titastory, Seram Utara – Ribuan ikan mati di pesisir pantai Desa Arara Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, kejadian ini diduga akibat pencemaran limbah yang dihasilkan dari perusahan tambak udang PT Wahana Lestari Investama (WLI) yang beroperasi di daerah tersebut.
Fadli Tomagola, salah satu warga mengatakan, kejadian itu terjadi sejak hari Senin, (23/12) tepat di pesisir pantai Desa Arara. Namun kata dia, fenomena ikan mati sudah berulang kali terjadi akibat limbah perusahaan yang sengaja di buang ke laut.
“Ikan mati sudah ulang kali terjadi, ini ulah dari limbah perusahan yang sengaja dilepaskan ke laut” Ucap Tomagola saat di konfirmasi lewat telephon selulernya, Selasa, (24/12).
Dia juga mengatakan, ribuan ikan yang mati akibat tercemar limbah perusahan tersebut paling banyak didominasi ikan jenis trisina baelama atau ikan lompa. Sebutan dalam bahasa lokal. Selin itu ada jenis ikan lain yang mati namun dalam jumlah sedikit.
“Ikan yang paling banyak mati itu ikan lompa, dan ada juga ikan bolana dan kerong-kerong” kata dia.
Dampak ikan yang mati sangat meresahkan warga sekitar karena bau busuk yang menyengat.
Menurutnya, pihak perusahan seakan tidak peduli dengan ribuan bangkai ikan yang tergeletak di sepanjag pantai tersebut. Sempat ada beberapa orang dari perusahaan turun ke lokasi untuk mengambil sampel dan mendokumentasikan ikan yang mati tersebut.
“Ribuan bangkai ikan itu sudah dikuburkan karena bau busuknya sangat meresahk. Pihak perusahan hanya datang foto-foto ambil sampel lalu pulang,” ungkapnya.
Dihubungi secara terpisah, Agustinus Lapatui Kepala Desa Opin menjelaskan, terkait ikan mati tersebut sudah sering kali terjadi dan diduga terpapar limbah perusahan PT WLI yang di buang melalui kali Tolhit salah satu sungai yang berdekatan dengan Desa Opin.
“Soal pembuangan limbah melalui sungai tolhit kami sudah pernah mengajak pihak perusahaan untuk duduk bersama cari solusi agar di alihkan ke tempat lain. Tapi pihak perusahan tidak pernah merespon,” kata Agustinus saat dikonfirmasi melalui telepon.
Dia menyebutkan, kejadian ikan mati sudah lima kali terjadi diduga dipengaruhi oleh buangan limbah milik perusahaan.
“Ini sudah kejadian ke lima kali ikan mati di pesisir pantai,” jelasnya.
Agustinus menambahkan, dampak dari pembuangan limbah tersebut membuat sungai Tolhit sudah tidak bisa dimanfaatkan warga sekitar lantaran airnya yang sudah berubah warna menjadi hitam dan berbau. Dulu air sungai dimanfaatkan warga untuk memproduksi sagu.
“Tapi sekarang sudah tidak bisa lagi dimanfaatkan, sudah menjadi tempat pembuangan limbah perusahan,” tambahnya.
Pemerintah Desa juga sudah berulang kali menegur dangan cara memblokade jalan agar pihak perusahan merespon tetapi hingga kini tidak ada solusi.
Dia berharap pihak perusahaan bisa duduk bersama untuk mencari jalan keluar terkait dampak lmbah yang sangat meresahkan warga terutama nelayan yang sulit menangkap ikan serta warga yang bermukim di pesisir terpapar bau busuk ikan yang telah mati.
“Dampak limbah ini juga sangat merugikan warga pesisir terutama para nelayan yang mengaku sulit tangkap ikan karnah air tercemar,” tutupnya. (TS-07).
Sumber foto: Tangkapan layar video dari Akun facebook Abuhari Boeng