titastory, Dobo – Yayasan Pengembangan Sar Abil dalam waktu dekat akan meluncurkan Alkitab Perjanjian Baru dalam bahasa Dobel, salah satu rumpun bahasa lokal Aru. Penerjemahan ini bertujuan agar masyarakat Aru dapat memahami isi Alkitab dengan lebih baik melalui bahasa ibu mereka yang lebih dekat dengan keseharian.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Yayasan Pengembangan Sar Abil, terdapat sekitar 15 bahasa yang digunakan oleh masyarakat Aru, masing-masing dengan pemaknaan tersendiri. Beberapa bahasa memiliki kemiripan tetapi tetap memiliki perbedaan makna yang signifikan.
Ketua Yayasan Sar Abil, Yunus Tubay, dalam wawancara pada Rabu (26/03), mengungkapkan bahwa penggunaan bahasa daerah dalam membaca Alkitab memberikan kedekatan emosional dan pemahaman yang lebih mendalam bagi masyarakat Aru dibandingkan dengan bahasa kedua seperti Melayu.

“Dalam penggunaannya, bahasa daerah sudah menyatu dengan diri masyarakat Aru sejak kecil. Jadi, membaca Firman Tuhan dalam bahasa ibu akan lebih menyentuh hati dan lebih mudah dipahami,” ujar Yunus.
Ia menekankan bahwa penerjemahan ini dilakukan agar pesan dalam Alkitab dapat tersampaikan dengan baik. Jika bahasa yang digunakan kurang akrab bagi masyarakat, ada kemungkinan makna Firman Tuhan tidak dapat diterima secara utuh.
“Karena itu, kami mencoba menyederhanakan teks Alkitab dengan bahasa yang lebih dekat dan akrab bagi masyarakat Aru,” jelasnya.
Yunus menambahkan bahwa tidak semua masyarakat di desa-desa memiliki latar belakang pendidikan yang sama. Oleh karena itu, teks Alkitab yang menggunakan bahasa yang lebih tinggi dapat menjadi kendala dalam pemahaman.
“Dengan menggunakan bahasa yang sehari-hari digunakan dalam komunikasi, masyarakat akan lebih mudah mengerti,” katanya.
Alkitab yang akan segera diluncurkan ini masih dalam bahasa Dobel, yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat Aru di wilayah Kobror. Proses penerjemahannya sendiri telah berlangsung selama kurang lebih 20 tahun.
“Proses ini dimulai oleh seorang peneliti berkebangsaan Inggris, kemudian dilanjutkan oleh lembaga Wycliffe yang bekerja sama dengan Gereja Protestan Maluku (GPM) dan membentuk tim di Yayasan Pengembangan Sar Abil,” jelasnya.
Ke depan, Yayasan Sar Abil juga berencana menerjemahkan Perjanjian Lama agar Alkitab dalam bahasa Dobel menjadi lebih lengkap.
Ia berharap ada lebih banyak pihak yang dapat membantu dalam proses penerjemahan ini, karena tantangan terbesar yang dihadapi adalah keterbatasan sumber daya dalam pengerjaannya.
Penulis: Johan Djamanmona Editor : Chris B