titastory, Dobo – Sejumlah sopir angkutan kota (angkot) di Dobo, Kepulauan Aru melakukan aksi mogok pada Rabu (5/2). Aksi itu dilakukan lantaran para sopir angkot tak bisa mengisi BBM jenis pertalite di SPBU daerah setempat selama sepekan ini.
Menurut para sopir, pihak SPBU beralasan sedang mengalami gangguan jaringan. Hal ini mengakibatkan para sopir terpaksa mengunakan BBM jenis pertamax yang dikeluhkan harganya lebih mahal.
Dalam aksi itu, mereka menuntut agar persoalan yang mereka alami dapat menjadi perhatian Pemda Aru.
“Jadi persoalannya hanya terkait katong (kami) punya minyak (BBM) ini saja. Sebab sudah sejak hari sabtu lalu itu, kami tidak bisa mendapatkan pertalite di SPBU oleh karena ketiadaan jaringan. Sedangkan kalau pake pertamax ini mahal skali,” kata Koordinator Aksi, Denisius Batlayeri.

Dia mengatakan, memang benar aturan pembelian pertalite harus menggunakan barcode. Namun, apa salahnya jika ada kebijakan yang tidak mempersulit para sopir angkot lantaran mereka juga membayar pajak.
“Kami berharap Pemda segera merespon hal ini, sebab biar sedikit tetapi kami membayar pajak. Kalau jerigen-jerigen yang isi banyak-banyak tiap hari itu kan tidak semuanya membayar pajak pada Pemda,” tegasnya.
Selama ini, SPBU kata Denysius, lebih memproritaskan pembeli yang menggunakan jerigen ukuran 35 liter daripada sopir angkot dengan kebutuhan yang tidak seberapa.
“Dalam satu hari, per orang yang antre menggunakan jerigen bisa mengisi 3 drum sampai 6 drum pertalite. Sebenarnya ini ada apa, jangan sampai ada penimbunan?,” ungkapnya.

Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Bet Atdjas meminta para sopir untuk memberikan waktu kepada Pemda Aru untuk mengurus persoalan yang dihadapi.
“Saya sendiri belum tahu pasti masalahnya seperti apa. Tetapi saya sudah meminta kepada para sopir untuk memberikan kami waktu mengurusnya, kita upayakan secepatnya,” ujarnya.

Dia berjanji bakal berkoordinasi dengan SPBU juga pihak Pertamina. Sebab kata dia, pihak Pertamina belum mengetahui secara pasti terkait masalah di lapangan.
“Ini hanya masalah jaringan, jadi kalau hari ini mereka sudah selesaikan jaringan berarti sudah bisa lancar seperti biasa, sebab kalau soal stok BBM memang dalam kondisi stabil” tutupnya.
Penulis: Johan Djamanmona Editor : Khairiyah R