titaStory.id, jakarta, – Dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi, dan bersamaan dengan terjadinya siklus air laut pasang serta luapan dari Sungai Lasolo, Kota Kendari pun dikepung banjir. Tidak berfungsinya drainase di Kota tersebut mengakibatkan 715 rumah warga terendam. Kejadian ini pun mengakibatkan 1 orang warga meninggal dunia.
Informasi yang berhasil diterima titastory.id, dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, kamis (7/3) wilayah terdampak meliputi 11 kelurahan di 6 kecamatan. Wilayah – wilayah tersebut adalah, Kelurahan Lahundape di Kecamatan Kendari Barat, Kelurahan Korumba di Kecamatan Mandonga, Kelurahan Punggolaka di Kecamatan Puuwatu, kelurahan Kadia, Bende, Pondabea, kelurahan Anaiwoi di Kecamatan Kadia, kelurahan Anawai, Wua-wua, Bonggoeya di Kecamatan Wua-wua dan kelurahan Anggoeya di kecamatan Poasia. Dampak banjir yang paling parah terjadi di Kelurahan Sodhoa, Kecamatan Kendari Barat, dan di daerah Lasolo.
Bencana banjir tersebut menyebabkan 715 KK terdampak dan 1 orang warga meninggal dunia, sedangkan kerugian materil adalah 715 Unit rumah terendam termasuk 1 unit Kantor kelurahan.
Upaya penanganan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari sudah melakukan koordinasi dengan pemerintahan setempat dan melakukan pendataan dan melakukan pembersihan rumah warga yang terdampak banjir bersama Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Kendari, Balai Wilayah Sungai dan Masyarakat.
Dedi, kepala Seksi Logistik BPBD Kota Kendari melalui sambungan telepon kamis, (7/3) yang juga diterima media ini menerangkan, kondisi banjir, sebagian wilayah berangsur surut, namun ada wilayah yang kembali dilanda banjir akibat curah hujan tinggi pada Rabu pukul 2 dini hari.
Dia menerangkan, hujan yang kembali turun, mengakibatkan banjir setinggi 1, 5 – 2 meter terjadi di daerah kelurahan Sanua, dan kampung Salo.
“Dampak dari banjir sebagian korban mengungsi ke rumah saudara, dan BPBD bersama dinas sosial mendirikan dapur umum di Kelurahan Sanua dan Kampung Salo.” ujar Dedi
Dia menjelaskan antisipasi banjir dilakukan tim gabungan melakukan pembersihan drainase sudah secara rutin, namun besar luapan air dan terjadi air laut pasang sehingga air tidak bisa mengalir ke laut. Kendala penanganan banjir jumlah personil yang kurang karena luasnya lokasi banjir, serta lokasi banjir sulit dijangkau, akses yang kecil dan jalan berbukit-bukit.
Merespons kejadian itu, BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan mengantisipasi kejadian banjir serupa, dengan menjaga lingkungan, dan membuat alternatif serapan air. (TS 02)
Discussion about this post