titaStory.id, sulawesi tenggara – Di awal bulan Juli 2024, Provinsi Sulawesi Tenggara telah diliputi bencana banjir. Dampaknya meluas hingga tiga kabupaten. Kabupaten tersebut adalah Kabupaten Buton Utara, Muna Barat, dan Konawe Selatan.
Rilis data dari BNPB pada Kamis (4/7) kejadian ini dipicu oleh hujan deras dengan curah tinggi yang menyebabkan sungai-sungai di wilayah tersebut meluap hingga banjir pun tak terhindarkan. Banjir merusak pemukiman dan sejumlah infrastruktur penting di sepanjang aliran sungai.
Abdul Muhari, Ph.D, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB menjelaskan
di Kabupaten Buton Utara, banjir yang terjadi pada malam Rabu, (3/7/2024) menghantam beberapa kecamatan seperti Kambowa dan Kulisusu Barat. Sebanyak 1.670 jiwa atau sekitar 432 kepala keluarga terdampak. Desa-desa seperti Morindino, Baluara, dan Pongkowulu di Kecamatan Kambowa serta Lapandewa dan Lambale di Kecamatan Kulisusu Barat menjadi pusat perhatian evakuasi dan bantuan kemanusiaan. Kerugian material jalan poros dan talud sungai mengalami kerusakan parah, menghambat akses dan menambah kesulitan bagi warga yang harus menghadapi kondisi pasca-banjir.
Sementara di Kabupaten Muna Barat, ” terangnya, luapan Sungai Tiworo yang terjadi pada malam Kamis, (4/7/2024) menyebabkan 241 jiwa terdampak, dan sebanyak 34 Jiwa mengungsi. Desa-desa seperti Lasama, Laworo, dan Waumere di Kecamatan Tiworo Kepulauan serta Lakalamba di Kecamatan Sawerigadi menjadi fokus utama evakuasi dan penanganan darurat. Selain kerugian jiwa, bencana ini juga merusak infrastruktur dengan satu unit mushola terdampak serta 20 hektar lahan pertanian yang tergenang air.
Diterangkan, di Kabupaten Konawe Selatan juga menghadapi situasi serupa. Hujan deras yang mengguyur pada malam Rabu, (3/7/2024) menyebabkan luapan Kali Sena di Desa Awunio, Kecamatan Kolono. Banjir setinggi 20 hingga 50 sentimeter mengakibatkan sebanyak 135 keluarga terdampak dan kerugian material 40 rumah terdampak banjir. BPBD Kabupaten Konawe Selatan segera merespons dengan melakukan asesmen dan memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan.
” Penanganan darurat dan evakuasi dilakukan oleh pemerintah daerah dan relawan dengan koordinasi yang intensif antar lembaga seperti BPBD, TNI, Polri, dan berbagai dinas terkait lainnya. Upaya ini meliputi penyediaan bantuan logistik seperti makanan, air bersih, pakaian serta kebutuhan medis yang mendesak seperti obat-obatan dan tenaga medis.” jelasnya.
Dia memastikan, Pemerintah pusat juga terlibat aktif dalam mendukung upaya pemulihan daerah-daerah yang terkena dampak.
BNPB juga menandaskan kondisi terkini, status banjir di ketiga kabupaten yang terdampak, Buton Utara, Muna Barat, dan Konawe Selatan telah menunjukkan tanda-tanda surut.
Pihak berwenang dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat telah melakukan upaya evakuasi, penanganan darurat, dan pemantauan terhadap kondisi banjir.
Meskipun demikian, proses pemulihan dan rekonstruksi masih dalam tahap awal karena banyak infrastruktur yang perlu diperbaiki dan kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi.
Antisipasi terjadi banjir susulan BNPB menghimbau pemerintah daerah segera meningkatkan sistem peringatan dini untuk memonitor kondisi cuaca dan tinggi permukaan air sungai secara lebih efektif. Hal ini diharapkan dapat memberi waktu lebih untuk evakuasi dan persiapan darurat pada masa yang akan datang. Selain itu, penyediaan tempat pengungsian yang aman dan nyaman juga menjadi prioritas, dengan menyiapkan tenda-tenda darurat serta peralatan kesehatan yang dibutuhkan.
Penguatan infrastruktur pengendalian banjir, seperti perbaikan tanggul dan sistem drainase, menjadi langkah esensial untuk mengurangi risiko banjir di masa depan. Pemerintah daerah juga meningkatkan edukasi masyarakat tentang bahaya banjir dan langkah-langkah yang harus diambil dalam situasi darurat, melalui program penyuluhan dan simulasi bencana. (TS -03)
Discussion about this post