titastory.id, flores timur — Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang terjadi pada Senin (4/11/2024) dini hari mengakibatkan jumlah korban tewas bertambah menjadi 10 orang. Operasi tanggap darurat masih terus berlangsung, dengan tim pencarian dan pertolongan dari Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Kabupaten Maumere memperbarui data korban yang ditemukan hingga pukul 11.51 WITA. Dari sepuluh korban, sembilan telah berhasil dievakuasi oleh petugas SAR, sementara satu korban masih berada di lokasi reruntuhan dan tengah dalam upaya pencarian.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, BPBD Kabupaten Flores Timur terus mendata jumlah pengungsi dan menyebar posko pengungsian di tiga titik: Desa Konga, Lewolaga, dan Tietehena. “Pemantauan hingga siang ini pukul 12.30 WITA menunjukkan bahwa erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki berdampak pada kerusakan rumah di radius tujuh kilometer dari puncak gunung, serta hujan abu yang turun di wilayah tersebut,” jelas Muhari.
Dalam kondisi ini, BPBD juga mengingatkan masyarakat sekitar untuk mewaspadai potensi banjir lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Lewotobi Laki-laki, terutama di area Desa Dulipali, Padang Pasir, dan Nobo. Basarnas bersama dengan BNPB, BPBD, dan relawan lokal terus melakukan evakuasi warga serta penanganan warga terdampak di sejumlah desa yang dekat dengan radius bahaya.
Status Tanggap Darurat dan Peningkatan Level Aktivitas Vulkanik
Menanggapi erupsi yang signifikan ini, Pemerintah Kabupaten Flores Timur menetapkan status tanggap darurat dengan Surat Keputusan No. BPBD.300.2.2.5/24/BID.KL/XI/2024 tentang Bencana Alam Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur. Status ini berlaku dari tanggal 4 November hingga 31 Desember 2024.
Sementara itu, berdasarkan surat dari Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) No. 95.1.Lap/GL.03/BGV/2024, aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki yang meningkat sejak Minggu (3/11) malam, pukul 24.00 WITA, mengharuskan peningkatan status dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas).
PVMBG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius tujuh kilometer dari puncak gunung, khususnya di sektor utara-timur laut. Tim PVMBG dan BPBD juga memperingatkan risiko bahaya lahar dingin jika terjadi hujan deras di sekitar gunung, serta menganjurkan penggunaan masker bagi warga yang terdampak abu vulkanik. (TS-01)
Discussion about this post