TITASTORY.ID – Intensitas hujan yang tinggi dalam sepekan terakhir mengakibatkan aliran sungai Waeyapo di Kapupaten Buru, Maluku meluap. Air sungai meluap menyebabkan tanah tergerus hingga longsor.
Sejumlah makam ikut hanyut terbawa arus sungai yang meluap. Mencegah lebih banyak lagi makam yang hanyut warga Desa Waetina, Kabupaten Buru terpaksa melakukan pemindahan makam yang berada tepat di tepi sungai Waeyapo.
Sekertaris Desa Waetina, Purbo Asmiko, menjelaskan upaya pemindahan makam ini terpaksa dilakukan setelah adanya laporan masyarakat makam disekitar sungai telah longsor terbawa arus sungai.
Pemerintah desa bersama keluarga korban serta masyarakat akhirnya sepakat untuk memindahkan makam yang belum terkena abrasi untuk dipindahkan ke lokasi aman.
“Awalnya ada laporan warga. Katanya makam yang lokasinya di pinggir sungai sudah habis kena longsor dan terbawa arus. Jadi pemerintah desa menginisiatifkan untuk warga dan akhirnya sepakat. Kita lakukan pemindahan makam ke temat yang lebih aman” kata Purbo.
Purbo menambahkan, pemindahan makam hanya dilakukan untuk makam yang berada dua meter dari lokasi longsor semnetara lainnya masih menunggu perkembangan kondisi. Dijelaskan pihaknya juga warga akan terus melakukan pemindahan makam apabil kondisinya semakin buruk.
“Ini kita batasi hanya makam yang berada jarak dua meter saja yang dipindahkan. Sambil menunggu kondisi cuaca, kalau hujannya terus lebat dan air sungai meluap sampai terjadi longsoran baru, maka kita akan pindahkan yang lainnya juga,” tandasnya.
Dirinya mengaku hingga saat ini belum ada perhatian khusus dari pemerintah daerah kabupaten untuk menormalisasi sungai agar tidak terjadi abrasi diantara sungai Waeyapo dengan desa Waetina. Padahal permohonan itu telah dua kali diajukan ke pemerintah daerah sejak tahun 2018 lalu namun tidak kunjung mendapat respon.
“Belum ada bantuan apapun dari pemerintah. Karena itu, pemerintah desa yang berinisiatif menyediakan peralatan untuk proses pemindahan makam. Ya inginnya pemerintah itu, baik Pemda ataupun Pemprov bisa membantu kita ya, minimal bikin tanggul di pinggir sungai supaya bisa mengurangi potensi longsor kalau musim hujan. Itu harapan kami,” Kata Purwo.
Sampai saat ini setidaknya kurang lebih 48 makam yang sudah berhasil dipindahkan. Sementara makam yang lain masih tetap berada di tempatnya karena memang lokasinya sudah lumayan jauh dari lokasi longsor.
Luapan air sungai Waeyapo, kata Sekeretaris Desa Waetina ini telah menyebabkan terjadinya longsor sejauh 15 meter dari batas semula antara makam denga sungai. Namun hujan yang terus mengguyur wilayah setempat menyebabkan terjadinya abrasi secara cepat tanpa ada penanganan.
Penulis : Asma Kasih
Editor : Redaksi
Discussion about this post