TPNPB-OPM Umumkan Duka Nasional, Tuntut Hentikan Penembakan Warga Sipil oleh Aparat Militer

17/06/2025
Mayat warga sipil OAP, korban kontak senjata TNI dan TPNPB-OPM di Kampung Aruli, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Minggu, 15 Juni 2025. Foto : Ist

titastory, Wamena – Komando Pusat TPNPB-OPM menyampaikan kabar duka atas gugurnya Mayor Prek  Serera, Komandan Kompi Markas A Batalion Wesem, dalam baku tembak sengit dengan aparat militer TNI/POLRI di Wamena. Insiden terjadi Minggu malam hingga senin dini hari, antara pukul 23.32 hingga 02.30 WIT.

Rilis resmi dari Jubir TPNPB, Sebby Sambom, menyebut bahwa aparat pemerintah menembak mati seorang warga sipil berusia 54 tahun, atas nama Mesak Asipalek, ketika ia berada di rumahnya di Kampung Aruli—kejadian yang disebut TPNPB sebagai “kejahatan negara.”

Foto Mayor Amri Tabuni (kemeja biru-red) dan Sebby Sambom (mengenakan kaos garis-garis-red). Sumber Foto : TEMPO.CO (17 Juni 2025)

Menurut laporan, sebelum kontak senjata dimulai, militer Indonesia sejak 10 Juni telah menugaskan intel mereka, termasuk warga Papua, untuk memetakan wilayah pasukan TPNPB dari Gunung Sebela hingga Kali Baliem dan Distrik Tangma. Analisis tersebut dianggap sebagai dasar bagi operasi militer yang meluas.

TPNPB mencatat bahwa Mayor Prek Serera gugur setelah jatuh di medan pertempuran. Jenazahnya kemudian dikremasi sekitar pukul 10.43 WIT oleh rekan-rekannya sebagai bentuk penghormatan terhadap pengorbanannya. Dalam rilisnya, TPNPB-OPM juga menyampaikan lima tuntutan tegas antara lain:

1. Melarang penunjukkan orang asli Papua sebagai intel militer yang rentan menjadi sasaran kekerasan TNI/POLRI.
2. Segera membebaskan semua warga sipil yang ditahan sejak Senin lalu karena dituduh terlibat TPNPB.
3. Menghentikan operasi penembakan terhadap warga sipil atas tuduhan sepihak sebagai anggota TPNPB.
4. Menegaskan aparat hanya diperbolehkan melawan anggota TPNPB, bukan membunuh warga sipil.
5. TPNPB-OPM menyatakan tidak akan mundur dan akan terus memperjuangkan Papua Merdeka.

Sementara itu, Manajemen Pusat TPNPB-OPM selanjutnya menyerukan duka nasional dan mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk menghentikan tindakan militer yang menewaskan warga sipil. Mereka menuduh aparat telah menebar tuduhan palsu terhadap rakyat Papua.

Penulis: Redaksi

 

error: Content is protected !!