TITASTORY.ID – Proyek pembangunan jaringan perpipaan SPAM Kawasan Perbatasan Oirata CS Kabupaten Maluku Barat Daya yang dikerjakan PT Fikri Bangun Persada dengan sumber dana APBN tahun 2021 sebesar Rp, 8,89 miliar kuat dugaan tidak sesuai perencanaan. Pasalnya anggaran besar tersebut dalam pelaksanaanya menggunakan sistem gantit dengan hasil proyek tahun 2011 yang bersumber dari APBD Kabupaten Maluku Barat Daya.
Ironisnya, saat ingin di lakukan konfirmasi dengan penanggung jawab proyek, Bos PDAM Wonrely, Oni Samadara justru begitu intens melakukan komunikasi, bahkan terkesan mengatur waktu dan tempat untuk dilakukan konfirmasi dengan pengawas proyek, kendati hasil akhir gagal.
Terkai proyek yang diduga kuat bermasalah tersebut, penelusuran di Desa Oirata, Kabupaten Maluku Barat Daya kuat dugaan kontraktor yang menangani Proyek milik Satuan Kerja (Satker) Pelaksana Prasarana Pemukiman Wilayah Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Maluku Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya hanya melakukan pergantian mesin pompa air, dan memperbaiki solar sel, dan tidak ada pengadaan barang baru.
Tidak hanya melakukan pergantian mesin dan perbaiki Solar Sel, kuat dugaan untuk menarik air dari sumber sumur bor pihak kontraktor menggunakan bak induk yang telah ada atau sudah dibangun sejak tahun 2011 yang diketahui dibangun dengan anggaran APBD 2 Kabupaten Maluku Barat Daya.
Selain itu, informasi yang dihimpun, kuat dugaan jenis Pompa pada Bak Induk hasil pengadaan dari Anggaran tahun 2011 silam dipasang pada bak tampung yang di Desa Oirata untuk menjadi alat dorong air sehingga dapat dialirkan ke bak baru yang dibangun oleh PT Fikri Bangun Persada dengan dana APBN dan terletak di Desa Abususur.
Sayangnya pihak Kontraktor yang hendak dimintai keterangan terkesan menghindar untuk dilakukan konfirmasi. Justru yang terjadi adalah salah satu petinggi PDAM Kabupaten Maluku Barat Daya, Ony Samadara via pesan whatsapp menyampaikan terkait dengan persoalan yang terjadi dirinya mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pengawas proyek karena kontraktornya tidak ada di lokasi proyek.
Bahkan, Oni Samadara yang diketahui adalah Bos PDAM Kecamatan Wonrely, Kabupaten Maluku Barat Daya terindikasi mencoba melakukan mediasi. Dari hasil komunikasi pesan whatsapp dengan media ini Samadara menyampaikan bahwa hal ini telah diberitahukan ke pihak Kontarktor, bahkan Samadara juga sudah menyampaikan pengawas proyek sudah bersedia untuk dikonfirmasi.
“Beta su kasi tahu kontraktor itu, jadi dong shu siap2 mau pi itu bro” jawab Samadara dalam bahasa pesan whatsapp dialeg melayu Ambon.
Bahkan terkait dengan janji untuk melayani konfirmasi tersebut, Samadara justru mengarahkan untuk berjumpa di salah satu penginapan.
Namun selang beberapa saat kesepakatan itu juga tidak terealisasi, bahkan Samadara meminta media ini untuk datang ke rumahnya pada malam hari di rumah Samadara. Keinginan tersebut ditolak karena persoalan dugaan mar up mestilah dikonfirmasi dalam waktu aktif kerja.
Diduga atas kejanggalan pada proyek ini, Oni Samadara juga terlibat, lantaran dirinya begitu intens melakukan mediasi, walau terkesan memberikan harapan kosong.
“Sabar dolo bro, b shu kasi khbar dong sudara ee” cahating Samadara ke media ini.
Sementara itu, informasi yang berhasil dihimpun , proyek dengan anggaran jumbo tersebut diduga merupakan proyek bertuan milik salah satu orang dekat oknum petinggi di Provinsi Maluku.
Bahkan kuat dugaan untuk menutupi borok dari Proyek pembangunan sarana air bersih tahun 2011 yang didanai APBD yang diduga gagal, proyek dari APBN ini kemudian di sasarkan pada lokasi di Desa Oirata. ( Redaksi)
Discussion about this post