titaStory.id,ambon – Tim Kesehatan (Timkes) Rumah Sakit Umum (RSU) Bhakti Rahayu gelar sosialisasi terkait bahaya Rabies dan Hipertensi kepada warga Gereja GPM Jemaat Hatalai, Klasis Pulau Ambon Timur (KPAT). Kegiatan yang dipusatkan di Gedung Gereja Anugerah, Negeri Hatalai, Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon, minggu (16/07/2023).
Penyampaian terkait rabies dan hipertensi yang dalam pemaparan materi disampaikan secara terpisah disampaikan oleh dr. Shanty Tansit yang merupakan salah satu dokter di RSU Bhakti Rahayu. Menurut Tansit, rabies atau yang kerap disebut penyakit anjing gila adalah suatu penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies, dan bersifat zoonotik. Dalam penyebarannya, penyakit oleh virus ini berasal atau cara penularannya melalui gigitan dan non gigitan (goresan cakaran atau jilatan pada kulit terbuka/mukosa) oleh hewan yang terinfeksi virus rabies
“Virus rabies akan masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang terbuka atau mukosa namun tidak dapat masuk melalui kulit yang utuh dan sumber penularan rabies adalah anjing, kucing, kera, musang” jelasnya.
Dikatakan, masa inkubasi penyakit rabies sangat bervariasi yaitu antara 2 minggu sampai 2 tahun tetapi umumnya 3 – 8 minggu. Menurut WHO (2007) disebutkan bahwa masa inkubasinya rata-rata 30 – 90 hari dan dipengaruhi oleh jenis dan jumlah virus yang masuk kedalaman luka gigitan lokasi luka gigitan.
Terangnya, saat korban mengalami gigitan hewan atau cakaran hewan pembawa virus rabies ini memiliki gejalah, yakni demam, lemas, lesu, tidak nafsu makan, sakit kepala hebat, sakit tenggorokan nyeri dan terasa panas pada luka gigitan. Gejala lain adalah tampak bingung, gelisah dan ketakutan, takut air (hydrophobia) bahkan hanya untuk melihatnya saja, takut angin (aerophobia), takut cahaya (photophobia) dan mulut banyak lendir
“ Itu adalah gejala jika seseorang terkena virus rabies, sehingga perl ada langkah penanganan awal yaitu, sesegera mungkin bersihkan luka dengan sabun/deterjen dibawah air mengalir selama kurang lebih 15 menit. Pemberian Antiseptik Betadine atau alkohol 70%, kemudian segera ke Puskesmas, RS terdekat atau rabies center untuk Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR).” lanjutnya.
Sementara untuk tindakan pada hewan, wanita berparas cantik dan mengenakan kacamata ini pun menyampaikan agar hewannya dibawa ke dinas peternakan atau dokter hewan untuk mendapatkan vaksin
“Jangan biarkan hewan peliharaan berkeliaran di luar, lebih khusus anjing harus diikat dengan rantai panjang jika dibawa keluar.Jika hewan tersebut hewan peliharaan dan hewan liar maka ditangkap dan diserahkan ke dinas peternakan untuk diobservasi. Jika hewan sulit ditangkap, maka harus dibunuh dan diserahkan ke dinas untuk diperiksa di laboratorium,” terangnya.
Penyakit Hipertensi
Sementara itu pada materi yang kedua terkait Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, dia menegaskan bahwa ini adalah keadaan dimana tekanan darah sitolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan disotik lebih dari 90 mmHg. Penyakit ini sering disebut The Silent Killer, karena tanpa keluhan.
Menurutnya, faktor yang bisa menyebabkan hipertensi adalah, keturunan, umur, asupan makanan tinggi garam dan Obesitas, sedangkan faktor resiko timbulnya hipertensi adalah, stres, merokok dan minum alkohol, makan tinggi lemak/kolesterol dan kurang olahraga.
“Bisa dirasakan gejala -gejala hipertensi diantaranya adalah, sakit kepala, gelisah, jantung berdebar debar, pusing. penglihatan kabur. rasa sakit di dada, mudah lelah.” urainya.
Komplikasi,” katanya,” dari Hiprtensi bisa terjadi pada jantung, stroke, penyakit ginjang, kerusakan retina (retinopati), penyakit pembuluh darah, gangguan saraf, gangguan serebral (otak).
Dengan demikian dirinya meminta agar masyarakat atau umat di kawasan pegunungan tersebut untuk dapat melakukan langkah untuk menurunkan hipertensi yaitu dengan cara, mengubah pola hidup minum obat obatan.
“Mengubah polah hidup yang dimaksudkan adalah, mengatur pola makanan, dengan memilih makanan tinggi vitamin, dan serat seperti sayur buah buahan, kacang dan biji bijian serta gandum utuh. Mengurangi asupan garam, olahraga teratur setidaknya 150 menit dalam seminggu, 30 menit setiap hari minimal 3-5 hari dalam seminggu.” tegasnya.
Dia juga menyampaikan agar menghindari stress, mengatur keseimbangan antara kerja , istirahat dan rekreasi. Hindari Alkohol dan rokok, mengkonsumsi obat obat setelah melakukan konsultasi ke dokter dan memeriksa kesehatan secara teratur (TS 02)
Discussion about this post