TITASTORY.ID,- Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Pemuda Kampung (Pkam) Honitetu deklarasikan Sekolah Adat Nudua Siwa. Kegiatan ini dilakukan lewat hasil musyawarah para tetua adat Honitetu. Sekolah adat Nudua Siwa merupakan tawaran solutif dari pemuda adat untuk melawan dan mengatasi arus modernisasi.
Ketua BPAN Pemuda Kampung Honitetu, Riskon Ihalewey kepada media ini menerangkan bentuk perhatian pemuda adat dengan melihat kondisi adat dan budaya Honitetu yang mulai terdegradasi, sehingga mendorong dan adanya inisiatif untuk mempertahankan kelestarian adat budaya dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.
” Kegiatan yang terlaksana ini merupakan hasil musyawarah dengan para tetua Adat Negeri, sekaligus menawarkan pembentukan sekolah adat sebagai solusi atas kegelisahan ini.” tutur Ihalewey.
Dijelaskan sekolah adat adalah sekolah yang dikembangkan oleh masyarakat adat. Sistem pendidikan dapat disesuaikan dengan konteks lokal masing-masing wilayah adat. Kehadiran sekolah adat Nudua Siwa dapat dikembangkan pula sesuai dengan konteks lokal Honitetu. Sekolah ini dapat dijadikan wadah terorganisir yang dituntut mampu mewariskan pengetahuan lokal terhadap generasi Nudua Siwa berikutnya.
“Sekolah Adat Nudua Siwa akan diterapkan di seluruh kampung-kampung yang berada dalam teritorial kekuasaan (ulayat) atau petuanan adat Honitetu,” tegasnya.
Dijelaskan, sebagai sebuah negeri cantik di atas awan yang terletak di wilayah pegunungan Pulau Seram-Maluku, tepatnya di Kecamatan Inamosol, Kabupaten Seram Bagian Barat, memiliki keunikan. Untuk petuanan adat Honitetu, wilayahnya membentang 3 Kecamatan, yaitu, Inamosol, Amalatu dan Kairatu. Negeri cantik ini memiliki sistem pemerintahan yang diperintah oleh Upu Latu, berbahasa wemale, serta masyarakat adatnya mendiami sembilan kampung (Nudu Siwa) petuanan Honitetu, yaitu Honitetu, Uraur, Ursana, Sokowati (Solibatai), Rumahtita, Imabatai, Nui, Nunaya, dan Lakubutui.
Dia menambahkan pentingnya menjaga eksistensi kebudayaan Honitetu yang sudah ada sejak dulu kala, dan itu perlu kerja sama.
“Kami membutuhkan dukungan dan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat, baik itu orang tua maupun anak muda untuk menjaga eksistensi kebudayaan kita. Semoga dengan kerja sama yang baik, sekolah adat Nudua Siwa dapat berkembang sesuai harapan-harapan yang sudah disepakati bersama untuk Honitetu yang lebih maju dan bermartabat,” ungkapnya.
Saat yang sama, Upu Latu Negeri Honitetu, Rolly Latu dalam menyikapi kegiatan tersebut cukup mengapresiasi inisiatif untuk membangun sekolah adat Nudua Siwa, dan untuk hal ini perlu dilakukan pemantapan termasuk terkait anggaran.
“Berikutnya kita harus melakukan pertemuan kembali agar hal ini bisa dianggarkan oleh negeri ” terangnya.” tutupnya.
Untuk diketahui, kegiatan yang berlangsung dari siang hari hingga malam tersebut berjalan lancar, dibuka secara adat kemudian semua yang hadir disuguhkan sageru (minuman tradisional) dan siri pinang agar dapat terlibat dalam kegiatan, kemudian berakhir dengan makan Patita (makan bersama).
Acara ini juga dihadiri pula oleh Dewan AMAN Nasional Region Kepulauan Maluku, Perempuan AMAN PHKom Honitetu, dan masyarakat Honitetu. ( TS 02)
Discussion about this post