TITASTORY.ID,- Banjir melanda sejumlah Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara, pada Rabu (13/7). Melihat kondisi itu, satu hari pasca bencana, Bupati setempat menetapkan status tanggap darurat bencana.
Bupati Kepulauan Sula Fifian Adeningsih Mus menetapkan status darurat pada Kamis kemarin (14/7). Penetapan ini terhitung sejak 14 hingga 21 Juli 2022. Fifian kemudian memerintahkan perangkatnya khusus Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait guna percepat penanganan darurat banjir di wilayah rawan bencana banjir, guna kesiap siagaan menghadapi potensi bahaya banjir susulan.
“Prakiraan cuaca pada hari ini menyebutkan wilayah Kepulauan Sula berpeluang hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, sedangkan esok hari (16/7) hujan ringan. Demikian disampaikan Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D. dalam rilis yang diterima media ini.
Dia menerangkan, bencana banjir yang terjadi setelah hujan lebat disertai angin kencang menerjang tiga kecamatan di daerah tersebut, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sula dalam catatan atas peristiwa yang berlangsung pada pukul 21.00 WITA merendam 13 desa pada sejumlah kecamatan.
Wilayah desa yang terdampak di tiga kecamatan, yaitu Desa Fagudu, Falahu, Fogi, Mangon, Pastina, Umalaya, Waibau, Waiham dan Wai Ipa di Kecamatan Sanana.
Tidak ketinggalan Desa Fukwew, Mangega dan Pohea di Kecamatan Sanana Utara, serta Desa Pastina di Sulawesi Tengah.
“ Data BPBD 750 KK terdampak pada sejumlah desa. Tidak ada laporan korban jiwa atau warga yang mengungsi. “ tegasnya.
Banjir dengan tinggi muka air 60 – 70 cm ini mengakibatkan rumah rusak berat 7 unit dab terdampak 750 unit. Sedangkan infrastruktur publik, BPBD menyebutkan fasilitas pendidikan terdampak 8 unit dan kesehatan 2 unit.
Selain itu, “tuangnya dalam rilis yang diterima media ini, sejumlah fasilitas terdampak berupa talut penahan banjir 2 unit, jembatan 2 unit, kantor 4 unit, serta jalan 2 titik.
“Personel BPBD Kepulauan Sula telah bersiaga untuk mengantisipasi kondisi warga yang membutuhkan evakuasi. Berbagai unsur terlibat dalam penanganan darurat, seperti TNI, Polri, aparat desa dan kecamatan serta OPD terkait. “ terangnya.
Melihat kajian inaRISK, kecamatan terdampak termasuk 9 wilayah di Kabupaten Kepulauan Sula dengan potensi bahaya banjir kategori sedang hingga tinggi. Daerah terdampak juga teridentifikasi memiliki bahaya tanah longsor dengan kategori sama.
Dia membernarkan, pihak BNPB sudah melayangkan himbauan untuk pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga untuk menghadapi banjir.
“Masyarakat diharapkan untuk terus memantau kondisi cuaca dalam mengantisipasi bahaya banjir, seperti ketika hujan lebat berdurasi lama. Warga dapat mengikuti instruksi otoritas daerah untuk upaya-upaya tanggap darurat. “ tegasnya. (TS 02
Discussion about this post