Sejumlah Aktivis RMS Bikin Konsulat RI di Hamburg Terdiam

18/08/2025
Aksi Diaspora Maluku di Depan Kantor Konsulat Indonesia di German, Foto: Tangkapan layar dari akun Instagram @sakamesemaluku.

titastory, Hamburg – Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 diwarnai peristiwa tak biasa. Sehari sebelum upacara HUT RI, Sabtu, 16 Agustus 2025, sekelompok diaspora Maluku di Hamburg, Jerman, mengibarkan bendera Republik Maluku Selatan (RMS) tepat di depan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI).

Video aksi itu tersebar luas lewat akun Instagram @sakamesemaluku. Terlihat para demonstran membawa bendera RMS, membentangkan spanduk bertuliskan “17 Agustus Hanya Satu Impian, RMS Pasti Merdeka” serta “Indonesia Satu Negara Tapi Bukan Satu Bangsa.” Mereka juga meneriakkan yel-yel seperti “Indonesia teroris” dan “Viva RMS.”

Dalam orasi, para aktivis menuding pemerintah Indonesia melakukan pelanggaran HAM di Maluku serta merampas hasil alam berupa emas, nikel, minyak bumi, kayu, dan ikan untuk kepentingan pusat di Jakarta.

“Indonesia tidak punya apa-apa, semua dari Maluku dirampok,” ujar salah seorang demonstran.

Aksi Diaspora Maluku di Depan Kantor Konsulat Indonesia di German, Foto: Tangkapan layar dari akun Instagram @sakamesemaluku.

Suasana kian panas karena aksi itu berhadapan langsung dengan puluhan warga Indonesia yang tengah bersiap mengikuti perayaan HUT RI di KJRI. Mereka mengibarkan bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu kebangsaan. Adu teriak pun tak terhindarkan. Namun, menurut laporan kelompok aktivis, situasi berubah ketika polisi Jerman menegur kelompok pro-Indonesia agar tidak keluar dari area konsulat. Beberapa bahkan diarahkan kembali masuk ke dalam gedung.

“Begitu bendera RMS terlihat, puluhan orang Indonesia langsung terpancing. Tapi pada akhirnya, mereka justru terdiam menghadapi delapan aktivis RMS,” demikian pernyataan resmi Saka Mese Maluku dan Untuk Maluku-Groningen. Mereka menilai otoritas Jerman menunjukkan sikap lebih simpatik kepada demonstrasi yang berlangsung damai.

Sejumlah aktivis RMS mampu membungkam, tak ada bantahan atau rekasi dari pihak Konsulat RI untuk Jerman. Foto : Ist

Setelah aksi di depan KJRI, para aktivis RMS melanjutkan perjalanan menuju promenade Hamburg. Di sana mereka berdialog dengan warga dari berbagai negara seperti Jerman, Italia, Portugal, hingga Myanmar. Selebaran tentang sejarah dan kondisi politik Maluku Selatan dibagikan. Beberapa warga asing bahkan ikut berfoto sambil mengangkat papan protes sebagai tanda solidaritas.

Menurut para aktivis, aksi ini dianggap berhasil bukan hanya karena mampu “membungkam” perayaan konsulat secara simbolis, tetapi juga karena menyuarakan isu Maluku Selatan ke publik internasional. “Delapan orang cukup untuk menunjukkan bahwa 80 tahun kemerdekaan yang dirayakan Indonesia hanyalah kebohongan. Kebenaran tak bisa ditutupi,” kata salah satu pernyataan RMS.
Hingga berita ini diturunkan, pihak KJRI Hamburg belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut.

Penulis : Redaksi
error: Content is protected !!