TITASTORY.ID,– Perut bumi Pulau Seram menyemburkan lumpur bercampur gas. Kejadian ini terjadi di Desa Waisamet, Kecamatan Bula Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), kamis (19/5/2022). Diketahui bahwa titik semburan merupakan bekas pengeboran yang dilakukan Dinas Pertanian ( Distan) Kabupaten SBT tahun 2021. Namun demikian fenomena ini sudah mendapat perhatian Tim Field Manager Citic Seram Energy Limited kemudian menerjunkan tiga personil masing – masing Hatab Kilbaren, Kujali Ngidihi dan Karim Idris. Tujuan kedatangan mereka adalah melihat dan meneliti terkait semburan lumpur bercampur gas tersebut.
Pejabat Desa Waesamet Ibrahim Alfin Rumatomia kepada media ini menerangkan saat ini pihak Field Manager Citic Seram Energy Limited sudah melakukan pemeriksaan di lokasi semburan lumpur dan sudah mengambil sampel dari semburan tersebut dan akan dikirim untuk diteliti pakar Geologi yang selanjutnya untuk meneliti kandungan dari gas dan lumpur tersebut apakah beracun atau tidak.
Dijelaskan, terhadap lokasi semburan lumpur telah dipasang tanda larangan yang tujuannya agar masyarakat tidak mendekati titik semburan karena belum diketahui pasti kandungan dari material yang dimuntahkan dari perut bumi dataran pulau seram tersebut.
” Warga memang dilarang untuk mendekati titik semburan untuk mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan karena kejadian ini adalah kejadian langkah atau jarang terjadi, apa lagi yang disemburkan ini adalah lumpur dilapisi gas. Namun demikian sudah ada tim yang memiliki spesialis dalam hal penanganan dan penelitian sudah diterjunkan dan sampelnya sudah diambil untuk diteliti lanjut ,” jelasnya.
Saat yang sama dirinya juga membeberkan, bahwa di tahun 2021 pihak Dinas Pertanian Kabupaten SBT melakukan pengeboran untuk mendapatkan sumber air untuk tujuan pengairan sawah, namun saat pengeboran dilakukan sedalam 8 meter tim pengeboran saat itu menemukan adanya gas sehingga pekerjaan dihentikan dan lubangnya ditutup, selang waktu 1 tahun terjadilah semburan lumpur dan gas tersebut.
” Yang kami tahu bahwa titik semburan adalah bekas pengeboran dari Dinas Pertanian Kabupaten SBT untuk pengairan sawah milik masyarakat, namun karena saat dilakukan pengeboran ditemukan gas maka dihentikan dan bekas pengeboran ditutup kembali namun kini lubang ini justru jadi jalur semburan lumpur dan gas,” ujar Rumatomia.
Dikatakan dari hasil analisa sementara oleh Tim Field Manager Citic Seram Energy Limited Kabupaten SBT bahwa lumpur yang disemburkan bercampur dengan gas yang sudah terbakar. Namun demikian penelitian di laboratorium tetap harus dilakukan untuk mendapatkan kepastian.
Sebelumnya, Paur Humas Polres Seram Bagian Timur, Bripka Suwandi Sobo kepada wartawan lewat pesan yang diterima media ini menerangkan semburan lumpur bercampur gas di kawasan persawahan tersebut terjadi pada pukul 14.00 Wit. Kejadiannya itu dari Pukul 14.00 WIT, ungkap Paur Humas Polres SBT , Bripka Suwandi Soboh, kamis kemarin.
Menurutnya, ketinggian semburan lumpur bercampur gas itu mencapai enam – tuju meter dari permukaan tanah, namun semburan tersebut kian menurun bahkan hingga berita ini ditayangkan semburannya sudah ada pada ketinggian sekitar 3 meter.
Dikatakan, untuk lokasi semburan diketahui merupakan bekas sumur bor yang dibuat Dinas Pertanian setempat untuk pengairan sawah di desa tersebut. Namun karena pengeboran tidak mendapat sumber air sehingga tidak digunakan atau dimanfaatkan oleh petani setempat untuk proses pengairan sawa.
” Informasinya bahwa titik semburan adalah bekas pengeboran oleh dinas terkait di tahun 2021 untuk keperluan pengairan persawahan, namun karena tidak mendapat sumber air sehingga dibiarkan, dan kini jadi pusat semburan lumpur bercampur gas.” terangnya.
Dikatakan, letak dan lokasi semburan diperkirakan berjarak 1,5 km arah selatan dari pemukiman warga.
“Sumur bor digali pada tahun 2021 oleh Dinas Pertanian. Tetapi tidak mengeluarkan air,” kata Suwandi.
Sementara itu, di lokasi kejadian sejumlah aparat Kepolisian juga diterjunkan dalam rangka melakukan pengamanan di lokasi semburan tersebut. (TS 02)