubahan perilaku di masyarakat, namun efektivitasnya bergantung pada kesadaran individu.

Kantor Dinas Kesehatan Aru. (Foto: titastory/John)

Kepala Puskesmas Siwalima, Lily Louhenapessy, menambahkan bahwa kendala utama pencegahan adalah rendahnya kesediaan masyarakat untuk diperiksa.

“Penanganan HIV/AIDS membutuhkan kerja sama lintas sektor. Jika tidak, ancaman ini sulit ditekan,” katanya.

Jek Rumakety, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Aru. (Foto: titastory/John)

Ancaman di Kalangan Usia Produktif

Louhenapessy mengingatkan bahwa pergaulan bebas di kalangan pemuda usia produktif menjadi faktor signifikan dalam peningkatan kasus. “Jika kesadaran masyarakat tidak segera dibangun, jumlah kasus akan terus bertambah dan mempersulit penanganan.”

Dinas Kesehatan bersama sektor terkait mendesak masyarakat untuk aktif memeriksakan diri dan menghindari perilaku berisiko sebagai langkah awal melawan darurat HIV/AIDS di Kepulauan Aru.

 

Penulis: Johan Djamanmona |  Editor: Christ Belseran

error: Content is protected !!