Spesial HUT Titastory ke-5
Ucapan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi dan memberikan selamat pada Hari Ulang Tahun titastory ke-5. Disini ada Jurnalis senior sekaligus penasehat titastory: Bung Andreas Harsono yang merupakan Jurnalis Senior/ Penasehat titastory.id, Ibu Engelina Pattiasina yang merupakan Founder Archipelago Solidarity Foundation, Pak Julius R Latumaerissa sebagai Ekonom dan Konsultan Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Publik, Usi Novenia Ambeua Aktivis Perempuan Komunitas Adat Tobelo Boeing Halmahera Timur, Bapa Simon Kamsi yang adalah Aktivis dan Pejuang Lingkungan di Kepulauan Aru dan Maluku pada umumnya, Aprliska Latu Aktivis Perempuan Adat Pulau Seram dan Maluku pada umumnya, Ade Josua Ahwalam Aktivis Pemuda Adat Sabuai Pulau Seram, Benny Alatubir Koordinator Aliansi Mahasiswa anti Korupsi, Bung Rocky S. Mantayborbir Ketua Pemuda Desa Laininir, Ade Deliana Behuku perempuan adat Pulau Buru, Borju Gadil perwakilan Pemuda Aru, ade Yefta Gaiteborbir bersama adik-adik Desa Erersin Kepulauan Aru, dan semua pihak satu per satu yang tidak disebutkan namanya di sini.
Media titastory hari ini, tanggal 1 Januari 2025, genap berusia 5 tahun. Usia yang masih muda dan tentu masih panjang tanggung jawab kedepan untuk melayani suara publik. Tentunya, dalam lima tahun ini, kita telah melewati berbagai tantangan. Dengan segala keterbatasan, kita tetap berdiri tegak sebagai media independen yang menjunjung tinggi etika jurnalistik dan Undang-Undang Pers. Kita tidak hanya menyajikan berita, tetapi juga liputan mendalam (in-depth report) dan investigasi, serta karya jurnalistik audiovisual yang menggugah kesadaran publik.
Dalam lanskap media yang semakin kompleks dan penuh tantangan, Titastory lahir bukan sekadar untuk menjadi media biasa, melainkan sebagai ruang perjuangan bagi suara-suara yang sering kali tenggelam di balik hingar-bingar kepentingan elite dan oligarki. Kami berdiri bersama masyarakat adat yang terusik dari tanah leluhur mereka, bersama petani yang kehilangan kebunnya akibat korporasi rakus, dan bersama nelayan yang lautnya tercemar limbah industri.
Nama “Tita” yang berarti pesan dalam bahasa ibu Maluku, dan “Story” yang berarti cerita dalam bahasa Inggris, menggambarkan identitas dan misi mulia kita. Bukan sekadar media, Titastory adalah penghubung pesan-pesan penting dari mereka yang sering kali suaranya terabaikan—masyarakat adat, kelompok terpinggirkan, dan mereka yang berjuang mempertahankan hak serta lingkungannya.
Perjuangan ini tentu tidak bisa dijalankan oleh satu orang. Di balik setiap laporan investigasi, ada tim yang bekerja dengan dedikasi tinggi. Pimpinan Redaksi Usi Marta Dianti, Koordinator Liputan Edison Waas, Editor Rere Khairyah, dan Tim Media Sosial yang dipimpin Vanessa Lesnussa, semuanya bekerja dalam harmoni untuk memastikan setiap informasi yang disampaikan adalah fakta yang akurat dan bermakna. Dukungan teknis dari Zulfikli Abas di bidang IT dan desain, serta kontribusi dari Editor Video & Foto Semuel B. Djirlay, memastikan pesan kami tidak hanya tersampaikan, tetapi juga berdampak.
Di barisan paling depan, para kontributor seperti Iksan di Maluku Utara, Sadhan di Seram Utara, Josua Ahwalam di Seram Selatan, hingga Johan Djamanmona di Kepulauan Kei dan Aru, terus mengawal cerita-cerita dari tanah mereka.
Dunia digital telah membuka peluang besar bagi media seperti Titastory untuk menjangkau wilayah-wilayah yang sulit diakses. Kontribusi dari jurnalis warga melalui laporan langsung di media sosial telah membantu kami mengisi kesenjangan informasi di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Suara-suara mereka adalah denyut nadi dari keberlanjutan perjuangan ini.
“Bila kepercayaan masyarakat terhadap jurnalisme runtuh, maka demokrasi juga runtuh. Sebaliknya, makin bermutu jurnalisme dalam masyarakat, makin bermutu pula masyarakat tersebut.” Kutipan dari Andreas Harsono, seorang jurnalis senior sekaligus guru Jurnalisme Sastrawi, bukan sekadar kalimat inspiratif. Ini adalah prinsip yang harus menjadi pedoman setiap insan pers, termasuk kami di Titastory.id.
Pada akhirnya, perjuangan ini bukan tentang satu individu atau satu lembaga media. Ini tentang membangun jurnalisme yang kuat, bermutu, dan berintegritas. Karena tanpa jurnalisme yang bermutu, demokrasi akan rapuh. Kita semua adalah bagian dari perjuangan ini. Setiap kata yang ditulis, setiap foto yang diambil, dan setiap cerita yang disampaikan adalah kontribusi nyata untuk membangun masyarakat yang lebih adil, transparan, dan bermartabat.
Seperti doa yang selalu kami panjatkan kepada Upu Ila Kahuressi, Upu Lanite, dan Tuhan Penguasa Alam Semesta, kami percaya bahwa kebenaran akan selalu menemukan jalannya. Dan kami di Titastory.id akan terus berdiri di garis depan, menjaga suara rakyat agar tetap didengar dan keadilan tetap ditegakkan.
Titastory.id bukan sekadar media. Ini adalah panggung perjuangan, rumah bagi suara-suara yang tersisih, dan lentera bagi demokrasi di tanah Maluku dan sekitarnya.
Link Video: