titastory.id,maluku tengah – Pengikisan tanah oleh gelombang air laut terus-menerus menggerogoti pinggiran pantai Desa Pasahari Kecamatan Seram Utara Kabupaten Maluku Tengah.
Pada bulan februari tahun 2022 lalu, ombak menghantam rumah warga. Puluhan rumah roboh, rumah ibadah nyaris ambruk dan lingkungan rusak. Kondisi ini di perparah diduga akibat pengerukan pasir pantai secara terus-menerus oleh PT Wahana Lestari Investama (WLI) perusahan milik Karel albert Ralahalu mantan Gubernur Maluku yang beroperasi dibidang budidaya Udang di Desa tersebut.
Salah satu warga pasahari Yuyun (32) mengatakan, ancaman tersebut sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir. Abrasi gampang terjadi akibat ulah perushaan yang sering mengambil galian C berupa pasir pantai untuk keperluan perusahaan
“Pasir pantai sering di ambil oleh perusahan untuk kepentingan perusahaan. Perusahan tidak pikirkan dampak lingkungan yang akan terjadi, kondisi ini menjadi ancaman bagi kami,” Sebut yuyun, ketika di temui di desa Pasahari. Minggu (22/9).
Menurutnya, sudah sejak lama perusahaan mengeruk pasir pantai di desa itu. Warga berulang kali menegur namun tak diimdahkan.
Kata dia, baru-baru ini warga kembali protes hingga membuat tanda larangan.
“Sudah lama perusahaan mengambil pasir pantai. Kami dari warga baru-baru ini kembali larang dan perusahaan sudah berhenti ambil,” Ungkapnya.
Yuyus heran, perusahaan bahkan sempat bernegosiasi dengan warga yang tinggal di pesisir pantai, Bagi warga yang ingin bekerja di perusahaan itu harus memberikan izin kepada pihak perusahaan untuk mengambil pasir.
“Jadi kalau warga pasahari yang tinggal di pesisir pantai kalau mau bekerja di Perusahan harus buka dulu izin penggalian pasir, baru bisa di pekerjakan”. Kata dia.
Alamsyah Fabanyo, Salah satu tokoh pemuda di desa itu juga mengatakan kerusakan lingkungan yang terjadi diduga ulah dari perusahan PT WLI yang sedang beroperasi di desa itu.
“Dampak buruk bagi lingkungan mulai dari kotoran limbah yang di buang bebas ke laut hingga membunuh ratusan mengrove, krisis air bersih dan penggalian pasir pantai sesuka hati sehingga menyebabkan pengikisan tanah oleh air laut” jelasnya.
Alamsyah menambahkan, kerusakan lingkungan dan bencana sama sekali tidak di perhatikan oleh pemerintah maupun perusahaan yang berada di desa itu.
“Bencana yang memakan korban puluhan rumah warga rusak dan mesjid hampir roboh.Namun sama sekali tidak di perhatikan oleh pemerintah maupun pihak perusahaan” ucapnya.
Dia berharap, pemerintah dapat membuat tanggul penahan ombak agar dapat membentengi warga dari ancaman abrasi.
“Setidaknya pemerintah dapat melihat kondisi masyatakat pesisir yang hidup di tengah kekhawatiran dari ancaman abrasi. Pemerintah harus dapat membuat tanggul guna mengurangi bahaya ombak yang menghantam rumah warga setiap saat, ” harap dia. (TS 07)
Discussion about this post