titastory.id, bula – Masyarakat Adat Balakeu di Pegunungan Atiahu, Kecamatan Siwalalat, Kabupaten Seram Bagian Timur, menerima kehadiran pasangan calon bupati dan wakil bupati, Agil Rumakat dan Enver Abdulah Watimena, dengan haru dan isak tangis. Kunjungan pasangan calon ini, yang berlangsung pada Jumat (8/11/2024), menjadi momen penuh makna dan menjadi harapan baru bagi desa terpencil yang selama dua puluh tahun tak tersentuh perhatian pemerintah daerah.
Desa Balakeu, yang terletak di perbukitan Atiahu, hidup dalam keterbatasan akses dan minimnya perhatian. Ketua Adat Desa Balakeu, Asrul Walakula, menyampaikan perasaan warga dengan penuh emosi.
“Selama ini kami merasa dilupakan. Mungkin kami dianggap tak lagi penting,” ucapnya lirih sambil meneteskan air mata.
Dalam pidatonya, Agil Rumakat berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak adat dan kesejahteraan masyarakat Desa Balakeu jika terpilih menjadi Bupati Seram Bagian Timur. “Langkah pertama kami adalah memastikan hak-hak adat mereka dihormati, dan warga Balakeu dapat menikmati kehidupan yang lebih layak seperti di daerah lain,” ujar Agil.
Tak hanya itu, pasangan ini juga berjanji membuka akses jalan ke Desa Balakeu agar masyarakat dapat lebih mudah menjangkau layanan kesehatan dan pendidikan. Saat ini, warga harus menempuh perjalanan hingga empat jam untuk mengakses fasilitas tersebut.
“Kami akan membuka jalan agar akses kesehatan dan pendidikan lebih dekat bagi warga,” jelas Agil.
Selain akses fisik, pasangan calon ini berencana mendorong lahirnya Peraturan Daerah (Perda) khusus untuk melindungi hak-hak adat masyarakat Seram Bagian Timur.
“Perda ini nantinya akan menjadi langkah penting untuk melindungi identitas adat dan budaya masyarakat Seram Bagian Timur agar tetap lestari,” tambah Agil.
Pilihan masyarakat untuk mendukung pasangan Agil-Enver, yang mengusung akronim “ADAT”, menjadi simbol harapan bagi perbaikan dan perhatian yang lebih nyata.
Dalam Pilkada Seram Bagian Timur yang diikuti lima pasangan calon, visi pasangan ini untuk memperkuat hak-hak adat menjadi hal yang sangat dinantikan oleh masyarakat di wilayah terpencil yang selama ini merindukan keadilan dan pengakuan dari Negara. (TS-06)
Discussion about this post