Soal Rekomendasi Gubernur Maluku, Ketua SMU : Menyesal Ada Campur Tangan Pihak Lain

by
08/08/2021

TITASTORY.ID – Polemik terkait surat rekomendasi calon Rektor UKIM oleh Gubernur Maluku  kepada salah satu dosen ISIP UKIM atas nama Drs.Josephus Noya, M,Si , mendapat tanggapan serius. protes pun dilayangkan oleh masyarakat, hingga civitas akademika kampus.

Pasalnya sikap penguasa yang turut campur tangan dengan kepentingan internal UKIM terkait suksesi Rektor tidak pada porsinya karena  urusan kampus dan yayasan bukan urusan pemerintah provinsi  atau gubernur selaku kepala daerah.

Melalui keterangan tertulis  yang diterima, Ketua Umum Senat Mahasiswa UKIM, Vinsensius Talubun  sangat menyayangkan sikap penguasa yang turut campur tangan dengan kepentingan internal UKIM.

“Kendati hanya bersifat rekomendasi hanya saja ini tidak punya kaitannya dengan gubernur.”ujarnya.

Dirinnya justru mempertanyakan  letak dari tujuan   dan apa impact  positifnya buat UKIM ?,  justru dengan rekomendasi semacam itu, membuat wajah pendidikan kampus seakan-akan disetir oleh tangan penguasa dan  ditakuti  pimpinan kampus akan datang.

Dijelaskan, jika ditelaah secara bijaksana dari surat rekomendasi yang di edarkan sejatinya tidak punya dampak terhadap pengembangan UKIM  atau memperbaharui kultrur pendidikan UKIM

“Lantas apa penyebab Gubernur Maluku (Murad Ismail) dengan beraninya memberikan rekomendasi  ke salah satu dosen yang akan mencalonkan diri.Bagi kami sikap gubernur terlihat narsis  dengan tindakan yang dilakukan. pada hal secara kelembagaan, kita  tahu bersama bahwa UKIM secara institusional bukanlah kampus negeri yang ada di bawa naungan pemerintah, karena  adalah kampus yayasan yang berada di bawa naungan geraja (GPM) atau dengan kata lain UKIM adalah “ Anak Kandung GPM .”   tuangnya dalam rilis yang diterima.

Diutarakan, pada konteks ini  wajar setiap figur yang mau mempromosikan diri untuk menjadi calon Rektor, mengingat dalam konteks ini UKIM dalam masa transisi dan tinggal beberapa bulan lagi ada dalam pemilihan rektor yang baru.  Hanya saja,  tak logis  jika rekomendasinya dari okunum-oknum yang masih memikul jabatan politik.

“Ingat,rektor atau pimpinan kampus itu menahkodai lembaga pendidikan (KAMPUS)  bukan lembaga politik atau lainya sehingga praktik semacam ini harus di cegah, takutnya hal semacam ini terus dibiarkan nantinya kedepan dapat merusakan/mencoreng status independensi lembaga, apa lagi UKIM adalah anak kadung dari gereja  maka sepatutnya  marwah gereja wajib lindungi jangan sampai masyarakat atau warga membangun spekulasi yang buruk  terhadap UKIM maupun gereja secara institusi.” ujarnya.

Untuk itu,Talubun menegaskan  selaku warga kampus  perlu untuk merespon polemik  ini. Apalagi  surat edaran tersebut tengah menjadi konsumsi publik dan banyak pertanyaan yang mecuat sehingga menjadi kekawatiran besar, sehingga  UKIM bisa di klaim sembarangan oleh masyarkat bahwa UKIM sendiri suda terkontaminasi dengan permainan politik prkatis, sehingga impact  tehadap kultrur pendidikan di UKIM pun ikut terpengaruh.

” Olehnya itu  harapan kami,  pihak kampus maupun gereja harusnya secepatnya merespon polemik ini, tapi bukan mendukung  atau mensuport surat rekomendasi tersebut.” ucapnya.

Dia juga mendesak, seyogyanya dapat  mempressure dengan langkah solutif ,yang harusnya diambil adalah pernyataan kalrifikasi yang baik untuk menyelesaikan polemik yang sementara berlangsung  agar  isu ini  tidak terus-menerus diperbincangkan publik dan mengotori marwah UKIM. (TS 02)

error: Content is protected !!