UPDATE: Penanganan Darurat Pascabanjir Bandang di Nagekeo, NTT

11/09/2025
Keterangan : Kondisi banjir bandang di Kabupaten Nagekeo, NTT, Senin (8/9)., Foto : BPBD Kabupaten Nagekeo

titastory, Nagekeo – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama BPBD Nagekeo terus melakukan penanganan darurat pascabanjir bandang yang melanda Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, Senin (8/9/2025).

Upaya pencarian korban hilang, pendataan kerusakan, serta perbaikan darurat jalan dan jembatan terus dikebut. BNPB melaporkan, akses menuju Kecamatan Mauponggo yang sebelumnya terputus kini sudah bisa dilalui setelah dilakukan pembersihan material longsor menggunakan alat berat.

“Bencana banjir bandang berdampak pada 14 desa di tiga kecamatan: Mauponggo, Nangaroro, dan Boawae,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam rilis yang diterima Titastory, Kamis (11/9/2025).

Hingga hari ini, tercatat 5 warga meninggal dunia, 3 masih hilang, 3 luka-luka, dan 30 orang mengungsi. Tim SAR gabungan masih terus menyisir titik longsor untuk mencari korban hilang.

Kerugian material meliputi satu rumah hanyut, satu rumah rusak berat, dua unit perkantoran terdampak, serta kerusakan jembatan dan ruas jalan utama. BPBD Nagekeo juga mendata kerugian lain, termasuk kerusakan lahan sawah, kebun, dan ternak milik warga.

Pemerintah Kabupaten Nagekeo menetapkan status tanggap darurat bencana cuaca ekstrem melalui Surat Keputusan Nomor 330/KEP/HK/2025, berlaku 9–30 September 2025.

Untuk mempercepat pemulihan, BPBD NTT dijadwalkan mengirim bantuan logistik melalui transportasi laut, berupa 200 lembar selimut, 150 matras, 50 paket peralatan masak, 75 paket hygiene kit, 25 kasur lipat, 25 velbed, 30 paket peralatan kebersihan, 12 dus biskuit protein anak, serta 10 unit tenda keluarga.

Selain itu, BNPB juga menyalurkan bantuan pangan dan nonpangan: 200 paket sembako, 100 paket makanan siap saji, 50 paket sandang-pangan, 30 paket perlengkapan bayi, senter kepala dan senter pegang, gergaji mesin, genset, hingga tenda pengungsian.

“BNPB juga akan menyalurkan dana siap pakai dan menambah bantuan logistik sesuai kebutuhan lapangan,” ujar Abdul Muhari.

Banjir bandang terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan pegunungan hingga dataran rendah Mauponggo, Senin siang (8/9). Air bah membawa material lumpur dan batu ke permukiman, menyebabkan kerusakan parah di sejumlah titik.

error: Content is protected !!