titaStory.id, ambon,- Bentuk dan upaya untuk menyuarakan hak-hak masyarakat adat, Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara ( PW AMAN) Maluku menggelar pelatihan jurnalis. Kegiatan bertajuk Jurnalis Masyarakat Adat, yang dilaksanakan di Kota Ambon, Senin (8/1) hingga Rabu (10/1).
Peserta dalam kegiatan yang diselenggarakan AMAN melibatkan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Ambon.
Kegiatan ini diikuti oleh tenaga Infokom Pengurus Daerah dan 2 orang dari Pengurus Wilayah AMAN Maluku.
Narasumber yang dihadirkan dalam agenda pelatihan ini adalah Titi Pangestu, Koordinator Bidang Infokom Pengurus Besar AMAN, Lenny Patty, Ketua PW AMAN Maluku, serta Ketua AJI Kota Ambon Khairiyah Fitri, Majelis Pertimbangan Organisasi AJI Kota Ambon Zairin Salampessy, dan penguji nasional Uji Kompetensi Pewarta Foto Indonesia (UK PFI).
Pelaksanaannya, Koordinator Bidang Infokom PB AMAN, Titi Pangestu mengatakan, kegiatan ini digelar untuk melatih jurnalis masyarkat adat di wilayah daerah AMAN yang nantinya berkolaborasi dgn pengurus besar agar memperjuangkan isu masyarakat adat dan mengabarkan apa yang terjadi di daerah.
“Semoga kader yang sudah dilatih ini tetap konsisten untuk menginformasikan segala bentuk infomasi seputar masyarakat adat di level komunitas maupun PH AMAN l, dan semoga saja ini bisa menularkan aura positif untuk daerah lain karena ini menjadi bagian memperjuangkan isu masyarakat adat,” kata Titi.
Ketua AMAN Maluku Lenny Patty menyebutkan, kegiatan pelatihan ini bertujuan memperkuat kapasitas Biro Infokom dan Jurnalis Masyarakat Adat dengan melibatkan seluruh Pengurus Daerah AMAN dan Komunitas Masyarakat Adat di Maluku.
“Pelatihan juga dimaksudkan, agar peserta dapat memanfaatkan teknologi Informasi dalam kampanye masyarakat adat, meningkatkan partisipasi pemuda adat di komunitas, serta guna memperkuat jurnalistik berperspektif masyarakat adat,” terangnya.
Disuguhi pemateri atau narasumber Ketua AJI Kota Ambon, Khairiyah Fitri menyampaikan tentang jurnalisme warga dan sejarahnya.
Dia menjelaskan perihal peran dan posisi jurnalisme warga dalam pemberitaan dan arus informasi. Termasuk perbedaan jurnalis profesional dan jurnalis warga.
Rela berbagi, wanita berhijab yang akrap di sapa Caca Rere ini juga menyentil soal teknik dasar penulisan jurnalistik, yang dimulai dari ide dan tema penulisan, apa itu 5W 1 H, penulisan piramida terbalik, penulisan SPOK serta pemilihan narasumber berita dan teknik wawancara.
Materi kemudian dilanjutkan tentang jurnalisme dasar dan produk jurnalisme oleh Zairin Salampessy yang akrab disapa Embong.
Selain menjelaskan tentang prinsip-prinsip dasar jurnalistik, Embong juga menjelaskan terkait kriteria layak berita, fakta, data, dan peristiwa serta jenis-jenis karya jurnalistik.
Pada hari pertama kegiatan ini, peserta diberikan tugas untuk membuat berita, yang bahannya diangkat dari masalah-masalah di sekitar lokasi, dengan melakukan wawancara.
Di hari kedua, pemateri mengenalkan proses editing hasil tulisan peserta. Mereka melakukan editing penulisan berita secara langsung di depan peserta, agar peserta mengetahui penulisan yang tepat dan tidak tepat. Materi kemudian dilanjutkan dengan pengetahuan tentang Foto jurnalistik sebagai pelengkap sebuah berita.
Tak lupa, dua jurnalis itu berbagi pengalaman mereka dalam melakukan peliputan. Baik pengalaman pribadi penulisan maupun pengalaman yang menarik untuk dibagikan kepada peserta.
Pada hari terakhir, Rabu (10/1), Alfa Gumilang dari Bidang Infokom PB AMAN memaparkan tentang jurnalis masyarakat adat dan perjuangan masyarakat adat. Dia juga menekankan peran penting jurnalis masyarakat adat dalam gerakan masyarakat adat.
Dia juga memberi gambaran tentang kerja dan medium publikasi infokom PB AMAN terkini. Diantaranya , website, Majalah Gaung AMAN, Media Sosial, serta newsroom.
Sebagai rencana tindak lanjut, para peserta diberikan tugas peliputan yang akan digarap setelah pelatihan ini, serta dijelaskan juga mengenai mekanisme koordinasi Infokom PB AMAN dengan Biro Infokom PW AMAN. (TS-02)
Discussion about this post