Tumpahan Oli Cemari Laut Hatiwe Besar, DPRD Maluku Turun Tangan

04/11/2025
Keterangan: Anggota DPRD Maluku saat meninjau tumpahan oil di Pantai Negeri Hatiwe Besar, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Foto: Ian/titastory.id

Ambon, — Perairan Dusun Wailaha, Negeri Hatiwe Besar, Kota Ambon, tercemar tumpahan oli sejak Kamis (30/10/2025) pagi. Tumpahan yang meluas hingga ratusan meter di pesisir pantai itu membuat warga panik dan menghentikan aktivitas melaut.

Warga pertama kali melihat perubahan warna air laut sekitar pukul 09.00 WIT saat kegiatan kunjungan jemaat berlangsung. Permukaan laut tampak menghitam, dan bebatuan pesisir berubah pekat akibat lapisan minyak.

“Biasanya malam masyarakat melaut mencari ikan puri, tapi sekarang semua berhenti. Takut saja, jangan sampai ikan atau air laut sudah tercemar,” ujar Popi Kiriweno, warga Dusun Wailaha, Senin (3/11).

Menanggapi laporan warga, Komisi II DPRD Provinsi Maluku langsung turun ke lokasi bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Maluku, Pertamina, dan Pemerintah Negeri Hatiwe Besar.

Ketua Komisi II DPRD Maluku, Irawadi, mengatakan tinjauan lapangan dilakukan untuk memastikan sumber dan dampak pencemaran.

Keterangan: Ketua Komisi II DPRD Maluku, Irawadi saat diwawancarai,Foto: Ian/titastory.id

“Sumber tumpahan belum diketahui dari kapal mana. Dari hasil pengamatan, masih ada sisa oli di bibir pantai. Kami akan berkoordinasi dengan DLH dan KSOP Ambon yang berwenang dalam pengawasan pelayaran,” kata Irawadi.

Ia menegaskan, DPRD akan segera mengagendakan rapat lintas komisi, melibatkan Komisi III DPRD Maluku, agar penanganan dilakukan secara terintegrasi.

“Masalah ini tidak hanya soal lingkungan, tapi juga aktivitas pelayaran di Teluk Ambon yang padat. Harus ada langkah serius lintas sektor,” tegasnya.

Keterangan: Kawasan tumpahan Oil, Foto: Ian/titastory.id

DLH Maluku Ambil Sampel Air dan Oli

Tim Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku telah mengambil sampel air laut dan oli di sepanjang bibir pantai untuk dilakukan uji laboratorium.

“Kami temukan ceceran oli di sepanjang 100 meter pantai. Sampel sedang diuji, hasilnya diperkirakan keluar dalam dua minggu,” jelas Silvia, pengawas lapangan DLH Maluku.

Sambil menunggu hasil laboratorium, DLH mengimbau masyarakat untuk tidak mandi atau melaut di wilayah yang tercemar. “Kami khawatir ada kandungan bahan berbahaya di air laut yang bisa berdampak pada kesehatan,” ujarnya.

Klarifikasi Pertamina

Sementara itu, Pertamina Wayame memastikan bahwa tumpahan tersebut bukan berasal dari kapal atau fasilitas milik Pertamina.

“Kami sudah melakukan pengecekan lapangan dan memastikan semua kapal kami dalam kondisi aman. Setiap kapal Pertamina memiliki prosedur ketat penyimpanan oli bekas yang disegel dan diawasi,” ujar Novi Prasetyo, Integrated Terminal Manager Pertamina Wayame.

Menurut Novi, pihaknya tetap siap membantu penanganan darurat pencemaran, termasuk membantu pembersihan area pesisir bila diminta oleh pemerintah daerah.

Warga Dusun Wailaha kini mengeluhkan bau menyengat yang berasal dari laut dan khawatir ikan serta hasil tangkapan sudah terkontaminasi. Aktivitas ekonomi pesisir pun lumpuh sementara.

Sebagian warga berharap pemerintah cepat bertindak membersihkan sisa tumpahan agar mereka dapat kembali beraktivitas.

“Kami hanya nelayan kecil. Kalau laut begini, kami tidak bisa makan,” ujar Amos Lestaluhu, nelayan setempat.

Tumpahan oli di Teluk Ambon bukan kali pertama terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir, kawasan ini kerap menjadi lintasan kapal dagang dan tanker yang bersandar di pelabuhan. Pengawasan terhadap pembuangan limbah dan oli bekas dari kapal dinilai masih lemah.

DLH Maluku menegaskan akan mengumumkan hasil laboratorium secara terbuka untuk memastikan jenis dan tingkat pencemaran.

error: Content is protected !!