TITASTORY.ID – Sempat dihebohkan dengan aksi adu jotos sejumlah anggota DPRD Maluku Tengah, kamis 12 agustus 2021 saat rapat paripurna pembahasan laporan pertanggungjawaban APBD Kabuaten Maluku Tengah periode tahun 2020. Public kembali dipertontokan dengan aksi yang sama. Namun kali ini insiden terjadi di Kabupaten Buru. Dua anggota DPRD Kabupaten Buru nyaris terlibat adu jotos dalam Rapat lintas antara DPRD Buru dengan Tim Angaran Pemerintah Daerah (TAPD).
Insiden ini terjadi berawal saat DPRD akan melaksanakan rapat secara terbuka. Rapat tersebut melibatkan awak media untuk diliput.
Rapat tersebut sempat mendapat penolakan keras dari anggota DPRD setempat tentang kehadiran wartawan. “untuk apa media datang,”Papar Maser Salasiwa, seorang anggota dewan dari partai persatuan pembangunan (PPP).
Pantauan story.id di ruangan rapat kantor DPRD Buru, rapat yang berlangsung sabtu (14/8/2021) sekitar pukul 02:45 WIT di Ruang rapat gedung DPRD Kabupaten Buru itu nyaris terjadi baku hantam antara anggota DPRD dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Maser Salasiwa dengan anggota DPRD dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI Perjuangan), Arifin Latbual.
Diketahui, Adu jotos bermula saat Ketua Fraksi PPP, Perjuangan Bambang Langlang Buana, Ketua Gerakan Rakyat Sejaterah (GRS) Rustam Fadli Tukuboya, dan Jhon Lehalima dari Fraksi Bupolo, meminta pempinan DPRD agar para awak media bisa diikutsertakan meliput rapat tersebut.
Maser Salasiwa yang merupakan Anggota DPRD dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bersikeras agar media tidak dilibatkan dalam rapat internal tersebut.
Menurut Ia meski dihadirkan, namun pemberitaan sejumlah media tidak berdampak signifikan bagi persoalan rakyat. “Untuk apa media masuk liput, dan rapat persoalan rakyat yang sudah berlangsung kemarin semuanya omong kosong.” cetusnya.
Pernyataan Maser mengundang tanggapan dari Arifin Latbual. Ia mempertanyakan pernyataan anggota DPRD dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.
“Maksud Saudara tidak mengijinkan media masuk untuk meliput itu apa ? lalu kenapa saudara banting mikrofon kepada Ketua Fraksi PPP,” tanya Arifin di dalam rapat.
Rapat pun mulai memanas setelah adu mulut antara keduanya tak terbendung. Perdebatan pun terjadi.
Maser dengan lantang menunjukan tangan ke arah Arifin lalu mengatakan “mau apa?”. Sontak hal itu menyulut emosi dari Arifin Latbual hingga nyaris terjadi baku hantam.
Adu mulut yang berujung ricuh antara kedua anggota DPRD ini bisa diakhiri setelah beberapa para staf yang ada di ruang rapat secepatnya melerai.
Maser kemudian dibawa keluar ruang rapat oleh salah satu anggota DPRD Nadi Wali menuju ruang wakil kerta DPRD, Djalil Mukadar. Usai kericuhan, rapat kemudian diskorsing hingga waktu yang belum ditentukan.
Diketahui rapat tersebut terkait dengan agenda pembahasan Kekosongan Anggaran pada khas Daerah dan hak-hak rakyat, yang mengakibatkan 4026 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan kurang lebih 2000 Pegawai tidak tetap (PTT) hingga kini belum menerima upah mereka.
Arifin Latbual saat diwawacarai terkait rapat lintas DPRD Buru dengan Tim Angaran Pemerintah Daerah (TAPD) itu mengatakan, rapat yang dilangsung itu sudah dimulai dari tanggal 10 Agustus dan di lanjutkan pada tanggal 12 sampai 14 Agustus.
“Karena insiden tadi, maka rapat ini kembali diskorsing,” jelasnya.
Penulis : Asma Kasih
Editor : Redaksi
Discussion about this post