titaStory.id,ambon – Yayasan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Maluku (YPPM Maluku) mengadakan talkshow dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.
Mengusung tema “Eksistensi Perempuan Dalam Demokrasi kegiatan yang tersalurkan di Caffe Hanna, dekat Kampus IAIN Ambon, menghadirkan dua narasumber yakni Astuti Usman, S.Ag, Komisioner Bawaslu Provinsi Maluku, dan Firdayani Soumena.
Dalam talkshow, Astuti cenderung membahas isu terkait pemilu, seperti Indeks Kerawanan Pemilu dan kelompok marginal, dengan penekanan khusus pada kebijakan Bawaslu terhadap penyandang Disabilitas termasuk menyoroti kampanye Pemilu 2024, serta ajakan untuk tidak Golput.
“Sebagai Pengawas Pemilu tentu saja sikap yang Bawaslu Provinsi Maluku ambil adalah dengan berjejaring untuk pengawasan pemilu, kami melakukan kerjasama secara MoU terhadap kelompok-kelompok Inklusi, OKP/I se-Maluku untuk sama-sama mengawasi dan terjun langsung dalam kontestan Pemilu 2024 nanti”,tegas Ibu Astuti.
Di sisi lain, Firda mengulas demokrasi dari perspektif keterwakilan perempuan di dunia politik yang telah diberikan akses dan kemampuan untuk mengisi bangku politik, terutama menjelang tahun 2024.
Sehingga janjinya akan memasukkan isu Disabilitas dalam program kerjanya, sebagai komitmen politisi perempuan muda.
“ Perempuan sudah diberikan akses oleh partai politik, begitu pula dengan kemampuannya tinggal bagaimana perempuan bisa hadir dan tampil memberikan warna dalam dunia politik untuk pemenuhan demokrasi di Maluku” Jelas politisi dari Partai PKB tersebut.” jelasnya.
Tak ketinggalan, Jusmalinda Hole perwakilan Kantor Perwakilan Komnas HAM Maluku menjelaskan peran Komnas HAM Provinsi Maluku dalam mengawal Pemilu 2024 dan memberikan akses serta ruang bagi kelompok marginal, termasuk teman-teman Disabilitas.
Untuk diketahui, Talkshow yang terlaksana merupakan bagian dari road show kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan di Maluku. Acara dihadiri oleh berbagai unsur kepemudaan, kelompok inklusif dan marginal, serta perempuan pembela HAM dari Gerak Bersama Perempuan Maluku. Yang harapannya dapat menjadi salah satu langkah menuju Pemilu 2024 yang berperspektif inklusif, memastikan bahwa semua warga negara dapat merasakan hak berdemokrasi dengan adil dan setara. ( TS 02 )
Discussion about this post