titaStory.id, papua tengah – Puluhan siswa dan siswi asal Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua Tengah melakukan pawai sambil menandu Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Dogiyai, Fredy Yobee. Aksi ini merupakan kebahagiaan untuk merayakan kelulusan mereka.
Evoria tak terhindarkan. Para pelajar ini dinyatakan lulus 100 persen. aksi coret coret pakaian seragam pun dilakukan. Kali ini para siswa siswi di sekolah ini justru menggambar pakaian seragam bercorak Bendera Bintang Kejora (BK) yakni bendera yang diidentikkan dengan gerakan Organisasi Papua Merdeka.
Aksi ini pun menyedot perhatian warga dan juga warga net. Beberapa foto dan video perayaan siswa-siswi ini pun viral di media sosial. Penyebabnya, mereka merayakan kelulusan mencoret seragam bercorak bendera Bintang kejora, dengan melakukan longmars.
Aksi ini membuat jalan raya di Kota Dogiyai, Papua Tengah, macet seketika, para siswa-siswi ini melakukan konvoi dengan menandu Kepala Sekolah.
Dikutip dari laman facebook Pace Mee Okogouda, sebelum longmars dilakukan semua siswa diwajibkan mencoret pakian sergam dengan gambar Bintang Kejora dengan cara diwarnai dan dilakukan oleh Pol PP Frans Tebay di depan pintu sekolah.
Dari unggahan yang diposting di media sosialnya, pada senin 6 april 2024, akun atas nama Pace Mee Okogouda, menulis tentang siswa di SMA Papua Tengah usai dengar hasil kelulusan Ujian Nasional di warnai dengan coret Bintang Kejora (BK). Saat dinyatakan lulus adalah 100 persen, anak anak SMA baru lulus ini membawa kepala sekolahnya mengelilingi Kota Dogiai dengan baju bercoretan bintang kejora.
Dalam postingannya, terlihat foto-foto kelulusan tahun ini dengan semangat dan keberanian mencoret baju dengan warna BK.
“Nasionalisme Papua akan terus tumbuh di generasi generasi penerus hari ini walaupun kolonial Indonesia terus membunuh dan rencana untuk memusnahkannya. Generasi mudah inilah yang akan mempertahankan harga diri bangsanya sampai titik perbatasan,” tulis Pace Mee Okogouda di dinding berandanya.
Dalam ungghannya, akun Pace Mee Okogouda tulis bahwa persatuan tanpa batas perjuangan sampai menang sehingga mereka harus akhiri.
Selain unggahan yang diposting oleh Pace Mee Okogouda, Video dan foto-foto ini juga viral dan dibagikan oleh akun facebook Aliansi Mahasiswa Papua-AMPdan mendapat ratusan komentar. ((20+) Pelajar, Siswa Siswi SMA Negeri 2… – Aliansi Mahasiswa Papua-AMP | Facebook).
Dilansir dari media lokal Papua, jubi.id, dengan judul “Lulus SMA, siswa di Dogiyai berbaju Bintang Kejora arak kepsek di jalan raya” (Lulus SMA, Siswa Di Dogiyai Berbaju Bintang Kejora Arak Kepsek Di Jalan Raya | Jubi Papua), Salah seorang siswa, Melkias Yobe menceritakan, pihaknya melakukan konvoi dengan menandu Kepala Sekolah. Selain itu mereka juga mengecat baju seragam dengan motif Bintang Kejora karena gembira dinyatakan lulus Ujian Nasional.
“Tadi pihak sekolah telah mengumumkan hasil kelulusan, kami semua dinyatakan telah lulus 100 persen dengan murid berjumlah sekitar 170 siswa di SMA Negeri 2 Dogiyai dari dua jurusan, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial,” katanya kepada Jubi melalui Messenger.
Yobe mengatakan ia dan teman-temannya melakukan aksi tersebut karena rasa bahagia.
“Kebahagiaan, rasa bersyukur, dan tanda terima kasih mereka dapat menunjukkan kepada seluruh masyarakat Dogiyai yang ada di sekitar kota Moanemani dengan budaya Mee (yuu waitai),” katanya.
Yobe mengatakan, pihaknya melakukan aksi coret baju karena sebagai kenang-kenangan.
“Kami mencoretkan coretan di baju mereka, demi meninggalkan kenangan dan semangat untuk perjuangan hidup. Kali ini juga beberapa anak menunjukkan baju Bintang Kejora yang selama ini dijuluki sebagai bendera West Papua,” ujarnya.
Yobee mengatakan para siswa melakukan hal itu karena perjuangan Papua.
“Kita berjuang dan juga menentukan nasib sendiri kita tidak bisa diam-diam karena kita akan hidup dan mati di tanah kita sendiri,” katanya.
Salah seorang guru yang enggan disebutkan Namanya membenarkan ada aksi tersebut.
“Tadi ada siswa-siswi yang melakukan konvoi menandu kepala sekolah keliling Mowanemani,” ujarnya. “Kegiatan pencoretan baju itu di luar dari ekspektasi kami, kami juga terkejut setelah anak-anak datang dengan bajunya sudah dicoret Bintang Kejora,” tambahnya.
Jubi.id mencoba menghubungi kepala sekolah untuk mendapatkan cerita terkait aksi itu, namun hingga berita diturunkan belum ada respon dari pihak terkait . (TS-01)
Discussion about this post