-
VIRAL video seorang pedagang kaki lima mardika mengamuk usai peresmian Gedung baru pasar mardika ambon, kamis (18/4). Diketahui perempuan tersebut merupakan jibu-jibu, pedagang ikan asal desa Latuhalat yang tiap harinya berjualan di sekitaran pasar Mardika.
-
Video tersebut diunggah pada instagram oleh salah satu media lokal beta maluku dan mendapat berbagai tanggapan dari para netizen. Diketahui mama jibu-jibu ini mengamuk dan protes karena Ia dan sebagian pedagang ikan lainnya tak mendapat lokasi untuk berjualan di Gedung pasar yang baru.
-
Saat protes berlangsung Gubernur Maluku Murad Ismail baru saja meninggalkan lokasi peresmian bersama para rombongan. Namun sayangnya niat pedagang ini agar bisa langsung direspons oleh sang Gubernur mereka, malah begitu saja “dicuekin” meski dia sempat beberapa menit menghentikan langkahnya. Padahal selaku pemimpin seharusnya dia berhenti dan menanyakan protes yang dilakukan oleh jibu-jibu ini, namun seakan cuek alias “mati rasa”. Sikapnya ini mendapat reaksi dan respon dari para netizen. Ada yang bilang terlihat arogan banget.
-
Ada juga netizen yang menyinggung soal perilaku Presiden Jokowi lebih menghargai dan mendengar keluh kesah rakyatnya jika melihat kasus seperti ini. Yang pasti banyak sekali reaksi dan tanggapan para netizen di kolom komentar dari akun Instagram @beta_Maluku setelah melihat peristiwa ini.
Dari masalah ini saya mencoba menelah masalah yang terjadi dari berbagai pandangan dari para netizen yang ramai bereaksi di sosial media maupun melalui literatur para ahli. Apa yang ketahui tentang mati rasa? Pernahkah anda merasakan mati rasa? Ataukah pernah berhadapan langsung dengan orang tersebut.
Dilansir dari laman berita www. aladokter.com berjudul Mati Rasa, Ketahui Penyebab dan Gejala yang Perlu Diwaspadai – Alodokter Mati rasa sebenarnya adalah gejala dari gangguan saraf. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan bersifat sementara. Namun, Anda perlu waspada bila mati rasa disertai gejala Lain, seperti perih atau kesemutan, karena kondisi ini juga bisa disebabkan penyakit tertentu. Mati rasa adalah kondisi ketika bagian tubuh tertentu tidak dapat merasakan rangsangan apa pun, baik dalam bentuk sentuhan, getaran, maupun paparan suhu dingin atau panas pada kulit. Kondisi ini umumnya dapat menghilang dengan sendirinya. Meski demikian, Anda jangan sampai lengah, sebab kondisi mati rasa juga bisa menjadi tanda penyakit tertentu, seperti tumor atau stroke.
Mati rasa dapat disebabkan oleh berbagai hal. Kondisi ini dapat dikatakan tidak berbahaya bila disebabkan adanya tekanan di bagian tubuh tertentu dalam jangka waktu lama, sehingga aliran darah ke bagian tubuh berkurang.
Demikian juga dilansir dari laman www.halodoc.com yang berjudul Merasa Hampa dan Mati Rasa, Waspada Emotional Numbness (halodoc.com), menjelaskan Mati rasa secara emosional dapat diartikan sebagai proses mental dan emosional untuk menutup perasaan dan mungkin tidak ingin mengekspresikan emosi. Kondisi ini dapat ditunjukkan baik secara psikis maupun fisik. Mati rasa emosional yang tidak terkendali dapat menyebabkan rusaknya hubungan dengan orang lain karena pengidap akan cenderung menyembunyikan emosinya.
Namun mati rasa juga tercatat dalam kitab pembakuan dan kodifikasi bahasa Indonesia yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dilansir dari laman www.kamusbesar.com tentang mati rasa | Arti Kata mati rasa (kamusbesar.com) arti dari mati rasa adalah tidak mempunyai perasaan lagi. Sedangkan dari laman https://kbbi.lektur.id/mati-rasa, arti Mati rasa berasal dari kata dasar mati dan tidak mempunyai perasaan lagi. Jadi kesimpulannya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti mati rasa adalah tidak mempunyai perasaan lagi.
Satu kasus belakangan ini terjadi saat Gubernur Maluku Murad Ismail melakukan kunjungan kerjanya di Gedung Baru Pasar Mardika, Kamis (18/4/2024). Dalam kunjungan tersebut, mewakili Pemerintah Pusat Murad juga secara langsung meresmikan gedung yang berdiri diatas lahan seluas 808,196 m2, dengan luas bangunan 20,171 m2 ini.
Bangunan Pasar Baru Mardika ini menelan Anggaran Kementerian Umum Dan Perumahan Rakyat sebesar Rp. 134.863.524.850. Dimulai dibangun pada 30 Desember 2021, Ground Breaking oleh Bapak Gubernur Maluku Murad Ismail pada 22 Januari 2022 dan rampung pada 22 Juli 2023.
Dilansir dari situs resmi Dinas Perindag Provinsi Maluku sebanyak 1.700 pedagang menempati empat lantai bangunan pasar yang menampung pedagang sayur, ikan, daging, buah-buahan serta pedagang yang menjual pakaian dan kebutuhan pokok lainnya.
“Sebanyak 1.605 unit meja los pedagang kering dan basah serta kios tersedia bagi pedagang yang selama ini gedung putih, Pasar Arumbae dan pedagang yang berjualan di sepanjang ruas jalan Pantai Mardika,” Kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Yahya Kotta, dalam laporannya yang dikutip dari laman disperidagmaluku.id dengan judul Diresmikan Gubernur Maluku, Murad Ismail : Gedung Baru Pasar Mardika Mulai Beroperasi – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku (disperindagmaluku.id).
Ada juga, 52 pedagang makanan siap saji dan 389 pedagang sayur buah dan bumbu menempati lantai dua. sedangkan pada lantai tiga khusus pedagang pakaian dan sembako sebanyak 151 kios, juga dilengkapi dengan ruang pujasera, pedagang makanan siap saji, dan pedagang barang elektronik.
Dari sinilah reaksi netizen “Mati Rasa” ini bermula setelah Gubernur Maluku hendak meningalkan Gedung Pasar baru tersebut.
Dari video yang beredar di media sosial, terlihat seorang perempuan berteriak melakukan aksi protes. Perempuan tersebut diketahui merupakan seorang pedagang kecil yang menjual ikan di badan jalan pasar mardika. Lebih tepatnya panggilan bagi pedagang ikan di Ambon adalah Jibu-jibu.
Jibu-Jibu merupakan sebutan lokal untuk profesi perempuan penjual ikan di Maluku. Para perempuan ini biasanya berkumpul, menunggu, dan menjemput ikan hasil tangkapan dari kapal nelayan yang merapat di pinggir Pantai hingga memasarkan ke konsumen baik di pasar tradisional maupun dari rumah ke rumah.
Teriakannya begitu menggelegar. Protesnya itu mengundang perhatian banyak orang baru saja usai mengikuti acara seremonial di dalam gedung pasar Mardika, Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Disitu juga terlihat banyak pejabat, dari Nasional hingga Kota Ambon. Di sana juga terlihat ada sosok Gubernur Maluku, Murad Ismail.
Gubernur sempat terhenti beberapa detik setelah melihat aksi pedagang itu, namun kemudian melanjutkan langkahnya meninggalkan gedung baru tersebut.
Lalu beginikah tabiat dari seorang Gubernur Maluku Murad Ismail yang tidak begitu respons dengan teriakan rakyat kecil? Apalagi yang protes hanya seorang perempuan pedagang ikan kecil atau dalam bahasa ambon jibu-jibu?
Teriakan mama jibu-jibu ini tidak digubris sedikitpun oleh Murad Ismail. Dia justru membalikan badannya dan melangkah ringan tanpa merespons sedikitpun. Meski sebenarnya teriakan sosok wanita ini sempat menghentikan langkahnya karena jaraknya tidak jauh.
Informasi yang berhasil dihimpun media ini, reaksi sosok jibu-jibu ini mengamuk lantaran Ia bersama rekan sesama penjual ikan tidak kebagian tempat untuk berjualan di gedung baru ini. Padahal mereka sudah jauh-jauh hari mendaftarkan namanya. Para pedagang kaki lima yang menjual ikan ini kesehariannya membeli ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan di Negeri Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon dan mendistribusikannya di pasar Tagalaya Mardika Ambon.
Cara pendaftaran para pedagang di Pasar Baru Mardika dilakukan oleh tim khusus yang diangkat oleh SK Gubernur Maluku.
Lanjut lagi. Teriakan mama jibu-jibu itu pun sempat membuat panik sejumlah pejabat di lingkup Pemerintah Kota Ambon. Respons atas teriakan, seorang anggota Satpol Pamong Praja pun bergerak cepat menghalangi perempuan yang menyampaikan protes dengan memanfaatkan kehadiran pimpinan Maluku. Namun sayangnya harapan untuk mendapat perhatian itu pun pupus.
Sikap cuek orang nomor satu di Maluku itu tersebut mendapat reaksi sejumlah netizen, karena videonya kini telah viral di media sosial melalui salah satu akun media lokal di Ambon, @beta_maluku.
Para netizen bereaksi dan memberikan komentar bernada kritik kepada sosok yang akan mengakhiri masa jabatan 5 tahun pertama di Maluku ini.
“Padahal kalo bapa su lia bagitu lalu bapa datang temui antua, rangkul, tanya kenapa. lalu cari solusi yang baik. Mar sio jua, bapa toma tarus eee,” ungkap akun @sedw_0212 di kolom komentar Instagram @beta_maluku.
Pemilik akun Instagram @erubun-thirteen bertanya soal sikap sang Gubernur Maluku yang cuek. “Lah kenapa, pemimpin balik balakang tanpa bertanya dan cari solusi, miris sekali punya pemimpin yang tak melihat warganya,”
Bahkan itu juga disampaikan oleh pemilik akun IG atas nama @thaliafarfarsilubun “Padahal ada ktg pu Bpk Gub bersama dengan ibu yg baru saja lolos DPR RI. Tapi seperti terkesan cuek.
“TERLIHAT AROGAN BANGET SUMPAH. Di Kota Ambon Tercinta Skrang ini Pejabat yg Katong bisa Percaya Cuma PAK BODEWIN WATTIMENA. Merakyat no. Pencitraan apalgi Arogan, Face Muka seng bisa Bohong kalo memang Pak Bodewin Orangnya Tulus gak Kaleng2, Maaf e seng ada Hub Keluarga deng Beliau atau Orang dalamnya Beliau Cuma Faktanya Seperti itu, Bagi Buzzer Keluarga Jang Tersinggunge,” Ungkap Netizan dengan nama akun @novian_leatemia pada kolom komentar @beta_maluku.
“Padahal ada ktng pu Bpk Gub, bersama dengan Ibu yg baru saja lolos Dpr RI. Tpi sepertinya terkesan cuek,” Ucap akun @thaliafarfarsilubun.
“Presiden Jokowi lebih tau menghargai dn mendgrkan org pu keluh kesah dibandingkan Pak gubernur yg 1 ini, jang tllu tinggi muka dg hati tpi memperbnyk tunduk par liat org pu susah lae,” kata akun @dhita_rahayaan dalam cuitannya pada kolom komentar.
“Beta su mau turun saja mo, pastiu apa Deng Kamong..?? Mungkin itu yg terlintas di benaknya pria berkacamata hitam berbusana batik matinat,” kata akun @sualreyn67
“Bapa Gub cuekk e, mo komen Protes mar nanti antua pu keluarga anti kritik lai. Yg ada dong MAKI SLABER,” kata akun @molux_1824 dalam cuitannya.
Demikian komentar dari para netizen dan masih banyak lagi yang mirip pada kritikan dan tidak senang dengan sikap Murad Ismail yang konon bakal maju dan ikut dalam Pilkada Maluku mendatang. Umumnya respons dan sikap Murad Ismail menunjukkan keangkuhan, dan tidak merakyat. Dia terkesan mati rasa atau dalam bahasa lokal Maluku “seng pung hati pait” (tidak punya hati dan tidak punya perasaan) terhadap teriakan mama jibu-jibu ambon ini.
Jika disinonimkan seng pung hati pait sama dengan mati rasa yang pada paragraph sebelumnya arti dari mati rasa adalah tidak mempunyai perasaan lagi. Sedangkan dari laman https://kbbi.lektur.id/mati-rasa, arti Mati rasa berasal dari kata dasar mati dan Tidak mempunyai perasaan lagi. Jadi kesimpulannya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti mati rasa adalah tidak mempunyai perasaan lagi.
Jadi benarkah Murad Ismail “seng punya hati pait” atau bahasa bahasa bakunya “mati rasa” yang sinonimnya tidak mempunyai perasaan? Para netizen penikmat dunia sosial media yang lebih dulu menilai sosok Gubernur yang akan mengakhiri masa jabatannya 24 april nanti. Semoga rakyat juga lebih bijak melihat karakter para pemimpin mereka kedepannya.
Murad juga dikabarkan akan mencalonkan dirinya sebagai Gubernur Maluku pada November 2024 mendatang. Semoga saja, tak ada pemimpin yang “seng punya hati pait atau mati rasa” saat dibutuhkan oleh rakyatnya.
Guru Besar Universitas UNDANA, Kupang, Prof Dr. Alo Liliweri, dalam bukunya Menjadi Pemimpin yang Tak Terbantahkan. Liliweri juga mengurai secara kritis interaksi sosial yang paling kuno, yakni kekuasaan, penulis juga menganalisis secara tuntas pemikiran filosofis Thomas Hobbes, peletak dasar realisme-empiris dalam ilmu politik. Penulis juga menguji sekaligus mengkritisi pemikiran filsuf Inggris tersebut dalam konteks saat ini. Dengan latar keilmuan yang kuat di bidang filsafat politik-hukum yang dipadukan dengan pemahaman yang mendalam tentang filsafat hukum positif yang akurat, penulis begitu piawai mengantar pembaca untuk memahami kronologi serta logika pemikiran Hobbes sehingga mampu menemukan relevansinya dalam konteks kehidupan bernegara di Republik ini.
Para ahli menerjemahkan arti dari kepemimpinan itu bagaikan piramida yang semakin mengerucut ke atas hingga titik tertinggi, yang mengandung filosofi bahwa semua orang harus melihat ke atas dan ke bawah. Tiap orang harus patuh pada pemimpinnya, lalu pemimpinnya tunduk pada pemimpin di atasnya lagi, begitu seterusnya. Namun pemimpin juga harus melihat ke bawah untuk mengetahui kondisi rakyatnya. Setinggi apapun kekuasaan seorang pemimpin, ia tidak bisa hanya mengikuti keinginannya sendiri. Setiap langkah dan tindakannya haruslah demi kepentingan rakyatnya. Ia juga harus bisa menempatkan diri dalam posisi rakyat yang dipimpinnya, memahami keinginan rakyatnya dan bersikap adil. Dengan hubungan timbal balik ini maka piramida akan berdiri kokoh.
Opini ini merupakan karya jurnalistik yang tulisannya berasal dari berbagai sumber resmi dan tidak ada niat buruk untuk menjatuhkan sosok objek yang ditulis untuk kepentingan Lain. Opini ini bagian dari menjalankan prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia sebagai wujud dari kedaulatan rakyat sesuai Kode Etik Jurnalis (KEJ).
Discussion about this post