Razia TNI, Pemuda Papua Ditembak di Pegunungan Bintang, KNPB Desak Militer Ditarik

06/08/2025

titastory, Oksibil – Seorang pemuda bernama Naris Kalakmabin (17) menjadi korban penembakan oleh aparat TNI di Pos Serambakon, Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. Ia ditembak di bagian kaki saat tengah mengendarai sepeda motor untuk menjemput penumpang pada Senin pagi, 4 Agustus 2025.

Penembakan yang terjadi saat aparat melakukan sweeping kendaraan ini menuai kecaman keras dari berbagai pihak. Salah satunya dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Pegunungan Bintang, yang mendesak pemerintah segera menarik aparat militer non-organik dari wilayah tersebut.

“Peristiwa itu terjadi saat korban tengah menjemput penumpang. Saat melintas dengan kecepatan tinggi, bukannya diberi peringatan atau diberhentikan, justru langsung ditembak. Dua peluru bersarang di kakinya,” kata Ilarius Kakyarmabin, Juru Bicara KNPB Pegunungan Bintang, dalam siaran pers yang diterima titastory, Rabu (6/8/2025).

Korban terbaring di RS setelah mendapatkan perawatan medis. Foto : Ist

Bukan Insiden Pertama

Menurut Ilarius, penembakan terhadap Naris bukanlah insiden pertama. Ia menyebut, sejak penempatan militer secara besar-besaran di Pegunungan Bintang, aksi kekerasan terhadap warga sipil semakin meningkat.

“Korban pengguna jalan, terutama tukang ojek, seringkali menjadi sasaran tanpa proses hukum yang jelas. Ini bukan penegakan hukum, ini bentuk brutalitas militer,” tegasnya.

Ilarius juga menyinggung kehadiran aparat non-organik yang dinilainya tidak proporsional. “Jumlah personel militer lebih banyak dari jumlah penduduk. Warga bukan merasa aman, justru ketakutan dan trauma,” katanya.

Situasi Warga Mencekam

Menurut informasi lapangan yang dihimpun KNPB, pos militer yang menjadi lokasi sweeping didirikan di kawasan pemukiman. Aktivitas personel TNI juga disebut telah mengganggu warga, mulai dari pembongkaran rumah warga untuk diambil kayunya sebagai bahan bakar, hingga interogasi sepihak terhadap warga sipil.

“Warga hidup dalam tekanan, bukan hanya siang, tapi juga malam hari. Ini tidak bisa dibenarkan,” ujar Ilarius.

Saat ini, Naris Kalakmabin telah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Kondisinya masih dalam pemantauan medis. Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari Kodam XVII/Cenderawasih terkait insiden penembakan ini.

Kekerasan Terstruktur?

KNPB menilai penembakan ini sebagai bagian dari kekerasan negara yang sistematis terhadap masyarakat Papua. Mereka meminta agar pemerintah pusat melakukan evaluasi total atas pendekatan keamanan yang selama ini diterapkan di wilayah pegunungan Papua.

“Militerisasi di Papua telah gagal. Yang diperlukan adalah pendekatan damai, bukan penembakan terhadap warga sipil. Tarik pasukan non-organik, dan buka ruang dialog,” tegas Ilarius.

Penulis: Johan Djamanmona

 

error: Content is protected !!