Pendiri & Penasihat Andreas adalah jurnalis dan aktivis hak asasi manusia yang bekerja di Human Rights Watch (2008-sekarang). Ia memulai karirnya di The Jakarta Post, The Nation (Bangkok), dan The Star (Kuala Lumpur). Ia mendirikan Aliansi Jurnalis Independen (1994), Institut Studi Arus Informasi (1995), dan Yayasan Pantau (2003). Ia menerima penghargaan dari International Consortium of Investigative Journalists (2019) dan John Rumbiak Human Rights Defenders Award (2010). Ia juga anggota dewan pakar Fetisov Journalism Award di Geneva. Karyanya meliputi “Jurnalisme Sastrawi”, “Agama” Saya Adalah Jurnalisme”, dan “Race, Islam and Power”. Ia belajar jurnalisme di Universitas Harvard (1999) dan ikut program School of International Training (1995).Email: [email protected] Christ memulai karir jurnalistik sebagai video jurnalis (VJ) di Molluca TV pada 2011. Pada 2014, ia bergabung dengan Rajawali TV sebagai koresponden wilayah Maluku dan Maluku Utara, Kontributor tvOne di Maluku. Kontributor The Jakarta Post, Mongabay Indonesia, penulis lepas dan berkolaborasi dengan Tempo.co. Ia berkolaborasi dengan WatchdoC Documentary, salah satu rumah produksi audio visual yang memproduksi karya-karya jurnalistik audio visual. Pada 2020, ia bersama rekan-rekan di Ambon mendirikan Mollucas Center for Investigative Journalism (MCIJ) yang fokus pada isu hak asasi manusia, lingkungan, korupsi, hingga perdagangan anak dan perempuan. Christ kemudian mendirikan titastory.id. Ia telah mengikuti berbagai program training dan menerima beragam fellowship beberapa diantaranya seperti Fellowship Investigasi Bersama Tempo (IBT) di Tempo Institut pada 2019, Pulitzer Center, Fellowship dan Training of Trainer (Tot) Peace Journalism in Conflict Reporting oleh the Habibie Center, serta Alumni Yayasan pantau pada kelas Jurnalisme Narasi dan Kelas Kebebasan Beragama (KBB). Selain jurnalis Ia juga aktif berkolaborasi dengan NGO untuk meneliti kasus Agraria, Kerusakan lingkungan, petani dan masyarakat adat. Saat ini Ia tengah menempuh pendidikan Pascasarjana bidang Jurnalistik, Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Jakarta (USJ). Email: [email protected] Eko Cahyono adalah seorang Asisten Pengajar di Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA),Institut Pertanian Bogor (IPB) University. Ia alumnus S-1 di Fakultas Ushuluddin, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, S-2 Sosiologi Pedesaan di IPB University, dan saat ini tengah menempuh pendidikan S-3 di bidang yang sama di IPB University. Fokus keahlian Eko Cahyono meliputi: Studi agraria dan pedesaan, Pencegahan korupsi sumber daya alam dan kemiskinan, Kebijakan pertanian dan perdesaan, Konflik agraria dan sumber daya alam, Studi ekologi politik. Eko pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif Sajogyo Institute (2015–2018), sebuah lembaga yang berfokus pada penelitian agraria dan keadilan sosial di pedesaan. Eko juga aktif di berbagai jaringan penelitian dan advokasi, baik di lembaga pemerintahan seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Komnas HAM, maupun di berbagai LSM dan NGO yang berfokus pada isu-isu agraria dan sumber daya alam. Sejak 2013 hingga 2028, Eko Cahyono dipercaya sebagai anggota tim peneliti KPK dalam Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam (KPK-GNPSDA). Ia juga aktif sebagai bagian dari Tim Agraria di Komnas HAM, berperan dalam advokasi dan penyelesaian konflik agraria di berbagai daerah. Staf Dianthi memulai karier jurnalistiknya pada 2005 sebagai reporter di harian pagi Info Baru. Pada tahun 2009, Dianthi bergabung dengan Metro Maluku dan dua tahun kemudian dipercaya sebagai Redaktur Pelaksana. Ia menerima penghargaan dari Kepala Kejati Jakarta pada 2010 atas kontribusi mengungkap kasus korupsi di Maluku. Pada 2011 menjadi kontributor Vivanews.com, pengurus Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Ambon pada 2012. Ia mengikuti berbagai pelatihan, termasuk Peace Conflict Journalism (Pecojon) di Ambon dan Makassar, serta Lokakarya Kode Etik Jurnalistik dan Liputan Wilayah Konflik hasil kerja sama LPDS dan Kedubes Norwegia. Dianthi memiliki pengalaman meliput isu sengketa agraria, konflik masyarakat adat, serta kawasan penyangga Taman Nasional Manusela. Tahun 2020, ia bergabung dengan Titastory.id sebagai pimpinan redaksi. Email: [email protected]. Edison Waas memulai karir jurnalistiknya pada tahun 2011 sebagai wartawan lapangan di Koran Lokal Spektrum Maluku. Pada tahun 2019, Edison bergabung di Molucca TV sebagai reporter. Pada 2020, ia bergabung di Tabaos.id sebelum akhirnya direkrut menjadi bagian dari titastory.id, tempat di mana ia masih berkarya hingga saat ini sebagai Koordinator Liputan. Edison beberapa kali terlibat kolaborasi bersama Mongabay Indonesia. Mendapat Fellowship dari Aliansi Jurnalis Indpenden (AJI) Kota Ambon dan Organisasi Forest Watch Indonesia (FWI) pada 2024. Ia kemudian ikut kelas Jurnalisme Narasi dari Yayasan Pantau pada 2023 yang diasuh Andreas Harsono dan Janet Steele. Email: [email protected] Rabul memulai karir jurnalistik dari Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Aspriasi di Univesitas Khairun pada 2019. Sejak 2021 menjadi kontributor untuk Mongabay Indonesia dan Project Multatuli. Pada Januari 2025, berbagung dengan titastory.id. Dia telah mengikuti berbagai traning dan menerima beasiswa peliputan dengan topik lingkungan, seperti transisi energi, pangan, hilirisasi nikel, konflik masyarakat adat, industri kelapa sawit, dan satwa liar. Email: [email protected] Semuel akrab disapa Semmy. Ia dikenal sebagai seorang seniman yang menekuni bidang produksi musik dan video maker. Meski berlatar belakang sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat, perjalanan hidupnya membawanya ke dunia seni, aktivisme, dan jurnalisme visual. Pada tahun 2024, Semmy bergabung dengan titastory.id. Vanesia Lesnussa, lulusan Fakultas Hukum Unpatti 2023, memiliki pengalaman organisasi dan prestasi gemilang. Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris BEM, Wakil Ketua UKM Parade Cinta Tanah Air, Mahasiswa Berprestasi Fakultas Hukum 2022 dan Putri Pariwisata Maluku 2022. Sebagai Social Media Campaigner di Titastory.id, Vanesia mengelola media sosial, meningkatkan keterlibatan pembaca dan mempromosikan Maluku. Ia juga mengikuti Digital First Content Provincial Storytelling Workshop 2024. Vanesia membawa semangat, inovasi dan kreativitas dalam membangun hubungan dengan pembaca melalui platform digital. Christy seorang sarjana S1 lulusan Fakultas Ekonomi, Universitas Pattimura Ambon. Ia memulai karirnya pada 2023, menjadi karyawan di media online titastory.id pada divisi Administrasi dan Keuangan. Jurnalis & Kontriburor Sahdan memulai perjalanan jurnalistiknya pada 2016 sebagai wartawan dan fotografer di koran harian Ambon Ekspres. Pada 2024, ia bergabung dengan Titastory.id, ikut program Let’s Talk About Climate: Training Program for Journalists yang diselenggarakan oleh AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Kota Ambon dan DW Akademie. Email: [email protected]. Johan menjadi kontributor Jubi-Papua pada 2019-2020. Ia fokus melaporkan isu hak asasi manusia di wilayah Sorong,Papua Barat–sekarang Papua Barat Daya. Johan ikut kelas HAM dan KeadilanTransisi oleh Asia Justice and Rights (AJAR), Serikat Pekerja HAM (Sepaham Indonesia), dan Transitional Justice Asia Network. Pada tahun 2022, Johan bergabung dengan titastory.id, dan ikut kelas Jurnalisme Sastrawi oleh Yayasan Pantau dibawah bimbingan Andreas Harsono dan Janet Steele. Samsudin akrab disapa Ongen, adalah seorang pegiat media sosial dengan latar belakang pendidikan S1 Administrasi Negara dari Universitas Darusallam (2014). Meskipun tidak memiliki pendidikan formal di bidang jurnalistik, pemuda asal Negeri Geser ini memiliki ketertarikan mendalam pada dunia tulis-menulis. Ongen aktif menulis artikel terkait isu sosial, wisata, budaya, dan olahraga di blog pribadinya. Kecintaannya pada dunia aktivisme, terutama yang berfokus pada seni, semakin menguatkan langkahnya untuk terjun ke dunia media. Susi memulai karir jurnalistik di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Aspirasi Universitas Khairun pada 2020. Ia menjabat sebagai pimpinan redaksi di pers mahasiswa Aspirasi 2023-2025.Ia suka menulis cerita dan puisi. Beberapa kali ikut training dan mendapatkan fellowship jurnalistik. Sofyan, seorang jurnalis dan aktivis pers mahasiswa di LPM Lintas IAIN Ambon (2016). Ia memperoleh pengakuan atas perannya dalam menerbitkan majalah “IAIN Ambon Rawan Pelecehan” yang memicu pembredelan LPM. Sofyan mengikuti program “Let’s Talk About Climate” (2024) oleh AJI Ambon dan DW Akademie. Sebagai mahasiswa Jurnalistik IAIN Ambon, Sofyan menunjukkan komitmen kuat terhadap jurnalistik dan keberanian menyuarakan kebenaran, menembus lebih dari 20 semester dengan semangat tak terkalahkan.